Satu

6.2K 131 44
                                    

Seperti biasanya, malam ini malam minggu, dimana malam anak muda berpesta ria bersenang bersama-sama.

Malam ini, wanita itu --Ameira Berlin Cantika-- telah siap dengan bajunya yang ia kenakan.

Sesekali ia bercermin dan menampakan pakaiannya yang ia kenakan. Hanya berupa terusan berwarna putih mencapai mata kakinya yang tidak berlengan, sedikit terbuka di bagian dadanya dan ditambah kalung cantik berwarna hitam yang sudah tergantung manis di lehernya. Juga tak lupa dengan jam tangan manis berwarna putih-hitam yang sudah berada di tangan kiri mungilnya itu.

"Sneakers? Flat shoes? Or high heels?" Tanya Berlin pada dirinya sendiri.

"Oh god, you must be perfect tonigh," katanya lagi.

"Okay, Sneakers, warna putih kayaknya bagus," kata Berlin yang langsung menuju rak sepatunya dan mengambil salah sepatu sneakers koleksi miliknya yang berwarna putih polos.

Setelah memakai sepatu ia pun langsung kembali bercermin.

"Damn! Its a bad choice Berlin!" Serunya yang setelah itu langsung melepas kembali sepatunya dan melemparnya asal.

"Okey, come to mama heels!" Serunya mendekati kembali koleksi sepatunya dan mengambil salah satu heels berwarna putih yang tidak begitu tinggi.

Setelah memakainya ia pun langsung kembali berkaca dan menampilkan dirinya kembali dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

"Ahah! Ini lucu. See!! you're look like a princess tonight Berlin!" Serunya setelah itu ia langsung mengabil tas kecilnya dan juga kunci mobilnya cepat.

* * *

"Hey dear, you're so beautiful tonight, seriously," sapa Tasya--sahabat Berlin-- sedikit keras saat Berlin tiba di salah club ternama di Jakarta.

Dentuman musik keras pun sudah menggema seisi ruangan. Karena itu lah mereka lebih memilih untuk menuju sudut ruangan agar tidak terlalu berisik.

"Haha, lo juga cantik banget kali malem ini, we're like a princess tonight bithcy!" Kata Berlin tertawa ramah.

"Haha you're right!" Kata Tasya tertawa juga. "Lin, lo gak mau cari cowok disini?" Tanya Tasya menaikan sebelah alisnya.

"Hey come on, gue gamau ya pacaran, lo juga tau itu. Dan gue juga masih pinter kali, gak bakal nyari cowok disini. Yang ada disini tuh cowok brengsek semua Tasya!" Kata Berlin berdecak sebal.

"Hahaha okey-okey. Ya sebagai sahabat gue, gue gak tega aja ngebiarin lo ngejomblo dari lahir sampe umur lo yang udah bentar lagi nginjek 23 tahun ini," ejek Tasya terkekeh.

"Hey! Im to young dear! And I'm still virgin, not like you," kata Berlin tak terima.

"Hahaha. Yeah, I know that. But, I wanna married with my boyfriend Lin," kata Tasya terkekeh.

"Congrats my dear," kata Berlin tepat selesai mengucapkan katanya ia langsung memeluk erat Tasya dan tak lama Tasya pun juga membalas pelukan Berlin tak kalah erat.

"Thanks Berlin. Lo emang sahabat super gue," kata Tasya.

"Hey sayang, hey Berlin," sapa seorang lelaki, mendengar sapaan itu sontak Berlin dan Tasyapun melepaskan pelukannya dan menoleh ke sumber suara.

My Bad WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang