Aku menatap jarum jam di hadapanku yang bergerak setiap detiknya. Menghembuskan napas pelan, aku bangkit dari dudukku dan membereskan beberapa buku yang bergeletakan di atas meja.
Setelah buku-buku itu sudah berjejer rapi di tempatnya, aku menutup pelan laptopku dan berbaring di atas tempat tidur. Aku menatap ponselku yang tidak ada notifikasi apa-apa, kemudian mematikan lampu berniat untuk tidur.
Belum sempat aku memejamkan mataku, tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponselku, membuatku mengurungkan niat untuk tidur.
Aku mengambil ponselku yang terdapat di atas nakas. Mataku menyipit saat cahaya dari ponselku menyilaukan mata. Butuh beberapa detik aku untuk membuka mataku seperti biasa lagi.
Di sana, tertera notif Line. Dengan cepat aku membuka notifikasi Line, dan jantungku semakin berdegup kencang kala melihat siapa yang mengirimiku pesan.
Alex.
Alex: Addback Yan.
Aku menggigiti kuku jempolku. Aku menekan tulisan 'Add' yang ada di atas, lantas mengetikkan balasan.
Jean: Udah Lex.
Aku langsung menekan tombol lock screen yang terdapat di pinggiran ponselku dengan perasaan membuncah. Aku menutup wajahku dengan bantal. Kakiku tanpa sadar bergerak tanpa arah seperti orang kesetanan.
"Lo kenapa?" tanya Bang Rey yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu.
Aku segera bangkit lalu menggeleng. Aku ikut berdiri dan mendorong Bang Rey agar keluar dari kamarku. Kudengar Bang Rey hanya menggerutu dan mengataiku 'bocah gila.'. Tetapi aku tidak peduli dengan itu semua.
Lagi-lagi suara notifikasi dari Line terdengar. Dengan semangat 45 aku berlari dan berbaring di atas kasur lalu segera membuka Line.
Senyum yang tercetak di bibirku luntur begitu saja saat melihat chat dari OA (offical account). Gue kira dia, batinku lalu berusaha memejamkan mata.
Sampai suatu kesadaran menyadarkanku, menyentakku dari semua yang tampak kelabu ini.
Apa aku sudah menyukai Alex?
─
Aku dan Rachel sekarang duduk di kantin sekarang. Rachel seperti biasanya, dengan tangannya yang sedang memegang ponsel dan mulutnya yang mengunyah makanan. Sedangkan aku? Duduk santai dengan buku di tangan─jangan lupa juga, laptop di hadapanku.
Aku melirik ke arah Rachel yang masih sibuk dengan ponselnya. Tangannya yang bebas tidak henti-hentinya mengambil keripik kentang di atas meja dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
"Lo lagi liat apaan Chel?" tanyaku memecah keheningan di antara kami.
"Biasa, ngeliat feeds instagram." jawabnya.
Aku hanya diam, memperbaiki posisi dudukku. Aku menatap Rachel dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Kenapa?" tanya Rachel yang menyadariku sedang menatapnya.
Aku hanya menggeleng, membentuk bibirku menjadi satu garis tipis. "Gue..gue.." ujarku terbata.
Rachel berdecak. "Kenapa sih Yan?"
"Gimana sih rasanya suka sama seseorang?" tanyaku langsung.
"Ya bahagia kalo lo liat orang itu, apalagi kalo orang yang lo suka peduli sama lo. Terus, setiap lo liat senyumnya, lo jadi ikut senyum juga. Tapi di sisi lain lo harus siap ngerasain sakit hati, sakit hati kalo liat cowok yang lo suka deket atau bahkan sampe pacaran sama cewek lain. Sakit hati kalo ternyata lo tau dia nggak suka sama lo, bahkan nggak peduli." jelas Rachel, aku menyimak penjelasannya.
Rachel terdiam, sesaat kemudian dia menggebrak meja membuatku hampir loncat di tempat.
"LO SUKA SAMA SESEORANG?!" teriak Rachel spontan. Kurasakan beberapa orang di kantin menatap ke arahku dan Rachel tajam. Seolah berbicara, jangan berisik kenapa.
Aku meringis, kemudian menatap Rachel sebal. Aku melempar kol yang ada di piringku ke arah Rachel. "Lo jangan berisik kenapa."
Rachel hanya menyengir tanpa dosa. Dia mendekatkan jaraknya kepadaku. "Jadi.., lo lagi suka sama siapa nih?" tanyanya berbisik.
Aku hanya menggeleng pelan. Belum siap untuk memberitahunya. "Enggak, gue nanya aja gitu, gue cuman pengen ngerasain suka sama seseorang." gumamku.
"Lo kenapa nggak coba deketin temennya Calum aja? Mau id Linenya?" tanya Rachel.
Aku menggeleng sampai suara notifikasi line terdengar. Aku mengambil ponselku di kantung kemeja dan melihat notifikasi yang muncul di sana.
Alissa: Lo suka sama seseorang? Siapa? Sini curhat ke gue. Gue ada di perpus kalo lo mau.
Aku menekan tombol lock screen. Tidak berniat untuk membalas pesan dari Alissa.
Aku menyedot minuman di hadapanku, saat aku sedang mengedarkan pandangan ke penjuru kantin. Aku melihat siluet Alex yang sedang menatapku. Tetapi dia hanya sendirian di sana.
Lagi dan lagi, jantungku berdegup dengan kencang.
Sudah kupastikan, bahwa aku menyukai Alex.
--
25 Juni 2017.
--
Happy Eid Mubarak! Maafin Nadia ya semuanya kalau Nadia punya salah atau sebagainya. Semoga puasa kita tahun ini diterima! Dan semoga juga kita bisa bertemu lagi di bulan Ramadhan tahun depan.
jodoh Alex.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
Fiksi PenggemarI kept hoping, hoping, and hoping. copyright © 2017 by a-girll.