First Date?

276 44 2
                                    

Pagi-pagi sekali bibi Kim dan bibi Jung memasuki kamarku tanpa mengetuknya, menarik selimutku perlahan lalu dengan sembarangan membuka tirai jendelaku yang mengakibatkan cahaya matahari bebas masuk ke dalam kamarku.

Aish! Ada apa dengan bibi-bibi ini?

"Aish.. jinjja! Wae geurae?" (What happen?) aku mendudukkan diri di tepi ranjang. Kenapa tiba-tiba kamarku berubah menjadi kutub utara? Maksudku di sini dingin sekali.

Ck! Pantas saja pemanas ruangannya sengaja dimatikan oleh salah satu dari mereka.

Ayolah hari ini libur, aku ingin tidur dan beristirahat.

Sehabis menguras otakku kemarin gara-gara soal matematika yang pada akhirnya aku hanya bisa mengerjakannya beberapa.

"Nona cepat bangun. Apa nona lupa hari ini nona ada janji dengan Jung Ho?" aku merengut kesal saat bibi Jung menarik selimut yang sengaja aku lilitkan kembali di tubuhku karena dingin.

Aku merapikan rambut sebahuku yang tengah kusut saat ini.

Yap. Aku memutuskan untuk memangkas rambutku.

Janji? Aku tidak mengingat ada janji yang Jung Ho buat.

"Mwonde?" (Apa itu?) aku kembali merebahkan tubuhku di ranjang yang seketika membuat bibi Kim dan bibi Jung menarikku untuk bangun,

"Jung Ho mengatakan bahwa ia akan pergi bersenang-senang dengan nona hari ini."

Mataku seketika melebar lalu berdiri tegap yang mengakibatkan ekspresi terkejut dari kedua bibi ini.

"Maldo andwae.." (Tidak mungkin)
Serempak kedua bibi itu mengatakan "Jinjjaro!"(Serius!)

Aku menjauhkan diri beberapa meter karena teriakan nyaring itu, bibi Kim dengan sigap menarik tanganku lalu memasukkanku secara paksa ke kamar mandi,
"Ya! Bibi bajuku bagaimana?" teriakku dari dalam kamar mandi karena pintu ini dikunci dan ditahan oleh bibi Kim.

Aish! Kenapa jadi seperti ini? Bukankah aku yang mau keluar bersama Jung Ho?
Kenapa mereka bersusah payah mengurusiku bahkan melakukan hal ini?

Jung Ho juga aneh, kenapa tiba-tiba mengajak bersenang-senang?

"Kami akan mengurusnya!" teriakan bibi Kim terdengar dari luar kamar mandi.

Haha lucu sekali, aku bukan manekin yang harus didandani oleh orang lain.

"Bibi! Ayolah, jangan lakukan hal konyol ini!"
"Diamlah atau kau tidak boleh keluar sama sekali hari ini."

Ck! Bibi Kim memang pintar dalam hal mengancam. Yah terserahlah.

•••

Masih menggunakan gaun mandi, aku menatap semua baju hingga gaun pendek yang telah tersebar di ranjangku saat ini, bibi Jung sibuk memeriksa lemari bajuku sedangkan bibi Kim sibuk mengurusi make up yang sebelumnya tidak pernah aku lihat di kamarku kini memenuhi meja belajarku.

"Bibi!" mereka agak terperanjat lalu kembali aku merasakan tanganku ditarik lagi.
Kenapa mereka hobi sekali menarik tanganku?

"Nona harus memakai ini!"
Bibi Jung menyodorkan gaun pendek berwarna cream, aku menggeleng keras.

"Bibi mau melihatku mati kedinginan?" aku menghela napas kesal, akhirnya aku menyerah dan memilih menjadi manekin untuk mereka dandani.
"Kalau begitu yang ini saja,"

"Tapi itu ju-"

"Kenakan ini cepat nona!" bibi Jung menyodorkan beberapa potong pakaian, aku menghela nafas kesal lalu menerimanya dengan berat hati. Lain kali aku akan mengunci pintu kamarku!

Sebelum itu aku harus menyembunyikan kunci duplikatnya agar mereka tidak menggangguku seperti ini lagi.

Kenapa mereka sangat mendesakku agar segera menggaet Jung Ho untuk menjadi pacarku?

Itu sangat konyol.

Biarkan aku memilih dengan hatiku! Aish!

Apa yang aku pikirkan?

Aku mematut diriku di kaca bundar kamar mandi saat ini, baju lengan panjang berwarna putih dengan tulisan Rock 'N Roll menghiasi bagian depan bajunya, stocking dan rok pendek pink menambah kesan betapa aku akan terlihat pendek jika disandingkan dengan Jung Ho.

Kenapa tidak soft jeans saja? Itu akan menambah kesan aku sedikit lebih tinggi, 'kan?

Bibi Jung berdecak kagum melihat penampilanku saat aku melangkah keluar dari kamar mandi. Dan kini aku harus merelakan tanganku ditarik lagi, mendudukanku secara paksa agar menurut dan diam saat akan dirias.

Bagaimana hasil make up dari bibi Kim yang biasanya memakai riasan wajah yang tebal? Apakah aku akan seperti itu juga?

Tidak masalah. Setidaknya Jung Ho akan membatalkan semua janji perginya saat ini dan aku akan melanjutkan peperanganku yang sempat tertunda tadi malam.

Segala lamunanku yang tidak jelas arahnya terpaksa harus membubarkan diri setelah bibi Kim menepuk pundakku sedikit lebih keras-memaksa segala syarafku kembali bekerja.

Aku membuka mata perlahan... riasan seperti topeng-topeng di festival beberapa bulan yang lalu siap-siap akan menyapu pandanganku.

Aku terdiam lama.
Pantulan bayangan di seberang sana adalah aku?
Pulasan make up ringan terlihat match dengan warna kulitku yang tergolong pucat ini, menjadikannya segar dan manis.

Liptint dengan warna bibir dipakaikan perlahan oleh bibi Kim sebagai sentuhan terakhir.

Mataku terlihat lebih jelas dan cantik karena pulasan eye liner tipis dari tangan bibi Kim.

Bibi Kim wanjon jjang! (Benar-benar keren!)

"Eottae?" (Bagaimana?) bibi Kim memecah lamunanku yang sedari tadi tengah mengagumi hasil make upnya.

Aku mengangkat kedua ibu jari tanganku, "Jjang-ida!" (Awesome!) bibi Kim dan Jung bertepuk tangan menikmati hasil kerja mereka.

Drrt.. drrt

Aku mengambil ponsel dari atas ranjang setelah selesai memakai sepatu Timberland putihku yang dibelikan oleh eomma dua bulan lalu.

Ahjussi menyebalkan : Cepat turun, kau mau tidur seharian?

Ia memang tidak memberitahuku bahwa ia akan mengajakku keluar, ah pantas saja ia menanyakan kalimat 'besok libur 'kan?' itu kemarin.

Itu juga berarti dia juga tidak tahu bahwa aku sudah bersiap dari tadi?

Ini akan menjadi kejutan untuknya, hahaha.

Aku menyambar cable coat abu-abu dan mini sling bag hitamku, lalu melangkah keluar kamar.

Bibi Kim dan Jung telah meninggalkan kamarku sedari tadi setelah selesai membereskan segala peralatan kerja mereka.



To be continue

Don't be silent readers-nim )': author-nya udah capek2 nulis ):
Kekeke tinggalkan jejak kalian di chapter gaje ini :v

Save Me ; JJK  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang