Pemuda itu melangkah memasuki salah satu ruangan di sebuah apartemen tua, di kedua tangannya terdapat dua bungkusan plastik besar berisi bahan makanan yang akan dimasaknya hari ini.
Hari ini ia mendapat gaji dari pekerjaan paruh waktunya.“Halmeoni..”(nenek) sapanya kepada perempuan tua yang tengah berdiri di depan pintu.
“Kau bekerja hampir seharian, cutilah sehari dari beberapa pekerjaanmu itu.”
Kini lelaki tua berambut yang sebagian besar didominasi dengan warna putih itu muncul dari belakang istrinya.Pemuda itu tertawa pelan, “Sehari tidak bekerja tulangku serasa kaku semua.”
Lelaki tua itu menepuk-nepuk pelan bahunya, lalu menyuruhnya masuk. “Terserah kau sajalah, tetapi jaga kesehatanmu Nak.”
Pemuda itu mengangguk dan tersenyum kecil kemudian melangkahkan kakinya memasuki ruangan.Pandangannya terhenti pada suatu benda yang terlihat mencolok dari segala jenis benda kusam yang berada di tengah ruangan.
Pasti bingkisan parfum lagi.
“Aku mendapatkannya tadi sore, tukang pengantar barang itu mengatakan bahwa itu untukmu. Mereka sangat rajin memberikan mu bingkisan setiap bulannya. Memang apa isinya?”
Pemuda itu meletakkan bungkusan plastik yang dibawanya tadi di meja kayu di pojok ruangan. Ia tidak menyahut, tangannya meraih bingkisan itu dan segera memasuki kamarnya.
Ia melemparkan ranselnya sembarang dan menghempaskan dirinya di kasur keras kamarnya sejenak, lalu bangkit lagi.
Sebelah tangannya yang bebas meraih daun pintu lemari yang telah reyot, lalu melemparkan bingkisan itu ke dalam bersama bingkisan-bingkisan lainnya yang ia dapatkan dari bulan-bulan sebelumnya.
“Dia masih saja mengirimiku benda itu padahal aku sudah tidak tinggal di panti lagi.”
•••
Angin berhembus cukup kencang hari ini, dengan sigap ia merapatkan jaket yang dikenakannya.
Kakinya melangkah sesuai tujuan yang telah direncanakannya hari ini, setelah mendapatkan kabar bahwa teman panti asuhannya akan segera pindah karena telah diadopsi, ia segera bergegas menemuinya untuk menyampaikan salam perpisahan.Bukan teman biasa, ia telah menganggapnya lebih dari sekedar teman satu panti.
Ia menyukainya? Jawabannya ‘Iya’.Ia memandang sebuah bangunan tingkat bercat putih yang telah terkelupas itu, tempat dimana ia tinggal bertahun-tahun sebelum diadopsi.
Ia tidak memperdulikan fakta bahwa yang mengadopsinya adalah pasangan tua renta yang memiliki keadaan ekonomi serba berkecukupan. Yang terpenting untuknya saat ini adalah ia memiliki sebuah keluarga yang menyayanginya, menghabiskan waktu bersama mereka dan melakukan sesuatu untuk mereka, itu sudah lebih dari cukup untuknya.
Langkahnya terhenti saat ia melihat gadis yang ingin ditemuinya sedang bersama seorang pemuda yang tidak dikenalnya.
Siapa dia?
Pemuda dengan pakaian modis itu menunduk lalu membawa Se Won ke dalam dekapannya.
Kedua tangannya terkepal kuat sampai-sampai kuku tangannya berubah warna menjadi putih.
Yang dilihatnya saat ini gadis itu membalas pelukan dari pemuda itu.“Sialan!”
Ia mengumpat lalu melangkah menjauh dari tempat itu.
•••
Semilir angin menyibak rambut coklatnya, sedari tadi ia berjalan dengan tatapan kosong. Melangkah lurus kemana saja semasih ada jalan yang membentang di depannya.Setelah puas menghancurkan seluruh benda-benda yang ia dapatkan dari bingkisan-bingkisan yang menumpuk di lemarinya, kini tubuhnya dipenuhi dengan aroma pekat akibat terkena percikan dari parfum yang merupakan isi dari bingkisan itu.
Langit semakin condong ke arah barat, menyisakan guratan-guratan garis berwarna jingga di atas sana.
Ia melupakan pekerjaan paruh waktunya.
Beberapa orang yang berjalan berlawanan dengannya sempat ditabrak beberapa kali olehnya, bukannya menggumamkan kata maaf ia malah melenggang pergi.Tapi tidak dengan dua orang yang ditabraknya kali ini, dua pria dengan wajah keras itu menghentikan langkahnya, spontan ia menerobos agar bisa melanjutkan langkahnya.
Salah satu dari mereka mencekat lengannya dan saat itu juga pemuda itu melayangkan pukulannya pada pria yang menghalangi jalannya.
•••
Dengan langkah tertatih-tatih ia memaksakan kakinya untuk berlari menjauh dari pria berseragam hijau yang tengah mengejarnya.
Semua terasa seru baginya sebelum seorang warga setempat melaporkan perkelahiannya dengan dua orang pria yang ditabraknya tadi.Aroma pekat dari cairan itu mengganggunya, ia melepaskan jaketnya dan membuangnya sembarang.
Ia menoleh ke belakang, petugas itu tidak berhasil mengejarnya.Kakinya membelok menuju suatu tempat, dimana matahari tenggelam terlihat sangat jelas dari sana.
Suara deburan ombak menyambut saat sepatu hitamnya menginjak pasir putih, tangannya sibuk melepaskan sweater dan menyembunyikannya di semak-semak yang tumbuh di samping tempatnya berdiri.
Hanya kaos berwarna putih yang masih melekat di badan tentunya dengan celana jeans robek-robek miliknya.
Aromanya masih tercium keras.
Ia menyipitkan matanya saat melihat seorang gadis tengah berdiri jauh di depannya. Sesaat kemudian samar-samar ia mendengar suara sepatu yang tengah berlari."Sial! Bagaimana ia bisa mengejarku?"
Lalu ia berlari ke arah gadis itu.
Tbc.
Budayakan vote setelah maupun sebelum membaca♥
Trims—;♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me ; JJK [COMPLETE]
FanfictionApa jadinya jika seorang majikan jatuh cinta pada bodyguard-nya sendiri? Oh Jang Mi, seorang gadis yang memiliki masa lalu kelam, kemudian diadopsi dan berhasil menjalani hari-harinya tanpa pembullyan lagi. Tanpa ia sadari seseorang sedang mengintai...