Bagian Ke-6

1.1K 44 2
                                    

Aku melangkahkan kakiku masuk ke gedung sekolah. Aku tidak tahu, ini hari keberapa aku sekolah di High School ini, yang pasti belum ada satu minggu.

Aku melangkahkan kakiku menuju ruang seni. Karena pelajaran pertama adalah pelajaran Mrs. Stewart. Sebelum aku berjalan ke arah ruang seni, aku mengambil beberapa buku kesenian terlebih dahulu di lokerku.

Mataku tak sengaja menangkap siluet laki-laki yang sepertinya familiar bagiku. Barulah saat dia menengok, aku menyadarinya. Dia Alex.

Aku buru-buru mengambil buku dari lokerku saat mata kami bertubrukan. Aku kemudian menutup pelan lokerku dan secepat mungkin pergi dari tempat itu. Tapi sepertinya keberuntungan tidak sedang berpihak kepadaku.

Karena, belum sempat aku melangkahkan kakiku, sapaan seorang gadis terdengar dari belakangku.

Aku menengok, mendapati Alissa di sana dengan senyum manisnya, tak lupa juga di belakangnya ada keempat laki-laki yang mengikuti. Tunggu? Empat? Kemarin bukannya tiga? Oh, sepertinya sekarang bertambah lagi.

Aku balas tersenyum untuk menanggapi sapaan Alissa sebelumnya dan senyuman yang dilemparkannya, kemudian aku berniat pamit pergi. "Gue kayaknya harus─"

"Lo nggak mau kenalan sama temen-temen gue?" potong Alissa sebelum aku melanjutkan ucapanku. Menyebalkan. Aku tidak pernah suka dengan orang yang suka memotong pembicaraan.

"Eh? Em," aku berdehem untuk menetralkan kegugupan yang tiba-tiba melanda.

Alissa tertawa, kemudian beralih berdiri di sebelahku, tangannya memegang lenganku.

"Gue kenalin ya satu-satu," Alissa memulai. Dia menunjuk dari seorang laki-laki yang paling ujung. "Dia Neels Visser, lo mungkin bingung ya kenapa dia baru keliatan, soalnya dia abis liburan dari Paris."

Aku hanya mengangguk menanggapi ucapan Alissa karena aku sebenarnya bingung harus menanggapi seperti apa. Lalu setelahnya laki-laki bernama Neels itu mengulurkan tangannya ke depanku. Aku membalas ulurannya membuat dia tersenyum.

"Kalo yang ini," Alissa gantian menunjuk laki-laki di sebelah Neels. "Dia Jake Paul, yang paling tinggi plus annoying." aku melihat Jake tertawa saat mendengar penuturan Alissa. Dia kemudian menatapku, lalu juga mengulurkan tangan kepadaku, aku membalasnya seperti aku membalas uluran tangan Neels.

"Yang ini," Alissa menunjuk laki-laki di sebelah Jake. "AJ Mitchell, yang paling pinter nyanyi sama main piano atau keyboard. Panggil aja AJ." lanjut Alissa.

Aku tersenyum ke arah AJ, dia membalas senyumku lalu mengulurkan tangannya, aku membalas.

"Nah ini dia," gantian Alissa menunjuk ke arah Alex.

"Eum," suaraku menginterupsi, Alissa menengok ke arahku dengan pandangan bertanya. "Sebenernya gue udah kenal dia." lanjutku kemudian.

Alissa tertawa. "Yaudah deh gapapa," balasnya lalu dia menengok ke arah teman-temannya, seperti ingin memberitahu sesuatu. "Jadi guys, dia namanya Jean Isabella, dia yang bantuin gue bawa buku waktu itu." beritahu Alissa. Teman-temannya hanya tersenyum, sedangkan aku balas tersenyum canggung.

"Gue sekali lagi mau ngucapin makasih ya Yan." ucap Alissa kepadaku.

Aku mengangguk. "Iya, Lis, gue juga bantunya ikhlas." balasku.

Alissa tersenyum semakin lebar. "Yaudah, gue mau ke ruang Sains dulu ya, soalnya gue ada jam pelajaran di sana." pamitnya sebelum pergi dari hadapanku.

Aku mengangguk. Teman-temannya ikut pergi di belakangnya.

Tapi saat aku berbalik, masih ada satu orang lagi yang diam di tempat.

Dia, Alex.

Mata kami lagi-lagi bertubrukan.

Dan tiba-tiba perasaan aneh menelusup ke dalam hatiku.

Apa sebenarnya semua ini?

"Semangat belajarnya." bisik Alex tepat di telingaku saat dia hendak pergi.

Bahkan dalam jarak sedekat itu saja aku bisa mencium aroma tubuhnya.

--

22 Juni, 2017.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang