Kesembilan
"If you give me what i want. Then i'll give you what you like."
—Give You What You Like, Avril Lavigne (lirik)—
"Gue Naraka." Cowok itu memperkenalkan dirinya dengan nada dan wajah datar.
Feri tersenyum miring. "Siapa yang udah lo kalahin? Yakuza?" Dia mencemooh.
Naraka tetap tenang. "Lo percaya bahkan gue pernah ngebunuh orang?"
Sontak semua orang yang ada di sana melongo kaget, apa Naraka serius dengan perkataannya? Dilihat dari wajahnya yang datar sepertinya ucapannya bukan candaan.
"Gue percaya," kata Feri memecah keheningan.
"Kalau gue kalah, motor gue jadi milik lo." Naraka tidak menyebutkan hal apa yang diinginkan jika dia menang.
"Jika lo menang?"
Bukannya menjawab Naraka malah tersenyum miring. Ekspresinya benar-benar terlihat menakutkan. "Kita liat saja nanti," katanya sambil melirik Sagar yang diam melihat dirinya.
Seseorang maju ke depan, menyuruh ketiga cowok yang akan balapan untuk bersiap di garis start. Sagar mengancingkan jaketnya hingga ke leher lalu memakai helmnya kemudian bersiap menaiki motor maticnya namun terhenti ketika merasakan ujung jaketnya ditarik seseorang.
"Lo beneran datang?!" pekik Rhea tidak percaya. Padahal dia sudah menunjukan nilainya yang masih tetap anjlok pada Sagar dengan harapan semoga cowok itu tidak memperjuangkan nilainya yang merah. Bahkan dia sama sekali tidak memberitahukan di mana balapan akan diselenggarakan.
Tapi, Sagar memang cowok sinting, keras kepala lagi.
"Lho, Rhea?! Aku nyariin kamu ke mana-mana juga." Sagar tersenyum, seolah tidak kesal apalagi marah dengan kelakuan Rhea yang sama sekali tidak menepati janjinya.
"Lo beneran mau ikutan balapan ini?"
"Lha, emangnya kenapa? Kan, aku udah janji sama kamu. Aku bakalan menangin balapan ini sesuai yang kamu mau."
"Tapi—"
"SIAP!" teriak seseorang.
Rhea menatap Sagar khawatir, jika cowok itu benar-benar ikutan balapan ini maka bisa dijamin hidup Sagar akan sengsara. "Lo nggak usah ikutan aja deh, Gar. Gue nggak mau ngan—"
"Aku bakal menang dan baik-baik aja. Kamu tunggu di sini, aku akan berusaha menangin balapan ini dan bersihin nama kamu."
Rhea tidak bisa membalas Sagar karena cowok itu keburu naik motor, terakhir tersenyum padanya dan melajukan motornya secepat mungkin. Dalam hati Rhea mendesah panjang, untuk pertama kalinya berdoa setelah sekian lama; dia ingin Sagar selamat
.
Sagar berada di tengah-tengah sedang yang memimpin adalah Feri sendiri. Naraka terlihat tenang-tenang saja melajukan motornya. Seolah dia memang tidak berharap untuk memenangkan balapan ini. Cowok itu menarik gas, hampir menyalip Feri yang mungkin saja sedang lengah. Dalam kepalanya dia harus memenangkan balapan ini jika ingin Rhea berubah dengan kemauannya sendiri.Dalam hati Sagar tersenyum, bahkan tadi Rhea terlihat khawatir padanya.
Saat mereka hampir tiba digaris finish, Sagar berhasil mendahului Feri dan melihat kerumunan orang-orang yang menandakan garis finishnya.
Tapi sayangnya Feri tidak tinggal diam, hampir saja dia menjatuhkan andaikan—dengan sangat cepatnya—Naraka tidak menghalanginya dan berbalik menyelakai Feri sampai motornya berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Half
Teen FictionSagar putus asa ketika dokter menyatakan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Tetapi Tuhan memberi kesempatan pada Sagar. Dia akan sembuh jika Sagar berhasil merubah seseorang menjadi lebih baik. Dan pilihannya jatuh pada Rhea-cewek nakal yang suka...