Begin

225 38 1
                                    

Dimana aku?

Aku memokuskan pandanganku, lantai lembab ini menyambut penglihatanku.

Kumuh.

Berbau mesiu.

Aku menegakkan kepalaku, seseorang terlihat terikat di atas kursi membelakangiku.
"Jang Mi-ya, kau sudah sadar?"
Suara itu terdengar parau.

Geum Eun Na?

"Eun Na! Apa itu kau? Eun Na-ya gwaenchana? Eoh?" (Kau baik-baik saja?)

Aku berusaha melepaskan tali rantai yang membelit tubuhku, aku berusaha melepaskan rantai ini dengan panik.
Sial! Apa-apaan ini?
Apa yang sebenarnya terjadi?

"Jangan banyak bergerak atau itu akan melukaimu!"

Eun Na mulai terisak.

"Jang Mi-ya, algoisseoso? (Apa kau tahu?) dua tahun yang lalu anggota keluarga pemilik CEO KINGS mengalami pembantaian di rumahnya... Ayahmu dan Ibumu terlibat..." Ucap Eun Na dengan penuh emosi tertahan.

"Geumanhae..." (Hentikan...)

Aku tidak ingin tahu kebenarannya!
Aku tidak ingin mengungkit masa lalu itu!

Napasku terasa berat seperti sesuatu yang berat tengah menghantam dadaku.

"Ayah dan ibumu salah satu kaki tangan pelaku perencanaan pembantaian itu sekaligus kaki tangan pembunuhan itu—pembunuhan pada tanggal 12 Oktober 2015... Dalang di balik semuanya adalah..."

"Geumanhaerago!" (Kubilang hentikan!)

Tanggal 12
Tidak, ini tidak benar!

Aku tidak bisa menahan air mataku, aku bergerak untuk melepas rantai besi ini.

"Berhenti melakukan itu! Kau akan melukai dirimu sendiri!"

"Persetan, aku tidak peduli!"

"Itu ayahku! Ayahku dalang di balik semua ini! Hyun Tae juga membunuh ayahku dan keluarga mu!!!"

H-Hyun Tae?!
Apa kau tengah mencoba bercanda denganku?
Apa aku tengah berulang tahun saat ini?
Apa di balik ini semua adalah Jung Ho? Kejutan untuk mengerjaiku?

Dor!!

Semuanya terasa tidak mungkin.
Jantungku serasa berhenti berdetak.

Tubuh Eun Na terjerembab menyentuh dinginnya lantai.

"GEUM EUN NA!!!!!"

Darah mulai merembes keluar dari tanganku.

Sialan! Rantai sialan!

"Lepaskan aku! Seseorang tolong lepaskan aku! Arghh!!!"
Aku tidak bisa mengendalikan tangisanku.
Sahabatku... Sahabatku membutuhkan pertolongan!

Langkah-langkah kaki terdengar mendekat ke arahku.
"Siapapun itu tolong aku..."

"Yah! Jang Mi, na ya! (Ini aku!)"
Hyun Tae mendekat dan menghapus air mataku lalu menatapku sarkastik.

Tangannya dingin menusuk—aku membuang muka.

"Wae ureo?" (Kenapa kau menangis?)

"Enyah kau!"

Plak!

Tiba-tiba Yoon Se Won muncul di belakang Hyun Tae dan menamparku keras.

"Tutup mulutmu pembunuh!

Aku tersentak lalu terbatuk-batuk. Aku menatapnya tajam.

"Siapa yang kau sebut pembunuh?!"
Aku menatapnya dengan tatapan menantang seraya meninggikan suaraku.

"Ayahmu membunuh Dong Woo! Aku akan membunuhmu juga, jalang!"

Hyun Tae menghalau Se Won yang mencoba menggapai leherku, "Santai... Kita bisa menikmatinya lebih lama! Perlakukan dia semaumu."

Rantai di tanganku tiba-tiba terlepas.

Eun Na!

Aku merangkak—menyeret paksa tubuhku—menuju tubuh Eun Na.

Tanganku bergetar, napasku tersendat.
Saat aku membalikkan tubuh itu dan ternyata...

Manekin.

Damn it.
Aku telah memakan umpan.

Hyun Tae tertawa lantang, "Yah  dari tadi kau hanya menangisi sebuah boneka! Betapa bodohnya kau ini!"

Gelegar tawa bergema di seluruh penjuru ruangan.
Aku menghapus kasar air mataku.

"Geum Eun Na! Masuklah!"

Geum Eun Na melangkah tanpa melirikku, air mukanya kaku, tatapannya lurus ke depan. Matanya sembab, hidungnya memerah.
"Eun Na-ya..." Lirihku pelan.
Ia bergeming tanpa menanggalkan wajah kakunya.
Seolah-olah mayat hidup yang tengah berdiri di depanku.

"Eun Na adalah umpan terbaik untuk memancingmu." Hyun Tae tersenyum simpul—seakan hal yang terjadi di depan matanya bukan apa-apa.

"Hyun Tae, kau memang pandai melakukannya... Yah lihatlah ekspresi polosmu itu, seperti psikopat." Se Won tertawa lantang.

Aku menatap jijik mereka berdua—lalu berusaha untuk bangkit.

"Eun Na-ya... Akhh!"

Tiba-tiba Se Won menjambak rambutku, memaksaku untuk berdiri lalu ia menyeretku bagaikan bangkai binatang.

"Lepaskan aku!"

"Berisik!"

Ia berusaha menamparku tapi aku berhasil menghindar. Tak disangka ia berhasil melayangkan pukulannya di perutku.

Aku jatuh tersungkur dan mengerang kesakitan.

Terdengar suara tepuk tangan, "Wah.. wah Se Won kau memang ahlinya!"
Hyun Tae menatap mengejek sedangkan Eun Na—tidak ada ekspresi yang tergambar di wajahnya.

Aku bangkit dengan susah payah, Se Won kembali melayangkan pukulannya. Aku menahan kepalan tangannya itu lalu memutar tangannya.
Ia mengerang kesakitan. Aku menghempaskannya kasar.

"Ouhh.." Hyun Tae berkomentar.

Se Won bangkit. Kilatan di matanya seolah berambisi membunuhku saat ini.

Sesuatu menahan kedua tanganku dari belakang.
Curang! Ini tidak adil!
Ia menamparku, memberi pukulan telak pada wajahku, memukul perutku.

Aku jatuh merosot, tidak ada lagi tenaga yang tersisa.
Lagi-lagi Se Won menjatuhkanku dengan mudah. Kini ia bahkan tidak membiarkanku menyentuh sehelai rambutnya lagi.

Aku tidak bisa berdiri lagi, seluruh anggota tubuhku serasa nyeri semua. Sudut bibirku tidak henti-hentinya mengeluarkan darah.
Pandanganku berkunang.

Tiba-tiba wajah Jung Ho terlintas di otakku, kenapa di saat-saat seperti ini aku malah memikirkanmu?

Ahjussi itu,
Aku tersenyum tipis.



TBC

Keep vomment ne~ ^^

Save Me ; JJK  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang