Bagian Ke-16 (b)

880 47 6
                                    

Sesampainya aku di salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal di Los Angeles, aku segera turun dari mobil Bang Rey setelah pamit kepadanya. Kakiku mulai melangkah ke pintu lobi, menaiki beberapa anak tangga. Dari sana aku sudah bisa melihat Rachel duduk di bangku yang disediakan di dekat pintu lobi dengan ponsel di tangannya.

Aku berlari kecil menghampiri Rachel, saat mata Rachel tak sengaja melihatku, dia langsung bangkit dan menghampiriku.

Rachel tersenyum lebar, aku balas tersenyum kepadanya. Kulihat dia memakai pakaian crop berwarna baby pink dan hotpants berwarna putih. Sedangkan aku memakai kaos berwarna biru muda tanpa lengan dan rok pendek selutut berwarna hitam.

Aku dan Rachel segera masuk ke dalam pusat perbelanjaan, kami segera berjalan ke toko buku karena itu lah awal tujuan kami datang kemari, setelahnya kami akan ke mana itu urusan nanti.

Rachel segera berlari ke arah jajaran novel saat kami memasuki toko buku yang terdapat di pusat perbelanjaan itu. Sedangkan aku memilih berjalan ke jajaran kaset film yang sedang booming sekarang. Aku memilih salah satu kaset, aku membawanya di tangan kananku dan berjalan menghampiri Rachel yang masih sibuk memilih novel.

"Mau beli novel apa?" tanyaku membuat pandangan Rachel teralihkan.

"Antara ini sama ini, kata lo yang mana?" tanya Rachel balik sambil memperlihatkan kedua novel di kedua tangannya.

Aku menatap kedua novel itu, mataku tertuju ke novel yang berjudul Friend Zone. "Yang friend zone aja." ucapku lalu melangkah pergi meninggalkan Rachel menuju jajaran buku tentang Program Pertukaran Pelajar.

"Lo nggak beli novel?" tanya Rachel, aku mengalihkan pandanganku sekilas kepadanya, sebelum mengambil salah satu buku yang menurutku akan berguna.

"Buat apa?" tanyaku balik.

"Ya buat dibaca lah!" ucap Rachel agak kesal karena aku malah bertanya balik.

"Nggak ada waktu baca gituan." balasku sambil melangkah menuju kasir, untuk membayar buku dan kaset yang akan kubeli.

Rachel mengikuti dari belakang. "Mikirin Alex aja, ada waktu." gumamnya tetapi masih terdengar olehku karena jarak kita cukup dekat.

Aku menghembuskan napas pelan, tidak berniat untuk menjawab ucapan Rachel, selanjutnya aky menaruh barang yang akan kubeli di atas meja kasir dan mulai mengeluarkan beberapa uang dollar untuk membayarnya.

Selesai membayar, aku menunggu Rachel di depan toko buku. Mataku mengamati seisi pusat perbelanjaan itu, hari ini sedang tidak ramai seperti hari-hari biasanya. Kini mataku menangkap salah satu restoran saji yang halal yang makanannya juga terlihat menggugah selera.

Saat Rachel berjalan menghampiriku, aku langsung menariknya ke sana tanpa mau mendengar basa-basinya terlebih dahulu. Rachel yang aku tarik hanya bisa pasrah mengikuti.

"Gue tau lo laper, tapi nggak usah narik-narik gue kayak gitu juga! Lo pikir gue kambing?" ucap Rachel langsung saat aku melepaskan peganganku kepadanya, tentu saja sambil bersingut kesal.

Aku malah tertawa kecil, menertawakan wajah Rachel yang menurutku lucu sekaligus imut. Tak sengaja mataku bertabrakan dengan mata seseorang yang waktu itu pernah aku temui, tetapi aku lupa namanya siapa.

"Chel." panggilku kepada Rachel, yang dipanggil hanya bergumam.

"Itu bukannya yang waktu itu sama lo ya." ucapku sambil menunjuk orang yang tadi kulihat dengan daguku dan tatapan mata, Rachel mengikuti arah pandangku.

Rachel tampak memasang raut terkejut, kemudian digantikan oleh senyum senang.

Tanpa aba-aba kini Rachel yang menarikku menuju ke sana, ke arah 4 laki-laki yang sedang tertawa.

Ke-4 laki-laki itu tampak memasang wajah terkejut kepada kami, aku hanya bisa tersenyum canggung, sedangkan Rachel memasang cengirannya.

"Kamu ke sini juga?" tanya Calum sambil menatap Rachel teduh, dilengkapi juga dengan senyum hangatnya.

Kulihat Rachel membalas senyum Calum, dia mengangguk sebelum beralih duduk di sebelahnya. Aku di tempat hanya bisa memandangnya kikuk, karena hanya aku di antara mereka yang berdiri, lagi pula aku juga tidak tahu ingin duduk di mana.

"Lo duduk di sini aja," ucap seseorang menepuk tempat kosong di sebelahnya, seseorang yang sempat kontak mata denganku sebelumnya, seseorang yang kuketahui bernama Luke.

"Et dah, modus euy!" celetuk laki-laki yang tidak kuketahui siapa namanya membuatku semakin enggan duduk di sebelah Mike.

"Udah jangan dengerin Michael, sekarang lo duduk aja di sini, daripada berdiri mulu nanti capek, terus nggak ada yang mijitin lagi." ucap Luke lagi.

Aku masih berdiam diri di tempat, pertama karena aku tidak mau menjadi bahan godaan, dan kedua aku tidak pernah duduk sedekat itu dengan laki-laki, terkecuali Bang Rey. Ya, karena dia Abangku.

"Udah duduk aja Yan, lo mau makan sambil berdiri." timpal Calum meyakinkanku. Aku melirik Rachel yang sedang memasang senyum jahil kepadaku. Sial.

Menghembuskan napas pelan, dengan sangat-sangat berat hati aku akhirnya memilih duduk di sebelah Luke, kurasakan semua sekarang sedang menatap ke arah kami berdua dengan pandangan dan senyum jahil.

Ya Tuhan! Tolong akuuu.

--

18 Juli 2017.

Sini lah, aku aja yg gantiin posisi Jean ehe😂
jgn pelit vote oke.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang