26 Day Dan Alan

894 58 11
                                    


Alan mengajak Day untuk jalan keluar. Tanpa banyak alasan Day langsung menerima ajakan cowok itu, dia sedang tak ingin pergi bersama Alen, Cowok itu terlalu kekanakan, dan tidak bisa membaca situasi. Jalan-jalannya bersama Alen tidak pernah berakhir mulus, terakhir kali dia jalan-jalan dengan Alen, dia malah mendapati bajunya ketumpahan air, dan ke kafe waktu itu adalah hal terakhir yang dia inginkan. Apalagi dengan pelayannya yang sungguh tidak sopan. Pelayan itu hanya memngucapkan maaf tanpa mau memperlihatkan wajahnya, dan setelah itu pergi begitu saja. Seolah kata maaf itu sangat mudah untuk diterima.

Day membuka ponselnya ada pesan dari Alan di sana.

Alan : gue udah di depan rumah lo, nih

Day : oke gue otw keluar

Day buru-buru keluar dari rumah, dan mendapati Alan dengan motornya di halaman rumah. Motor itu sangat mirip dengan punya Alen, tapi punya Alan berwarna merah sedangkan punya Alen berwarna hijau.

***

Alan tidak menyangka Day mengajaknya jalan keluar. Padahal dia sudah ada janji dengan Nadin tadi, tapi karena ini Day, dia tidak mau peduli dengan Nadin. Lagian, Day lebih penting dari Nadin.

"Kita mau ke mana?" tanya Alan di sela-sela suara kendaraan yang dilewatinya.

"Terserah lo aja, deh," balas Day sambil memeluk pinggang cowok itu dengan begitu erat.

"Benerin nih terserah gue?"

"Iya," balas Day semakin erat memeluk pinggang cowok itu. wangi Alan sangat dia sukai.

Alan turun dari motornya, dan memarkirkannya di sebuah tempat yang Day tidak ketahui ada di mana yang jelas Alan membawa dia ke sebuah rumah kosong, dan itu membuat Day merasa takut, dia takut Alan akan melakukan suatu hal yang buruk padanya.

"Kita mau ngapain di sini?" tanya Day curiga.

Perlahan dia mundur beberapa langkah, dia benar-benar takut dan hendak menelpon khanza kakaknya.

"Lo nggak usah takut, gue nggak bakalan apa-apain lo kok, gue Cuma mau nunjukki ini," ucap Alan sambil menarik pergelangan tangan gadis itu.

Meskipun Day ragu, tapi dia tetap mengikuti langkah Alan juga, dan dia terkejut begitu melihat sebuah rumah pohon yang ada di hadapannya. Sebelumnya Day tidak pernah ke rumah pohon.

Alan menaiki tangga pohon kayu itu satu persatu, dan menyuruh Day untuk naik.

"Naik Day, tangganya kuat kok," ucap Alan dari atas.

Day menurut, dia mulai menaiki anak tangga itu satu persatu, dan ketika sudah sampai di atas dia begitu kaget melihat isi dalamnya. Isi dalam rumah pohon itu begittu rapi. Ada beberapa kata-kata romantis yang ditempel di dinding pohon, dan ada foto dirinya di sana, dan rata-rata itu bersama Sita.

"Lo," ucap Day sambil melangkah mendekati foto-fotonya yang tertempel di sana, dia tidak menyangka Alan akan melakukan hal ini.

"Maaf," balas Alan pelan.

Day menatap cowok itu sendu. Perlahan, ia merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada jantungya, darahnya seperti mengalir begitu cepat, dan Day merasa ini semua hanyalah mimpi.

"Lo masih suka sama gue?"

Alan mengangguk.

Bagian ini gaje emang, aku nggak tau lagi mau buat apa wkwk 😅😅😅

Alan Dan Alen (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang