Sebelas

1.9K 64 3
                                    

"BRENGSEK!! LO SIAPA?" Teriak Berlin ketika melihat lelaki yang sedang bertelanjang dada dan mengalungkan handuk di lehernya.

Bara sontak kaget mendengar teriakan Berlin yang benar-benar kencang.

"Tuh, lo liat di nakas aja gue siapa," kata Bara polos

Berlin yang masih setengah sadar seketika kaget melihat dua buku nikah, dan ternyata itu milik mereka berdua.

Dia pun mulai mengingat-ingat kejadian kemarin.

Berlin menepuk-nepuk pipinya dengan kedua tangannya berulang kali. Tidak hanya itu, ia juga meletakan tangannya di dahi cukup lama.

Tiba-tiba sosok Bara hadir tepat di hadapannya, itu sontak membuat Berlin kaget setengah mati.

Ia hampir terjungkal kalau tangan Bara tidak menahan lengan Berlin. Berlin hanya menghembuskan napasnya pelan, dan berusaha mengontrol detak jantungnya yang berirama tidak karuan ini.

"Kamu kenapa?" Tanya Bara polos.

Berlin hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Bara menghembuskan napasnya pelan lalu berdiri untuk mengambil ponsel miliknya.

"Oh iya, kamu belum shalat subuh. Lebih baik, kamu segera shalat?" Kata Bara beranjak menuju pintu.

Dan lagi-lagi, Berlin hanya mengangguk lemah.

Sebelum Bara benar-benar beranjak pergi dari pandangan Berlin, Bara menyampaikan sepatah kata padanya yang membuat Berlin mengingat suatu ingatan yang pernah ia katakan pada Bara sebelum ia menikah.

"Katanya, kalau malam pertama nanti, kamu bakal ngasih kesan paling buruk ke aku sepanjang masa yang belum pernah aku rasakan? Tapi nyatanya, malah kamu yang malu-malu,"

Mata Berlin membulat tak percaya mendengar perkataan yang di lontarkan Bara barusan.

"MUSNAH AJA LO SANA!"

Dengan cepat Berlin mengambil bantal dan di lemparkan ke arah Bara. Dengan sigap Bara langsung keluar kamar lalu menutup pintunya dengan cepat.

Sehingga bantal itu hanya mendarat mulus mengenai pintu.

Bara hanya tertawa lebar melihat itu semua. Sementara, Berlin sudah memasang muka masam, ia sungguh benar-benar kesal dengan Bara.

***

"Pagi semuanya," kata Berlin saat sampai di ruang makan.

Disana sudah terdapat keluarga Bara yang sudah duduk dengan rapih. Tanpa pikir panjang Berlin langsung duduk tepat disebelah Bara.

"Pagi juga, Mantu Umi," kata Fatimah sambil tersenyum dan menekankan kata Mantu Umi. "Karena udah ngumpul semua, ayo kita sarapan dulu," lanjut Fatimah.

Bara hanya menunduk malu mendengar ucapan Fatimah.

Disana terdapat Fatimah, Adam, Bara, Diana--kakak sepupu Bara--, Ali--suami dari Diana--.

Dengan lihai, Berlin mengambil piring Bara dan menyendokan nasi pada piringnya. Lalu, ia juga mengambilkan beberapa lauk pada piring milik Bara.

"Jadi, bagaimana dengan malam pertama kalian?" Kata Diana polos.

Berlin tercekat mendengar perkataan Diana, ia hanya dapat menunduk malu. Pipinya terasa sangat panas.

My Bad WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang