Story 2

11.8K 1.1K 116
                                    

Author POV

Se Ri sudah berada di depan pintu apartement Jimin dengan dandanan yang casual tidak seperti maid.

Sebenarnya Se Ri ragu. Haruskah ia menekan bel terlebih dahulu? Atau langsung masuk saja? Karena sebelum ia pergi ke apartemen Jimin, Park Jin Deuk telah memberitahu password apartemen Jimin.

'Apakah aku langsung masuk saja? Ah.. tidak tidak, itu tidak sopan. Tapi, jika aku memencet bel, apakah ia sudah bangun? Lagian dia pasti tidak akan memperbolehkan ku masuk bila tau ini aku', batin Se Ri.

Masih berperang dalam pikiran nya. Akhirnya Se Ri memutuskan untuk langsung memasuki apartemen Jimin.

'Baiklah.. mari kita lakukan', batin nya menyemangati diri sendiri.

Se Ri POV

Pip pip pip pippp
cekrek

Pintu terbuka, aku pikir akan salah mengingat password karena terlalu takut.

Ya, aku takut. Karena Jimin sangat jahat.
Berbeda dengan ayahnya yang lembut dan perhatian dengan para pekerja nya. Dia berbeda seratus delapan puluh derajat.
Dia sering kali membentak bahkan mengancam pekerja yang pekerjaan nya tidak sesuai ke inginan nya.

Cukup sekali aku merasakan hal itu.
Waktu itu aku lupa menyetrika kemeja biru nya dan berakhir dengan hinaan dan ancaman-ancaman yang ia berikan.
Oh ya Tuhan... Bahkan kemeja birunya ada berlusin-lusin tumpuk di lemarinya.

Perlahan tapi pasti, aku melangkah kan kaki ku memasuki apartemen nya. Mengganti sepatuku dengan sendal rumah nya.

Oh! Tunggu! Apa ini?!

Alas kaki yang tergeletak di mana-mana. Aku menyusuri ruangan itu berharap didalam tidak berantakan seperti di depan pintu masuk.

Aku mencari saklar lampu, disini sangat gelap aku tak dapat melihat apa-apa.

Klik

Oh ya Tuhan!
Bahkan ruangan ini mungkin lebih berantakan dari kapal pecah.
Baju-baju yang tergeletak di lantai, di atas sofa, dan.. Oh Astaga! Apakah itu kondom bekas?

Hanya satu pertanyaan ku. Bagaimana bisa manusia setampan dia, hidup di dalam apartemen mewah dan kotor ini?

Aku tak habis pikir. Dan.. apakah ia selalu membawa jalang ke apartemen nya untuk memuaskan nafsu? Persetan, aku tak peduli.

"Huft~..", aku menghela nafas. Sepertinya tugas ku hari ini tidak hanya membangunkan dan membuatkan sarapan Jimin. Tetapi lebih berat dari hari-hari biasanya.

One hour later

Akhirnya! Finally!
Semuanya bersih, sesuai seperti yang di harapkan. Dan sekarang waktunya membangunkan Jimin.

Aku membuka celemek dan menaruh alat-alat pembersih itu ke tempat semula. Mencuci bersih tangan  dan...

"Apa yang kau lakukan di apartemenku?"

"O-oh! Kau sudah bangun? Aku baru akan membangunkan mu", ucapku kaget.

"Aku bertanya sedang apa kau di apartemenku!?", tanya nya sedikit menaikkan nada bicara nya.
Aku yakini dia kesal karena ada orang asing yang dengan lancang memasuki tempat tinggal nya.

"A-aku.. mulai sekarang aku akan mengurusi mu, dari mulai membangun kan mu, menyiapka  air hangat, menyiapkan sarapan, makan ma--"

"Appa menuyuruhmu?", tanya nya memotong celotehan ku.

Aku hanya mengangguk.
Ia memijat pelipis nya, "tidak bisakah kalian tidak mengusik hidupku? Dan apa ini? Seenaknya saja masuk, membersih kan ini itu, menyentuh barang-barang ku", amuk nya.

Aku benar-benar tidak tahan kali ini. Persetan dia adalah anak atasan ku, aku sudah lama muak dengan sikap nya yang tidak tau terima kasih itu.

