#25-Red Velvet
⭕⭕⭕
Kelulusan bagiku adalah hari yang membahagiakan.
'Anjing, ini gue seriusan lulus? '
Setidaknya itulah yang terlintas di pikiranku saat ini.
Enggak, sih. Itu gue lebay aja. Hehe.
Tidak terasa aku sudah melewati 3 tahun terakhir dengan bermacam-macam cerita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak.
Masa SMA, masa dimana kamu tidak perlu sibuk mengurusi hari ini harus pakai baju apa, hari esok harus yang bagaimana, karena (jelas) kamu masih berseragam.
Masa dimana tidak ada perasaan buru-buru di hari Senin dan sibuk nyari topi dan dasi sana-sini.
Masa dimana ketika guru tidak hadir, sekelas akan bersorak gembira.
Masa dimana kelas berisik dan ditegur kelas sebelah.
Masa dimana satu peer, satu yang mengerjakan, namun dikopi teman sekelas.
Ah, jadi curhat kan gue
Bagiku, kelulusan adalah sebuah awal yang baru.
Awal yang baru untuk semuanya.
⭕⭕⭕
Prom Night angkatanku berjalan dengan meriah. Michael, Ashton, Calum, dan Luke tadi sempat tampil sebagai band dan menambah keseruan acara.
"Akhirnya, calon mahasiswa baru, woy!" teriak Luke senang. Kami semua tertawa.
"Yang dapet undangan, mah beda," aku memukul lengannya ringan.
"Unpad Geulis, euy!" Valen menyenggol Leona, dan gadis itu tertawa kecil. "Anak Bandung, bro!" Ia merangkul Luke ringan.
"Yang masih berjuang di SBMPTN bisa apa?!" Aku melirik kearah Ashton dan Michael. Kemudian Michael memelukku, "Nggak apa-apa, Ri."
"Set..ada yang marah, ada yang marah," Calum tersenyum jenaka kearah Valen.
"Bubar! bubar! bubar!" Seru Ashton kencang hampir menyaingi lagu yang sedang berputar.
"Yang jadi bule mah beda," aku tertawa, menepuk pundak Calum pelan. Meski masih terasa asing, aku berusaha untuk menutupinya. Aku tidak mau kami menjadi canggung satu sama lain.
"Gila gila, yang di Australia mah nggak usah ditanya," Leona ikut menanggapi.
"Jangan nikah sama bule, Cal," Valen menggelengkan kepalanya. "Seksian orang sini."
"Nggak akan lah," Calum menjawab sambil bercanda dan entah kenapa aku merasa ia mengatakan itu sambil menatapku.
Yah geer anjir
"Pokoknya," Ashton meneguk minumnya sebentar. "Kalau udah pada sukses, jangan pada lupa. Apalagi lo, Luke, gue sering bayarin kas lo, anjing."
Luke cengengesan. "Gampang. Tunggu gue lanjut di Harvard, yah!"
"Mimpi taik!"