Dimana aku? Sejauh mata memandang aku hanya melihat ruangan putih.
Putih menyilaukan.Aku menyipitkan mata, ada sesuatu di sana.
Sebuah kalender yang menunjukkan angka 16 dengan potongan-potongan tanggal sebelumnya di bawahnya.
Itu tanggal hari ini.
Tiba-tiba benda itu bergerak aneh, potongan-potongan kalender itu bergerak ke atas dan terpasang kembali.
Tanggal 12
Aku melangkah mundur, mendadak kepalaku terasa pening dan sangat berat.
Apa yang terjadi?
Aku memegang kepalaku yang teramat nyeri dan menggeleng perlahan.
Lalu, semuanya tampak gelap....
"D-darah?" kuedarkan pandanganku ke seluruh ruangan yang kini dipenuhi oleh lumuran darah.
Benar.
Darah dimana-mana.
Sesosok bayangan melesat.
Bulu kudukku meremang.
Tiba-tiba sosok itu berada di depanku, ia terlihat menyeret kedua tubuh yang berselimut darah.Mereka tewas.
Seorang pemuda dengan rambut basah kuyup tiba-tiba muncul dari pintu masuk, ia tampak terkejut dengan keadaan rumah tampak gelap.
Refleks laki-laki tua yang tengah duduk santai di sofa mengarahkan pistol peredamnya tepat kearah pemuda itu.
Dor!
Seketika ia roboh dengan dada bersimbah darah.
"Arghh!!"
Nafasku terasa berat, sangat berat, aku rasa aku akan mati jika tidak bernapas seperti ini lalu berulang kali aku menarik napas panjang.
Menghirup semua oksigen yang ada di ruangan ini agar memenuhi paru-paruku bertindak seperti ini seolah-olah udara di sekitarku mulai menipis dan akan habis sewaktu-waktu.Apa itu tadi?
Aku..aku hanya bermimpi, ya. Hanya mimpi.
Mimpi buruk.
Aku kembali memejamkan mata, mengingat-ngingat isi mimpi itu.
Sepertinya aku mengenali seseorang di sana.
Jaket hitam dengan jahitan tembelan di bagian perut kiri, aku mengenalinya karena tanganku sendirilah yang menjahitnya.
Dengan benang merah.Seperti jaket ayah..
Kenapa aku bisa bermimpi seperti itu?
Mimpi itu.. tapi... itu begitu nyata bagiku.Akh! kepalaku terasa sangat pening.
Aku menatap ruangan yang bertata asing di mataku, ada apa ini? Mengapa aku bisa di sini?
Aku mulai mengedarkan pandangan, Ruangan ini memiliki dinding berwarna cream dengan segala benda di sini yang ditata sangat rapi.
Terdapat tanaman kaktus kecil di dekat jendela tempat tidur, piano besar yang belum pernah aku lihat secara langsung dan gitar mengkilat di pojok ruangan.
Ruangan ini sangat luas dan... indah.
Sangat Indah.Tunggu sebentar, aku.. bukankah seharusnya aku mati?
Lalu pandanganku beralih pada benda yang melekat di tanganku. Infus?Kreek..
Pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya dengan nampannya tengah menatapku terkejut. Kemudian ia berlari menjauh dari kamar yang aku tempati.
Aku mencoba memokuskan pandanganku.
Kemudian muncul wanita yang berumur sekitar 40-an dari balik pintu dan berjalan mendekat ke arahku.
Cantik sekali.
Wanita itu menyentuh tanganku."Gwaenchana?" (Kau baik-baik saja?)
Aku membisu.
Siapa kau? Dan dimana aku?"Akhirnya kau sadar juga, sudah tiga hari kau terbaring di sini," Wanita itu tersenyum lembut.
Guratan kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Aku mencoba untuk duduk tetapi wanita itu mencegahku dan menyuruhku tetap berbaring.
"Kau mau makan sesuatu?"
Aku menggeleng, aku merasakan tenggorokanku kering."Baiklah. Sekali lagi aku bertanya, Kau baik-baik saja?"
Aku hendak membuka mulutku dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja, tapi kalimat itu tercekat di tenggorokanku.Aku menggangguk, Ia tersenyum lagi.
•••
Aku tersenyum tipis, bukan hanya rumah ini saja yang luasnya seperti mall tetapi halaman rumahnya juga luasnya bukan main."Kau tahu? Yoo Ra sangat menyukai halaman yang penuh dengan bunga. Apalagi bunga kesukaannya. Bunga mawar."
Aku menghentikan langkahku dan menoleh ke arahnya.
Wanita itu menghentikan langkahnya juga."Tapi aku kehilangannya," matanya mulai berkaca-kaca.
Semenit kemudian ia kembali tersenyum seolah ia tidak merasa apa-apa,
"Kau mau minum sesuatu?"Tbc.
Budayakan vote setelah atau sebelum membaca ^^
Trims-;♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me ; JJK [COMPLETE]
FanfictionApa jadinya jika seorang majikan jatuh cinta pada bodyguard-nya sendiri? Oh Jang Mi, seorang gadis yang memiliki masa lalu kelam, kemudian diadopsi dan berhasil menjalani hari-harinya tanpa pembullyan lagi. Tanpa ia sadari seseorang sedang mengintai...