"Kau pikir aku ingin melakukan ini!? Hey kau mengertilah, perusahaan appa-mu di ambang kehancuran. Berterima kasih lah karena aku dan appa-ku akan membantu mu!", ucap ku tak kalah kesal.

"Memang nya kau ini siapa? Bahkan kau dan appa-mu itu mencari nafkah di rumah ku. Untuk apa aku harus berterima kasih kepadamu, kau dan appa-mu tidak akan memberikan apa-apa untuk perusahaan. Cih, memangnya siapa appa-mu. Dasar sok hebat"

"Appa ku seorang pemimpin ya--", aku menghentikan ucapanku. Ini belum waktunya.

"Kau bilang apa? Appa-mu pemimpin apa?"

"A-ah! Kau lapar? Roti selai kacang? Ah~ Aku sudah membuatkan teh hangat untuk mu", ucapku mengalihkan topik sembari memberikan teh yang memang tadi kubuatkan untuk nya.

Dia menerimanya. Karena tak ingin menjawab pertanyaan seperti itu lagi, aku rasa aku harus pergi.

"Eumm... sepertinya tugas ku selesai, kau pun sudah bangun. Kalau begitu aku permisi", pamit ku. Sepertinya ia sengaja tidak mendengar nya. Ah~ yasudahlah.

Aku berjalan keluar pintu apartemen nya. Berhenti dan berbalik.

"Sampai jumpa saat makan malam"

Dan keluar begitu saja setelah mengatakan nya.

°°°

Author POV

Se Ri kembali ke kediaman Park Jin Deuk, masih dengan baju casual nya.

Kediaman nya terlihat sepi.

'Kemana semua maid dan butler dirumah ini?', batin nya heran.

Ia menelusuri setiap ruangan berharap masih ada seseorang di rumah ini.

Di ujung lorong sana terlihat sesuatu yang meremang. Karena penasaran, Se Ri mendekati cahaya itu.

Pintu ruang kerja Jin Deuk sedikit terbuka. Se Ri yang penasaran pun mengintip.

Di dalam sana, ada dua orang pria paruh baya sedang berbincang. Salah satunya adalah sosok yang sangat familiar.

'Appa?!', batin Se Ri melihat ayahnya yang berada di dalam ruangan Jin Deuk. Terlebih lagi, dengan pakaian yang tidak seperti biasanya.

Lengan kemeja yang di gulung hingga sebatas siku, dua kancing atas kemejanya yang tidak terkait, dan kembali memakai tiga piercing di telinga kirinya.

Mungkin itu sebab nya para pelayan di liburkan. Agar tidak ada yang mengetahui sosok asli ayahnya.

Kriet

Se Ri memasuki ruangan itu. Yang di dalam ruangan hanya menatap Se Ri bingung.

"Se Ri? Bukan kah seharusnya kau di apartemen Jimin?", tanya Jin Deuk.

"A-ah.. Ya. Aku baru saja dari sana dan sepertinya tugas ku sudah selesai", jelas Se Ri.

Jin Deuk hanya ber-oh ria saja. Ia berpikir bahwa Jimin dan Se Ri sudah ada sedikit kemajuan.

"Appa , ayo kita pulang?"

"Cepat sekali. Padahal appa mu baru saja tiba beberapa menit yang lalu"

"Tak apa Jin Deuk. Aku memang kemari sebenarnya untuk menjemput putriku dan sekalian mampir. Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku kemari, karena besok, lusa, ataupun seterus nya. Aku akan berada di ruangan ber-AC itu lagi", ucap Seo Gi.

Seo Gi dan Se Ri pun berpamitan pulang.
Belum sampai di ambang pintu, Jin Deuk kembali mengingatkan Seo Gi.

"Jangan lupa makan malam nanti eoh", ucapnya sambil sedikit menaikkan volume suaranya.

"Yap. Aku ingat, kau tak perlu mengingatkan nya terus. Haha", sahut Seo Gi sebelum akhirnya lenyap di ambang pintu.

TBC

01:13 A.M
Sunday, 4th June 2017
○Elix Dominic○

Vote and comment for next story.

Yes, Master ㅡ Jimin BTSWhere stories live. Discover now