Aku tersentak saat ada sebuah tepukan kecil di bahuku, mataku yang tadinya memperhatikan seisi kantin kini beralih menatap orang yang barusan menepuk itu. Di sana berdiri Alissa dengan membawa nampan yang berisi burger dan coca cola.
Aku tersenyum kepadanya, tapi dia tidak membalas senyumku, malah menatapku dengan tatapan yang tidak bersahabat.
"Alissa? Kenapa berdiri di situ? Duduk sini," ucapku sambil menepuk bagian meja di hadapanku.
Alissa hanya mengangguk, kemudian dia duduk di sana. Tangannya membuka bungkus plastik yang menyelimuti burgernya dan setelah bungkus itu terbuka, dia menusuk coca colanya dengan sedotan.
"Kenapa?" dia bertanya kepadaku yang hanya memperhatikannya dari tadi.
Aku dengan cepat mengalihkan perhatianku kepadanya, aku menggeleng, lalu tersenyum tipis. "Nggak kok." jedaku. "Ada apa?" lanjutku bertanya to the point.
Dia menatapku sambil menyantap burgernya. Setelah makanan yang ada di dalam mulutnya tertelan, dia baru berbicara. "Makan dulu, ngomonginnya nanti aja, gue laper." jawabnya sambil menunjuk makanan di hadapanku yang berupa salad dan orange juice dengan sedotan colanya.
Aku mengangguk. Tanganku mengambil garpu bercabang dua dan memberi sedikit saus kepada saladku.
Kami makan dalam diam. Aku lebih sibuk dengan pikiranku sedangkan Alissa sibuk dengan makananya. Setelah saladku habis, aku mengambil orange juice di hadapanku dan meminumnya, lalu menyingkirkan piring di hadapanku.
"Tumben banget lo nemuin gue, ada apa?" tanyaku langsung.
Alissa meremas plastik yang tadi membungkusi burgernya, dia meminum colanya sebelum menjawab. "Ada yang pengen gue omongin."
Setelah dia mengucapkan itu kepadaku, pikiranku langsung berkeliana. Apa yang dia ingin bicarakan? Mendadak degup jantungku berdetak dengan kencang.
"Gue tau apa yang lo rasain, karena gue juga cewek. Gue lebih peka." Alissa memulai, aku hanya bisa menatap wajahnya sambil mendengarkan. "Lo suka kan sama Alex?" tanyanya to the point.
Aku terdiam, bingung ingin menjawab apa, karena pertanyaannya benar. Tapi aku juga tidak bisa mengakuinya, apalagi aku dan dia tidak terlalu dekat, kalau dia memberi tahu Alex bagaimana? Sedangkan jika aku menjawab tidak, aku takut akan menyesal pada akhirnya.
"Iya, lo suka sama Alex." Alissa berujar sebelum aku sempat menjawab pertanyaan yang dilontarkannya.
Dia menatapku datar. Aku hanya diam sampai dia berucap lagi.
"Lo nggak pantes buat dia, selera dia tuh tinggi, sedangkan lo? Cuman cewek polos yang nggak tau apa-apa, gimana dia bisa suka sama lo?" ucap Alissa lagi tanpa nada, dia bangkit dari duduknya dan meninggalkanku yang mematung karena mendengar ucapannya sebelumnya.
Lo nggak pantes buat dia, selera dia tuh tinggi, sedangkan lo? Cuman cewek polos yang nggak tau apa-apa, gimana dia bisa suka sama lo?
gimana dia bisa suka sama lo?
Memang, sepertinya tidak ada harapan Alex akan menyukaiku.
─
5 Juli 2017.
