Story 25

4.2K 508 78
                                    

Author POV

Se Ri sangat menikmati makan siang mereka, berbanding terbalik dengan Jimin yang masih kesal dan tersiksa menahan 'sesuatu' milik nya di bawah sana.

"Selesai", ucap Se Ri sambil meletakkan sepasang sumpit yang telah ia pakai. Kemudian meracik teh hijau yang akan ia dan Jimin minum.

Sambil asik meracik teh hijau, sesekali Se Ri mencuri pandang ke Jimin. Dia peka, sangatlah peka, jika Jimin sedang menahan 'sesuatu' sekarang.

"Kau menginginkan nya sekarang, Jim?"

"Uhuk!", Jimin tersedak. Sungguh mengejutkan mendengar apa yang di ucapkan Se Ri baru saja.

"Calm down babe, ini minumlah", Se Ri menyerahkan racikan teh hijau yang pertama untuk Jimin. Meneguk nya cepat, kemudian menatap Se Ri.
Kali ini tidak ada unsur kebencian atau kekesalan di mata nya.
Se Ri yang bingung dengan tatapan Jimin hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Kau akan memberikan nya jika aku meminta sekarang?"

"Uhuk!", kali ini Se Ri yang tersedak air liur nya sendiri. Cepat-cepat ia mengambil cangkir yang ada di genggaman Jimin, beruntung air teh di dalam nya masih tersisa separuh.

"Yang benar saja, Jim?"

"Oh ayolah, Se Ri. Ini sungguh menyiksa, dan semua ini salah mu", ucap Jimin memelas.
Se Ri hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya, menolak.

"Ya! Yoo Se Ri! Kau yang awal nya menawarkan, sekarang kau menolak", emosi Jimin sudah mulai meluap.

Se Ri hanya menanggapi pernyataan Jimin  dengan mengangkat kedua bahu nya, kemudian bangkit dari kursi nya, berjala  mendekat ke arah Jimin.

"Oh, babe. Aku tak akan melakukan nya jika kita belum resmi terikat, apalagi... saat ini kita saling tidak mencintai", ucap Se Ri sambil mengusap pipi Jimin lembut.

Chup

Se Ri mengecup bibir Jimin sekilas. Walaupun hanya sekilas, itu membuat Jimin benar-benar mematung.

"Untuk saat ini hanya itu, selesaikan makan siang mu, aku aka ke toilet dan membayar bill nya", ucap Se Ri kemudian menjauhkan tubuh nya dari Jimin. Ia berusaha bertingkah senormal mungkin setelah perbuatan yang ia lakukan tadi.

"Dan, umm.. that was my first kiss"

"Just for information", lanjut Se Ri yang kemudian hilang di balik pintu.

Selepas kepergian Se Ri ke toilet, Jimin merasakan sesuatu di balik dadanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Karena tak ingin berpikir yang macam-macam, ia pun melanjut kan makan siang nya.

•••

Setelah makan siang, Se Ri memutuskan untuk pergi membeli sebuah gaun pengantin.
Awal Jimin menolak, karena mengingat banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan, dan juga ia tak ingin berlama-lama dengan Se Ri yang sangat amat ia benci.
Tapi, bukan Se Ri namanya jika ia tak mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia terus merayu Jimin, berjanji akan membantu Jimin menyelesaikan pekerjaan nya malam ini juga, dan Se Ri dapat menjamin bila Jimi akan dapat bekerjasama dengan 6 perusahaan besar jika ia menuruti permintaan Se Ri.

Dan disini lah akhirnya, Jimin dengan segala kebosanannya menunggu si Tuan Putri mencoba sebuah gaun yang memang sudah Se Ri pesan beberapa hari yang lalu.
Se Ri tak hanya memesan sebuah gaun untuk nya, tetapi ia juga telah memesan tuxedo yang sekarang telah melekat dengan pas di tubuh atletis Jimin.

Yes, Master ㅡ Jimin BTSWhere stories live. Discover now