Setelah seminggu lamanya aku tidak melihat mereka, kini mereka kembali. Ya, kalian tahu lah siapa yang aku maksud. Squad Ten. Entah kenapa agak sedikit kaku menyebut nama itu. Aku lebih suka menyebut 'Alissa dan teman-temannya'.
Saat ini aku sedang di kantin. Sendirian. Karena Rachel sedang mengikuti pelajaran sejarah. Dan aku? Seperti biasanya. Bolos jam pelajaran.
Sebenarnya aku tidak benar-benar bolos, karena aku sekarang di kantin sedang mengerjakan makalah untuk bahan presentase. Dan itu penting karena dengan itu aku bisa ikut program pertukaran pelajar.
Awalnya aku tidak tertarik dengan hal seperti itu, tapi karena sialnya Bang Rey menantangku, mau tidak mau aku ikut. Tetapi sekarang malah seperti cita-cita tersendiri bagiku.
Aku tidak tahu─jika aku lolos─kapan program itu dimulai. Yang pasti sekarang aku sudah mendaftar dan membuat beberapa datanya.
Mataku tak henti-hentinya menatap beribu-ribu kata yang ada di layar laptop, lalu beralih ke buku dan catatan. Kemudian lagi, beralih kepada mereka. Kalian tahu pasti siapa yang kumaksud. Ya, mereka saat ini juga sedang ada di kantin.
Aku tidak tahu mereka membolos pelajaran atau tidak. Yang pasti, aku tidak peduli.
Sempai sekarang mereka masih tidak menyadariku yang duduk tidak jauh dari mereka. Aku juga tidak tahu, sikap apa yang akan dikeluarkan mereka jika melihatku.
Aku kembali berkutat dengan laptopku. Sebentar-sebentar memakan salad dan meminum teh yang sebelumnya sudah kupesan.
Lagi, aku melihat ke arah mereka. Oke, mungkin aku sekarang jadi terlihat seperti seorang penguntit atau julukan lainnya. Tetapi entah kenapa rasanya sulit sekali jika tidak melihat ke arah mereka. Mereka seperti punya magnet.
Aku menggelengkan kepalaku sebentar. Saat ingin kembali berkutat dengan laptop, kurasakan ada seseorang yang menatapku. Aku dapat melihatnya dari ekor mataku.
Aku mendongak, di sana pandanganku dengan Alex bertemu. Degup jantungku mendadak berdetak melebihi ritme.
Sedang merasakan apa aku ini?
Sepertinya besok aku harus ke rumah sakit untuk periksa, siapa tau jantungku sedang bermasalah.
Aku memutuskan pandangan kami karena aku sudah tidak kuat. Aku tidak mau menyelam ke dalam mata biru itu lebih dalam, karena aku takut tidak bisa keluar.
Aku menatap kembali layar laptopku. Menuliskan beberapa kata di sana, sampai, sebuah notifikasi dari ponselku terdengar.
Aku membuka lock screen ponselku. Lalu membuka aplikasi instagram─asal notifikasi itu berbunyi. Tanganku menyentuh untuk membuka direct message, saat membaca kata-kata yang tertulis di sana, aku mematung, apalagi melihat siapa pengirimnya.
Aku menoleh kembali di tempat di mana Alissa sebelumnya duduk. Di sana, mereka sudah tidak ada.
Jujur, sebenarnya aku merasa seperti ingin terbang mendapatkan pesan seperti ini, tetapi aku masih tidak mengerti dengan semuanya.
Semangat buat makalahnya!
alexlange
─
24 Juni 2017.
update triple!

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Fiksi PenggemarI kept hoping, hoping, and hoping. copyright © 2017 by a-girll.