Finaly his come! Say hello to Sam' ghost.
Kesepuluh
"Setiap orang menahan sakit dalam hatinya."
—Fairy Tale—
Keesokan harinya Rhea sengaja datang pagi-pagi ke sekolah setelah memastikan kalau Sagar akan datang. Dia menunggu di depan gerbang sambil sesekali melihat jam tangannya. Kata orang-orang Sagar selalu datang pagi-pagi tapi ini sidah hampir pukul tujuh pagi sedangkan cowok itu belum juga datang.
Saat Rhea hampir menyerah, tiba-tiba dia mendengar suara motor yang ternyata sedang dikendarai oleh Sagar. Dari kejauhan saja wajah cowok itu sudah lebam-lebam, apa semalam Sagar kalah melawan Moza? Didera rada khawatir Rhea langsung menghalangi Sagar masuk ke dalam dan hampir membuat cowok itu hilang keseimbangan.
"Ampun deh, Rhe. Kalau aku jatuh gimana?" pekik Sagar.
Rhea mengangkat bahunya tidak peduli. "Kalau kamu jatuh ya tinggal bawa ke rumah sakit aja. Gampang, kan?"
Sagar hanya cemberut, kemudian dia menyuruh Rhea untuk naik karena tahu Rhea sedang menunggu penjelasannya. Dengan tidak memedulikan tatapan semua orang Rhea naik ke motor maticnya Sagar walau yang mereka tuju tidak seberapa jauh. Tapi percayalah, Sagar ini satu-satunya cowok tukang ngiles. Kalau tidak ditahan, cowok itu tidak akan buka mulut.
Diperhatikannya wajah Sagar yang penuh lebam kemudian memberikan kotak obat ke Sagar.
Sagar tersenyum menggoda. "Gak mau sekalian obatin muka aku juga?" tanyanya.
Kalau saja Sagar sedang tidak terluka sudah Rhea pukul tuh wajah, tapi Rhea malah tersenyum—terkesan menakutkan sesungguhnya. "Obatin? Kalau mau gue pukulin dulu baru gue obatin."
Senyum di wajah Sagar luntur. "Yahh, gitu banget, sih." Dia mencebik, hanya menyimpan kotak obatnya, Rhea tidak peduli, dia hanya memanggil Sagar dan bertanya kenapa Sagar berusaha keras buat menang padahal dirinya saja tidak berusha untuk memperbaiki nilainya yang masih tetap jelek. Kenapa Sagar menolongnya dari Moza? Rhea tahu jika Sagar berurusan dengan ketua geng itu maka selamanya Sagar tidak akan lepas dari ancaman Moza sebelum cowok itu mengalahkan Sagar.
"Aku udah tau semua resikonya, meski aku berusaha menahannya tapi semuanya tetap terjadi 'kan?" Sagar tersenyum. "Aku nggak suka mereka nyakitin kamu. Cuma pecundang yang mukul cewek, dan aku bukannya udah janji sama kamu bakalan nepatin janji aku? Aku berhasil menang, dan semua resikonya, bakal aku terima asalkan kamu baik-baik aja."
Rhea diam. Mulutnya terkunci. Dia hanya bisa memandang senyuman lebar Sagar yang untuk pertama kalinya berhasil menyihirnya untuk terus menatap Sagar. Tidak ada orang yang berkata seperti itu selain kakaknya. Tidak ada yang mau dirinya baik-baik saja selain kakaknya yang meninggalkannya. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama ada lagi orang yang menginginkan keberadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Half
Teen FictionSagar putus asa ketika dokter menyatakan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Tetapi Tuhan memberi kesempatan pada Sagar. Dia akan sembuh jika Sagar berhasil merubah seseorang menjadi lebih baik. Dan pilihannya jatuh pada Rhea-cewek nakal yang suka...