Story 12

6.1K 777 15
                                    

Se Ri POV

Setelah keluar dari kamar Jimin. Aku duduk di meja makan, menunggu Jimin selesai bersiap.

Sekitar 20 menitan, Jimin baru menampakkan batang hidung nya.
Aku rasa kopi panas yang tadi kubuat sudah mulai dingin.

Ia menuruni tangga, dengan setelan kemeja biru muda dan celana hitam panjang nya sambil memegang iPad air di tangan kanan nya. Perfect !

Tanpa memperdulikan keberadaan ku, ia duduk di depan ku. Menyesap kopi panas yang mulai mendingin itu, matanya terfokus pada layar persegi di tangannya, sambil sesekali menggeser-geser layar benda persegi itu.

"Kau ingin pergi ke suatu tempat?", tanya ku kepadanya.

Bagai orang yang tuli, ia pura-pura tak mendengar pertanyaan ku dan hanya menatap layar iPad nya itu.
Jangan kan menjawab, melirik saja pun tidak.

Hahh~ apa-apaan pria ini.

"Hey, Park Jimin-ssi. Kau mendengarkan ku kan?", tanya ku lagi.

Ia hanya menatap ku dengan tatapan dingin mata sipit nya itu.

"Apakah kau ingin pergi ke suatu tempat? Dengan ku", tanya ku lagi.

Ia menyesap sisa kopinya dan kemudian bangkit dari duduk nya.

"Aku sibuk, jangan mengganggu ku", jawab nya dingin sembari berjalan keluar meninggal kan ku sendirian 'lagi'.

***

Jimin POV

'Apa-apaan wanita itu. Mengganggu saja!', batin ku kesal sembari berjalan menuju lift untuk ke basement tempat memarkirkan mobil ku.

Setelah sampai di basement. Aku segera memasuki mobilku, dan melajukan nya menuju kantor.

***

Sekarang aku berada di basement perusahaan yang sebentar lagi akan berpindah tangan kepadaku.

Turun dari mobil dan bergegas menuju ruangan CEO untuk menggantikan posisi appa ku untuk sementara. Katanya agar nanti aku terbiasa bila sudah diangkat menjadi CEO perusahaan ini secara resmi.

Ting

Lift yang ku naiki behenti di lantai 20. Segera saja aku melangkahkan kaki menuju ruangan CEO.

"Good Morning, Mr. Jimin Park", sapa seorang wanita yang ku yakini adalah sekertaris pribadi appa.

"Good Morning", sapa ku kembali sebelum memasuki ruangan.

Tepat saat aku masuk, terlihat bertumpuk-tumpuk file yang sudah pasti harus ku selesaikan hari ini juga.

Aku berjalan menuju kursi di balik meja besar dengan tumpukan-tumpukan file itu dan segera melaksanakan pekerjaan yang harus aku kerjakan.

***

Author POV

Waktu telah menunjukkan pukul 11:10 A.M. Itu artinya sebentar lagi waktunya makan siang.

Se Ri berencana membuatkan makan siang untuk Jimin, dengan bahan-bahan makanan yang baru saja ia beli dari supermarket.

Kring..

Kring..

Se Ri merogoh tas selempang nya, mencari smartphone nya yang berdering.

Klik.

"Yeoboseyo?"

"...."

"Ah! Nde eommonim"

"...."

"Tak usah eommonim. Nanti biar Se Ri yang ke kantor Jimin"

"...."

"Nde, gwenchanayo eommonim"

"...."

"Nde~.."

Pipp

Se Ri mematika  layar ponsel nya setelah percakapan nya dengan ibu Jimin berakhir.

Se Ri POV

Eommonin menelfon ku agar aku makan siang di luar bersama Jimin dan mungkin menghabis kan waktu dengan pergi ke suatu tempat sebelum acara makan malam keluarga.

Tapi aku rasa makan siang di luar termasuk bentuk pemborosan. Jadi, mungkin akan lebih menghemat biaya bila aku membawakan nya makan siang.

Segeralah aku menuju dapur apartement Jimin. Dan memasak beberapa makanan dengan bahan yang baru saja aku beli di supermarket.

Aku akan membuat Tteokbokki, Onigiri, dan mungkin beberapa sushi.

***

Tak terasa 20 menit berlalu, dan semua makanan yang aku buat telah tertata rapi dalam wadah tertutup.

Aku mengambil ponsel ku, kemudian menghubungi Ryo untuk mengantar ku ke kantor tempat Jimin bekerja sekarang.

Tutt

Tutt

Clik

"Oh! Ryo!"

"...."

"Bisakah kau menjemput ku di apartement Jimin? Kemudian antarkan aku ke kantor nya"

"...."

"Tahun depan! Ya sekarang lah bodoh!"

Pipp

Karena kesal, aku langsung memutuskan sambungan telfon nya.

'Dasar menyebalkan', batin ku sembari berjalan keluar dari apartement Jimin.

***

Sudah lebih dari 10 menit aku menunggu Ryo dan batang hidung nya belum nampak dari tadi.

Tin tin..

Panjang umur.
Baru saja aku ingin mengutuk nya. Mobil nya sudah berada tepat di depan ku. Tanpa basa basi lagi, aku langsung menaiki mobil nya.

"Jangan banyak bicara. Cepat antar aku saja", cegah ku mengarahkan telapak tangan ku tepat di depan wajah nya saat ia mulai membuka mulut nya.

Ia pun menurut dan langsung melajukan mobil nya, menuju kantor Jimin.

TBC

01:39 A.M
Friday, 14th July 2017
○Elix Dominic○

Votemment for next story.

Yes, Master ㅡ Jimin BTSWhere stories live. Discover now