Keduapuluh Delapan

2.1K 193 81
                                    

Keduapuluh Delapan

"Rasa sakit yang sesungguhnya adalah ketika kau kehilangan seseorang yang kau cintai."

Sword Art Online—

Om Kemal belari hendak masuk ke dalam ruangan IGD. Namun seseorang menghalanginya, dan tidak memperbolehkannya masuk meski pun Om Kemal seorang dokter. Saat ini Sagar tengah ditangani oleh dokter ahli jantung.

Meski Om Kemal masih merasa cemas dan sedikit kesal, dia mundur melihat Nizam yang tampak terpuruk. Terlihat jelas kalau cowok itu sedang terguncang, tidak lama kemudian Putri datang, langsung terdiam kaku melihat Nizam yang juga sedang menunggu Sagar.

"Ngapain lo di sini?" tanyanya, tidak suka.

"Aku nunggu Sagar."

Putri tersenyum sinis. "Orang kayak lo nungguin Sagar? Pergi, Sagar nggak pengen liat lo di sini."

Namun Nizam tetap bertahan, dia tidak akan meninggalkan Sagar. Dia sudah menghancurkan hidup Sagar yang seharusnya tidak dia lakukan. Maka dari itu dia ingin menebus dosanya.

Putri hendak mengatakan sesuatu Namun ditahan oleh Om Kemal dengan membawa Putri ke ruangannya.

Di dalam sana, Naraka berusaha untuk mengembalikan detak jantung Sagar yang semakin melemah.

"Detak jantungnya tidak kembali," kata Ethan. Noah ikut melihat ke arah layar monitor, setuju dengan pendapat sahabatnya.

Naraka terengah, dia mengabaikan Ethan dan Noah. Dia terus menekan Dada Sagar. "Satu, dua, tiga, satu, dua, tiga ..."

Noah menghentikan Naraka. "Raka, hentikan!" perintahnya, Namun lagi-lagi diabaikan oleh Naraka.

Ketika detak jantung Sagar kembali barulah Naraka berhenti, dia menatap Noah Dan Ethan bergantian. "Bawa Sagar ke ruang operasi, pendarahannya harus dihentikan, dan ..."

"Kamu gila!!" bentak Noah kesal.

Naraka tidak membalas, hanya menatap Noah datar kemudian keluar dari dalam ruangan. Om Vano dan istrinya langsung menyambut Naraka, wajah mereka sembab dan khawatir.

"Bagaimana keadaan Sagar? Apa dia baik-baik saja?" tanyanya.

Masih dengan wajah datar Naraka menyahut, "Kondisi Sagar tidak baik-baik saja." Cukup hanya dengan mengatakan kalimat pendek Naraka berlalu pergi meninggalkan Om Vano dan Tante Wenda yang tampaknya kurang puas dengan jawaban Naraka.

Mulanya Naraka tidak peduli, namun baru saja dia melangkah seketika kedua kakinya berhenti. Berbalik, menatap Om Vano dan Tante Wenda dengan mata menyipit, cukup heran juga dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Kalian ... ingin Sagar selamat?" tanyanya. Kedua orang itu mengangguk antusias. "Bagaimana jika kalian memberikan jantung Ilma pada Sagar?"

Sontak saja Om Vano dan Tante Wenda terkejut mendengarnya. Bagaimana bisa Naraka menyuruh merrka melakukan hal keji seperti itu?

Naraka tersenyum miring. "Tentu saja kalian tidak mau," gumamnya. "Tapi, saya rasa Ilma tidak punya harapan lagi." Bersamaan dengan itu dokter yang menangani Ilma datang menghampiri Om Vano dan Tante Wenda.

Naraka tidak lagi mengacuhkan mereka, dia masuk ke dalam ruangan milik Noah. Memikirkan langkah tepat untuk menyelamatkan Sagar. Bukan hanya pendarahannya saja yang harus dihentikan, Sagar juga membutuhkan donor jantung. Belum lagi tingkat keberhasilan operasinya, bisa saja operasinya gagal.

His HalfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang