p.s. bagian ke 15 bakal sampe bagian ke 15 (d). jadi msh ada satu part lg. dan, setiap part cmn 400+ words, jadi maaf kalo pendek XOXO
btw aku udah pulangg! aaa senengnya balik lagi ke Tangerang, udah kangen sama kamar bercat biruku ngihihi😆--
Aku menghebuskan napas pelan. Sekarang, aku disuruh oleh guru Kesenianku untuk mengambil beberapa buku di perpustakaan. Mau tak mau, otakku memutar kejadian beberapa hari yang lalu, saat Neels bilang ada yang melakukan seks di dalam. Dan, aku bingung, siapa orangnya?
Aku menggeleng pelan untuk menepis pemikiran itu. Aku memutar kenop pintu dan mendorongnya. Seperti kemarin, aku melongokkan kepalaku ke dalam untuk melihat suasana perpustakaan, kali ini sepi.
Aku mulai melangkahkan kakiku masuk ke dalam, bau buku lama dan beberapa buku yang baru dibuka segelnya langsung menyeruak, berusaha masuk ke indra penciumanku. Aku berjalan di sepanjang rak dan berhenti di depan buku khusus pelajaran Kesenian.
Aku memilih buku yang dibutuhkan, setelahnya aku segera berjalan ke tempat penjaga perpustakaan. Aku mengernyit bingung saat tidak melihat siapa-siapa. Padahal, mau sesepi apapun perpustakaan, penjaga perpustakaan pasti berada di tempatnya--ya, terkecuali kemarin sih, saat ada yang melakukan seks itu. Lagi pula orang bodoh mana yang mau melakukan seks di perpustakaan dan ditunggu oleh penjaga perpustakaan.
Aku menghela napas pelan, aku menaruh buku di atas meja di hadapanku. Aku memutari meja, berdiri di sebrang tempat aku berdiri sebelumnya. Tanganku perlahan menyentuh mouse komputer yang sedang menyala, sedangkan mataku mengamati tulisan yang tertera di layar, berusaha mencari tahu bagaimana cara memasukkan data buku yang akan dipinjam.
Saat jari-jariku bergerak untuk menyentuh keyboard, sebuah dehaman tertangkap di telingaku. Refleks aku berdiri dengan tegap dan menatap orang itu.
Ada seorang laki-laki, dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana dan menatapku penuh selidik, membuatku gugup karenanya.
"Ngapain lo?" tanya AJ dengan suara beratnya.
Aku menunduk sedikit, membenarkan anak rambutku yang jatuh menutupi wajah, lalu mendongak untuk menatapnya.
"Gue pengen pinjem buku ini, tapi nggak ada penjaga perpus, lo tau di mana?" jawab dan tanyaku.
AJ terdiam sebentar sebelum menjawab. "Penjaga perpus lagi cuti, yang gantiin gue." balasnya.
Aku mematung menatapnya, otakku dengan cepat berpikir. Gimana bisa dia jadi penjaga perpus? Emang dia boleh nggak masuk kelas?
Saat aku sedang bergulat dengan pikiranku sendiri, dia menjentikkan jarinya kepadaku, kesadaranku mau tak mau akhirnya kembali.
"Mana bukunya?" ujarnya sambil berjalan ke arahku, dia duduk di bangku di sebelahku--lebih tepatnya di depan komputer.
Aku beralih posisi ke tempat sebelumnya, tanganku bergerak memberikan buku itu.
"Cuman minjem ini doang?" tanyanya menatapku dengan alis terangkat.
Aku mengangguk. "Tapi atas nama Mrs. Santi ya, soalnya yang minjem dia."
Kini, AJ yang mengangguk. Dia menyerahkan bukunya kepadaku. Sebelum aku meraih buku itu, dia berucap. "Lo suka sama Alex kan?" dia memandangku dengan tatapan yang sulit diartikan. Aku hanya mematung, tidak bisa menjawab. "Saran gue lo lepasin dia, mau lo berjuang kayak gimana juga dia nggak bakal nengok ke arah lo." di akhir kalimatnya, AJ tertawa sinis.
Aku sempat terdiam karena ucapannya. Melihatku yang bersikap seperti itu, AJ mengetuk meja di hadapannya menggunakan spidol yang ada di sisi meja. "Nggak mau balik ke kelas? Udah ditungguin tuh bukunya."
Tanpa menjawab ucapannya, aku segera pergi dari sana dan menutup pintu perpustakaan dengan sedikit keras.
Aku merasakan mataku memanas.
Apalagi ini ya Tuhan?
--
7 Juli 2017.
makin ngawur+feelnya nggak dapet+ceritanya kayak gmn gitu ya wkwk. bodo lah, yg penting jgn lupa vomment oke?