2.4 Penjelasan dan Surat

647 128 75
                                    

This is a long chapter.

#24-Chocolate Custard

⭕⭕⭕

Isn't it hurt, giving someone the best of you and watching them choose someone else?

⭕⭕⭕

"Papa. Chaca mau nanya satu hal." ucapku mantap. "Tapi Papa janji untuk jawab sejujur-jujurnya."

Papa yang sedang menonton TV mengalihkan perhatiannya kepadaku. "Loh, udah main sama Lukenya?"

Aku mengangguk. Kemudian aku mengeluarkan foto yang selama ini aku simpan di lemariku. "Papa...bisa jelasin ke Chaca tentang ini?"

Papa mengamati foto itu lama. "Kamu dapat dari mana?"

"Udah lumayan lama Chaca nemunya. Waktu itu nemu di gudang pas Chaca bersih-bersih," jawabku jujur.

Papa membenarkan posisi kacamatanya. "Keluarga di foto ini adalah-"

"Keluarga kita dan keluarga Luke." potongku cepat.

Papa menaikkan alisnya. "Itu kamu sudah tahu. Apa yang masih mau kamu tanyakan?"

Aku menghela napas panjang. "Luke nunjukkin foto yang sama ke aku barusan, yang membedakan hanya tulisan di belakangnya. Dan karena alasan itu aku cepet-cepet pulang ke rumah. Jadi, Pa, apa Chaca berhak tahu sesuatu?"

Papa terdiam cukup lama. Mata cokelatnya seakan memutar kejadian 16 tahun silam, tahun ketika foto ini diambil.

"Papa dan Om Andy adalah sahabat sejak SMA," Papa memulai ceritanya. "Dan ternyata kami bekerja di perusahaan yang sama ketika dewasa. Ketika Luke lahir, Mama sedang hamil kamu. Dan Tante Liz adalah wanita yang selalu memberi nasihat perihal kehamilan ke Mama. Karena itu adalah kehamilan pertama Mama, sedangkan Tante Liz sudah punya dua anak saat itu, 3 ditambah Luke."

Aku masih sangat serius mendengarkan. "Lalu, sekitar bulan Februari 1997, Papa mengundang semua kerabat. Termasuk Om Andy dan keluarganya, namun saat itu yang datang hanya Om Andy, Tante Liz, dan Luke karena kedua kakaknya sedang berlibur di rumah nenek mereka."

"Karena mengingat pertemanan Papa dengan Om Andy dulu, kami sama-sama berharap, akan sangat bahagianya jika suatu saat kalian bisa bersama." Papa menatapku lembut. "Tapi bukan perjodohan, Ca. Papa dan Mama tidak akan pernah memaksa kamu untuk kelak menikahi lelaki ini itu. Semua keputusan ada di tangan kamu. Papa dan Mama hanya berharap yang terbaik buat kamu, sudah itu saja."

Aku terdiam lama. Entah dari mana, tiba-tiba Mama ikut bergabung dengan percakapan kami.

"Ah kamu, 'kan baru mau lulus SMA, Ca. Masa depan masih panjang. Santai aja.." Mama mengusap kepalaku lembut.

Santai kayak di pantai ya mah? Hehe aku lucu banget

Setelah itu Papa pergi meninggalkan kami. "Udah tuh, lanjut sana ngobrol sama Mama."

"Kok tiba-tiba nanya tentang foto ini, Ca?" tanya Mama ketika cuma ada kami berdua.

"Nggak tiba-tiba sih, Ma," aku terkekeh. "Udah lama mau Chaca tanyain, tapi, waktunya baru pas sekarang."

Gelato // [cth] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang