Keduapuluh Lima
"Aku menyadari, mimpi indah hanya membuatku tidak bahagia ketika aku terbangun. Seharusnya, aku tidak bermimpi indah sejak awal."
-Man From The Star-
"Rhea!" panggil seseorang.
Rhea yang saat itu hendak masuk ke dalam rumahnya, seketika terhenti saat melihat Nizam berdiri menunggunya di pintu gerbang. Dalam hati bertanya-tanya; kenapa tiba-tiba cowok yang notabenenya adalah sahabat baik Sagar datang ke rumah Rhea.
"Nizam, ada apa? Tiba-tiba datang ke rumah gue."
Nizam melangkah maju menghampiri Rhea, ekspresinya murung. "Ada sesuatu yang pengen gue omongin sama lo," sahutnya pelan.
Rhea mengerutkan keningnya, dia benar-benar bingung. "Apa yang mau lo omongin?"
Nizam terlihat ragu sesaat. "Ini tentang Sagar, lo pengen tau kenapa Sagar ngedeketin lo terus nembak lo?"
Rhea menganggukan kepalanya. Tadi siang dia memang bertanya hal tersebut pada Sagar, namun cowok itu enggan menjawabnya dan berjanji akan memberitahu alasannya nanti. "Ya, tapi kenapa?""Apa lo tau kalau Sagar cuma mamfaatin lo doang?"
"Apa?" Rhea bingung, kenapa Nizam tiba-tiba berkata seperti itu.
"Sagar sakit jantung, dia bisa hidup kalau dia berhasil ngerubah lo yang nakal jadi baik."
Rhea merasa ada sesuatu yang memukulnya, namun tidak ada siapa pun, Nizam tetap berdiri beberapa meter darinya. Kemudian matanya menatap tajam Nizam. "Jangan bercanda sama gue!" Rhea menaikan suaranya. Tidak mungkin Sagar sakit, cowok itu terlihat baik-baik saja.
"Apa lo tau kenapa Sagar selalu bolos dan nggak bisa dihubungi?"
Rhea mencoba menyangkal, tidak mungkin Sagar membohonginya apalagi menghianatinya. "Karena dia suka lupa bawa hape."
Nizam tersenyum miring. "Dan lo percaya gitu aja? Lo bodoh banget, Sagar nggak pernah lupa bawa hape ke mana pun dia pergi. Dia nggak bisa dihubungi karena dia lagi di rumah sakit."
"Bohong! Sagar nggak sakit, dia baik-baik aja!" Tatapannya menajam. "Kenapa tiba-tiba lo ngomong kayak gitu? Kenapa lo ngomong sembarangan tentang Sagar?"
Nizam menghela napas. "Karena gue ... nggak pengen Sagar nyakitin hidup orang lagi." Rhea mengerutkan keningnya. "Udah cukup dia ngancurin keluarga gue."
Tatapan Nizam menajam. "Sagar nggak sebaik yang terlihat. Lo juga harus tau kalau Sagar cuma main-main sama lo. Dia nggak sepenuhnya suka sama lo, dia cuma mamfaatin lo biar dia bisa hidup sekaligus nepatin janjinya sama Rayya."
"Rayya?" Apa maksudnya semua ini.
"Ahh, pasti lo juga nggak tau tentang ini," kata Nizam mengejek. "Sagar sama Rayya sangat deket, hampir kayak orang pacaran. Mereka selalu bersama-sama. Tapi sayang, Sagar ngehianatin Rayya. Harusnya waktu Rayya nelepon Sagar malam itu, Sagar langsung pergi nyelamatin Rayya, bukannya diem aja ..."
Rhea benar-benar terkejut, jadi malam itu. Sebelum Rayya meninggal, saudara kembarnya itu menelepon Sagar untuk meminta tolong? Jadi waktu itu kalau Sagar datang menyelamatkan Rayya, mungkin saja saat ini Rayya masih hidup. Tetapi, mendadak Rhea teringat semuanya. Dahulu saat dia hendak bolos, dia melihat cowok yang sedang mengobrol dengan Rayya yang dianggapnya sebagai pacar Rayya. Dan sebenarnya itu adalah Sagar. Sikap Sagar yang selama ini tertutup ketika Rhea bertanya tentang hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
His Half
Teen FictionSagar putus asa ketika dokter menyatakan bahwa hidupnya tidak akan lama lagi. Tetapi Tuhan memberi kesempatan pada Sagar. Dia akan sembuh jika Sagar berhasil merubah seseorang menjadi lebih baik. Dan pilihannya jatuh pada Rhea-cewek nakal yang suka...