Story 20

4.7K 694 63
                                    

200 likes I will update!
.
.
.
.
Se Ri POV

"Aku akan menjelaskan semuanya", ucap ku sembari meletakkan secangkir teh hijau di tangan ku pada piring kecil di atas meja.

Kembali menatap mata Jimin yang selalu memancarkan amarah setiap bersama ku.
Entah apa yang telah ku lakukan, hingga bahkan aura di sekitar nya terasa seperti siap menghancurkan ku.

"Ryo...", panggil ku dan memposisikan telapak tangan ku ke atas seperti seorang yang meminta sebagai isyarat.
Ia merogoh kantung jas nya, mengeluarkan sepucuk surat, dan memberikan nya kepada ku.

Aku mengamati sebentar surat dengan sedikit bercak darah kering di tepi nya. Menyentuh tepat pada bercak darah yang mengering pada surat itu.

"Ini, aku harap ini bisa membuat mu lebih baik", ucap ku sambil menyodorkan amplop itu pada Jimin.

"Maaf sebelum nya, tapi aku sudah membaca isi surat itu", lanjut ku menunduk.

Sudah bisa di pastikan wajah si menyebalkan Jimin itu sangat-sangat memancarkan kekesalan.

Brak!

"Apakah orangtua mu tak pernah mengajari mu sopan santun, hah?!", tanya nya dengan nada kesal di sertai gebrakan meja yang cukup keras.

Aku mengerjapkan mataku syok karena gebrakan meja nya.

"Tolong lebih sopan sedikit, tuan", ucap Ryo mengulurkan tangannya di depan tubuh Jimin. Berusaha menahan pergerakan Jimin yang mungkin akan lebih dari hanya 'gebrakan meja'.

Ia membenarkan posisi dudum nya dan membuka surat itu perlahan, seakan-akan menikmati sesi membuka amplop surat itu.
Membuka selembar kertas yang masih terlihat bersih.

Author POV

Hal berikutnya yang dilihat adalah mata Jimin yang mulai berkaca-kaca, berusaha menahan agar air matanya tidak tumpah sambil terus membaca isi surat itu.

Isi surat

Dear, Se Ri.

Aku tak tau ingin menulis apa, ini seperti tubuh dan pikiran ku bergerak sendiri untuk menuliskan sebuah surat untuk mu.

Umm.. mungkin aku akan mengungkapkan semua yang ada di dalam hati dan pikiran ku.

Haha.. seperti hidup ku tak lama lagi. Tapi ya, memang benar. Karena sebentar lagi aku akan memulai hidup baru dengan Park Jimin kekasih ku tercinta. Tapi, aku tidak yakin apakah hidup ku akan selama itu? Sampai tiba saat nya menikah dengan nya?

Ah~ apa yang aku tulis ini? Dan aku terlalu malas untuk menghapus nya. Jadi, biar saja kau membaca omong kosong ku tadi.

Yoo Se Ri!
Kau adalah sahabat terbaikku! Aku harap kita tak akan pernah terpisahkan dan tetap menjadi sahabat baik.

Ah~ aku yakin akan merindukan mu saat aku sudah menikah nanti. Tidak, tidak, aku akan sering meluangkan waktu ku untuk mu daripada Jimin. Dia pasti akan sangat sibuk untuk mencukupi kebutuhan ku dan anak-anak kami nanti, aku akan mengunjungi mu.

Eumm.. aku masih nemikirkan nya. Apakah hidupku akan sampai hingga Jimin dan aku menikah? Memiliki keluarga kecil, melihat anak-anak yang tumbuh? Hufft... hanya Tuhan yang tau.

Tapi jika memang itu terjadi, jika Tuhan menjemputku untuk pulang sebelum aku menikah dengan Jimin, aku harap semoga Jimin ku bisa tetap bahagia walaupun bukan dengan ku. Aku akan terus mendoakan kebahagiaan Jimin walaupun tidak bisa bersamanya.

Dan aku harap, jika hal itu terjadi. Aku ingin kau Yoo Se Ri sahabat ku, yang menggantikan posisi ku bahagia bersama Jimin. Karena aku tak yakin akan ada orang lain yang bisa membahagiakan nya.
Aku bahagia bisa mengenal mu, aku yakin Jimin juga akan bahagia bersama mu.

Hahaha, apa-apaan aku ini?
Maaf, selalu mengganggu mu kawan. Kau terlalu baik dan sabar sehingga aku tak tahan untuk mengganggu mu.

Terima kasih sudah membaca, dan maaf karena sudah membuang waktu mu untuk membaca surat ini.

Lee Hyun Ah♡

Jimin berhenti sejenak, menatap manik Se Ri dengan mata berkaca-kaca milik nya.

"Ya, surat itu memang sebenar nya untuk ku. Jadi aku pikir kau terlalu berlebihan marah kepadaku", jawab Se Ri tenang seakan-akan ia mengerti apa yang dipertanyakan oleh Jimin.

"Aku meminta maaf karena aku pikir seharus nya aku membaca surat itu dengan mu. Tapi, aku sudah membacanya terlebih dahulu dan tak memberitahukan tentang surat itu kepada mu", jawab Se Ri lagi.

Jimin menundukkan kepalanya, tidak ingin membiarkan wajah menangis nya terlihat oleh dua manusia di hadapan nya.

"Sekarang kau tau kan alasan kenapa aku mau menikah dengan mu? Karena itu adalah permintaan terakhir Hyun Ah, dan Hyun Ah juga salah satu yang terpenting bagi ku", lanjut Se Ri.

"Aku tau ini berat bagi mu. Tapi maaf, aku tak bisa menolak perjodohan ini", lanjut nya lagi.

Jimin masih tetap pada posisi nya, menumpahkan semua air mata yang sedari tadi ia bendung.

"Kita bisa bercerai setelah umur pernikahan kita menginjak enam bulan", ucap Se Ri lagi.

TBC

15:09 P.M
Friday, 17th November 2017
○Elix Dominic○

Yuhuu~ I'm back setelah sekian lama hiatus~

Selamat 2k followers^^

Votemment for next story.

Yes, Master ㅡ Jimin BTSWhere stories live. Discover now