2.1 Tante Joy dan Rumah

635 119 112
                                    

#21-Fudge Marble

⭕⭕⭕

Beberapa hari dalam sebulan, papa biasanya akan pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Dan mama, being the perfect wife as she is biasanya akan ikut menemani, meninggalkan aku di rumah sendirian selama beberap hari.

Kalau waktu itu datang, sudah pasti aku bertugas sendiri di rumah. Mulai dari membereskan rumah, memasak, sampai berbelanja kebutuhan sehari-hari. Untungnya, Michael bersedia memberiku tumpangan ke sekolah, bersama Valen tentunya.

Ketika aku sibuk mengambil beberapa kotak susu, seorang wanita paruh baya menepuk pundakku pelan. "Rianna, sayang," ucap wanita itu ramah.

Aku menolehkan kepalaku. "Tantee!!" balasku sambil memeluknya singkat. "Apa kabar?" tanyaku sambil tersenyum.

"Baik. Kamu gimana? Keluarga sehat?" balasnya dengan nada yang amat ramah. Aku tersenyum sambil mengangguk "Sehat, Tante."

Dan berdiri di belakang wanita itu adalah Calum. Dan wanita yang kumaksud adalah ibunya. Tante Joy. Wanita yang sudah lama sekali tidak aku temui. Calum memakai kaos band kesukaannya dengan celana panjang dan sandal swallow. Rambutnya tidak tertata rapi dan wajahnya terlihat bosan. Tapi, terlepas dari itu semua, dia tetap terlihat--well, Calum, dia selalu tampak mengesankan.

"Hai," aku menyapanya dan Calum mengangguk sambil tersenyum, "Hei."

"Nemenin mama?" tanyaku berusaha terdengar akrab. Calum tertawa, menatap ibunya lama, "Pasti. Ibu Negara." jawabnya yang dibalas dengan derai tawa dari ibunya.

"Rianna sendirian, sayang?" tanya Tante Joy lagi. Aku mengangguk. "Iya, Tante. Mama lagi nggak di rumah."

"Papa dinas, Ca?" kali ini Calum yang bertanya sambil masih menjinjing keranjang belanjaan milik ibunya.

"Iya." jawabku sambil mengangguk. "Keluar kota. Mama nemenin."

"Loh, jadi tadi kesini sama siapa?" tanya Tante Joy lagi, sambil meminta Calum untuk mengambil susu kaleng yang letaknya cukup tinggi.

Aku tersenyum, "Pake Go-Jek, Tante."

"Ih!" Tante Joy memukul lenganku pelan dengan gerakan khawatir. "Nanti pulang biar bareng Tante sama Calum, ya? Nanti dianterin ke rumah." ucapnya sebelum bertanya kepada Calum, "Nggak apa-apa kan, ya, Cal?" Dan Calum mengangguk singkat.

"Aduh Tante-"

"Mama kangen sama kamu, Ca," Calum tertawa kecil. "Iya, 'kan, Ma?"

Dan Tante Joy mengangguk, menarik pelan lenganku. "Ayo..kamu mau beli apa lagi?"

Aku terpaku. Bukan, bukan karena aku sedang berusaha mengingat barang apa yang harus aku beli lagi.

Tapi karena ucapan Calum tadi.

Mama kangen sama kamu, Ca

Sama kamu, Ca

Kamu, Ca.

Anjir.

Aku tertawa dalam hati, lagi-lagi merasa bodoh dan segera menepis pikiran-pikiran menggelikan itu.

⭕⭕⭕

Gelato // [cth] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang