0.6 Langit Kota dan Bangunan

949 197 34
                                    

HEY DADDY U LOOK SO FINE

#6 - Bacio*
Bah-chyo

⭕⭕⭕

"Kenapa Kat?" tanyaku saat melihat Katherine -sepupuku yang berumur 5 tahun-keluar dari kamarnya sambil berlari kepelukanku.

"Kat.." ia terisak. "Mimpi jelek. Kat takut," lanjutnya pelan.

Aku memeluknya erat, "Cup cup. Jangan nangis ah, kan sekarang ada kakak. Bobok lagi ya? Nanti Katherine capek."

Katherine menggeleng, "Takut. Mommy manaaa?" Rengeknya.

Mampus.

Mata hitamnya yang bulat berair sementara rambut panjangnya yang juga berwarna hitam legam tetap terasa lembut.

"Mommy belum pulang sayang." Aku mengusap air matanya. "Bobok ya? Nanti pas Kat bangun, kakak janji mommy udah ada di samping Kat, Oke?"

Katherine terdiam lama sambil masih sesenggukkan. "Sama kak Calummm.." pintanya.

Calum-yang dari tadi duduk di sofa- mendengarnya dan segera berdiri, mengambil Kathrine dari pelukanku dan kemudian menggendongnya.

"Jangan nangis lagi ah," ucapnya lembut. "Bunny aja ga nangis, nanti Kat kalah sama Bunny." Ia tersenyum sambil memainkan rambut Katherine dengan sayang. "Bobok ya?"

"Mamauuu..Mo left me." Ucap Katherine polos sambil menggelengkan kepalanya.

"Mo siapa sayang?" tanya Calum pelan.

"Friend. Mo diambil bad monster." Rengek Katherine.

Aku tahu Mo adalah teman khayalan Katherine.

"Tapi 'kan ada kakak?" Calum berjalan kearah kamar Katherine. Sebelum ia menutup pintu kamar milik Katherine, aku bisa mendengar Calum berucap pelan,"Kalau ada monster, pasti kalah sama kakak. Jadi bobok lagi ya? Nanti Katherine capek sayang."

⭕⭕⭕

Malam Sabtu ini aku dan Calum sedang menjaga sepupu-ku yang sedang ditinggal sendirian di apartmentnya, alias apartment milik Tante Sandra dan Om Jo. Untung saja Katherine anak yang tidak rewel, bahkan jam 8 ia sudah tertidur lelap.

"Caa," panggil Calum tiba-tiba. "Sini. Keluar."

Aku melangkahkan kakiku menuju balkon apartment Tante Sandra. "Gedung-gedungnya bagus." Ucap Calum.

Aku memandangi pemandangan kota dari lantai 17 apartment ini. Suasananya ramai sekali, seperti tidak ada waktu istirahatnya bahkan sejenak saja. "Lights pollution." ucapku.

"Kamu ngerusak suasana." Tegur Calum sambil cemberut.

Aku menatapnya sambil tersenyum, "Kat udah tidur?"

"Udahlah." Calum tertawa, "Anak kecil mana sih yang enggak suka sama aku?" tanyanya bangga.

"Iyain." Balasku singkat. Suka males sama Calum kadang.

Aku dan Calum berdiri sambil menikmati keheningan dan angin malam yang bertiup lembut. Setiap malam datang, entah seberat apapun masalahnya, rasanya aku jadi yakin bahwa hari esok akan datang dan semua akan baik-baik saja.

Gelato // [cth] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang