Author POV
"Se Ri-sama!", seru Ryosuke dari kejauhan. Ia segera berlari mendekati Jimin dan Se Ri.
Bugh!
Ryosuke memukul Jimin tepat di pipi sebelah kiri nya, membuat Jimin terduduk di atas rerumputan, dengan pipi yang memerah dan mulai membiru.
Ryosuke berbalik, mengkhawatirkan keadaan Se Ri.
"Gwenchana?", tanya Ryosuke memastikan keadaan Se Ri.
"Umm", gumam Se Ri sembari mengangguk mengiyakan.
Jimin bangkit, menarik tangan Se Ri dengan kasar.
"Ya! Lepaskan!", teriak Se Ri sambil meronta agar Jimin melepaskan genggaman tangan nya.
"Ya! Apa yang kau lakukan bajingan?!"
Ryosuke hendak melesatkan pukulan nya pada Jimin lagi. Tetapi, sebelum itu terjadi, Jimin telah lebih dahulu menendang perut Ryosuke. Dan menarik Se Ri ke belakang tubuh nya.
Dugh!
"Ya! Apa yang kau lakukan?! Ryo!", teriak Se Ri, berusaha melepaskan diri nya dari ganggaman Jimin.
"Itu adalah pembalasan karena telah menyentuh wajah tampan ku", ucap Jimin menunjukkan smirk di wajah nya.
"Dan Se Ri, aku butuh semua penjelasan dari mu", lanjutnya lagi sembari menatap Se Ri tajam. Detik berikut nya ia telah menarik Se Ri menuju mobil nya, tidak lupa. Sebelumnya ia meletakkan mawar putih yang ia bawa, di depan makam pacar nya.
Brak
Klik
Jimin membanting kasar pintu mobil nya, dan mengunci nya.
"Apa mau mu?", tanya Se Ri dengan nada yang sedikit meninggi.
"Seharus nya aku yang bertanya seperti itu. Apa mau mu, hah?", balas Jimin tak kalah nyaring.
"Hah? Dasar kau gila!"
Jimin menggertakkan gigi nya kesal.
"Apa mau mu? Dasar jalang! Tidak bisa kah kau menjauh dari kehidupan ku?!", teriak Jimin yang benar-benar membuat sesuatu di dada Se Ri mencelos.
Se Ri menunduk.
Butiran-butiran bening itu mulai turun ke pipi nya."Cih"
Jimin sama sekali tak menyukai keadaan ini. Dimana seorang wanita menangis di depan nya.
"Jangan berpura-pura menangis, kau pikir aku bodoh?! Cepat jelas kan semuanya kepadaku!", ucap Jimin yang semakin membuat air mata Se Ri deras.
Se Ri berbalik, membuka pintu mobil Jimin. Tapi, Jimin telah mengunci pintu mobil nya.
"Buka pintu nya, dan biarkan aku pergi", ucap Se Ri parau.
Jimin mendengus kesal, kemudian menarik lengan Se Ri kasar.
"Kenapa?! Kenapa harus kau? Apa mau mu dari ku?! Jika bukan karena Hyun Ah, mungkin sekarang aku akan mengakhiri hidup daripada harus bersama mu!", ucap Se Ri menahan isakan nya, kalimat Se Ri membuat banyak tanda tanya besar di kepala Jimin.
"Jelaskan, sejauh mana kau mengenal Hyun Ah?!"
Jimin tak mendapat jawaban dari pertanyaan nya itu. Hanya isakan tangis yang ia dengar.
"Tidak bisa kah kau membiarkan ku pergi? Aku akan menjelaskan semuanya nanti", ucap Se Ri manik hazel nya yang sayu menatap mata sipit Jimin. Detik berikut nya Jimin melepaskan genggaman nya pada lengan Se Ri, dan membukakan kunci pintu mobil nya.
***
Melihat Se Ri keluar dari mobil Jimin, Ryosuke buru-buru mendekat ke arah Se Ri. Dan mendekap tubuh kecil Se Ri.
"Hiks... aku takut Ryo... Hiks... kenapa harus dia? Hiks... jika bukan karena sahabat ku... Hiks...", isak Se Ri dalam pelukan Ryosuke.
"Its okay Se Ri-ah. Semuanya akan baik-baik saja nanti nya", ucap Ryosuke sembari mengusap pelan punggung Se Ri, menenangkan nya.
"Bukan kah kau telah berjanji pada Hyun Ah?", tanya Ryosuke. Se Ri hanya menganggukkan kepalanya.
"Hei, lihat aku Se Ri", detik berikut nya Se Ri telah mendanga, menatap wajah Ryosuke dengan matanya yang sembab.
Ryosuke mengusap pelan rambut Se Ri. Such a brother material.
"Bila kau telah berjanji, seharusnya kau juga harus kuat menghadapinya Se Ri", lanjut nya lagi sambil menunjukkan senyum menawannya.
Se Ri kembali menyembunyikan wajah nya di tubuh Ryosuke. Mengangguk pelan, mengiyakan kalimat-kalimat Ryosuke.
Ryosuke melepaskan pelukan nya, kemudian mensejajarkan tubuh nya setara dengan tubuh Se Ri.
"Sekarang berjanjilah kepada ku-", ucap Ryosuke, membuat Se Ri menaikkan alisnya bingung.
"Berjanji apa?", tanya Se Ri, yang sudah berhenti menangis dan sesegukkan.
Ryosuke tersenyum, kejadian ini seperti dulu. Saat Se Ri berjanji kepada Ryosuke agar tidak mengompol saat tidur.
"Setelah ini, jangan menangis lagi, arrachi?", ucap Ryosuke sambil mengacungkan jari kelingking nya.
Se Ri tersenyum, ini lah mengapa dari dulu Se Ri sangat mengagumi Ryosuke.
Menurutnya, Ryosuke adalah yang terkuat dari yang paling kuat.
Disaat masalah nya sangat rumit, ia masih bisa membuat Se Ri tersenyum.Detik berikutnya, Se Ri menautkan jari kelingking nya pada jari kelingking Ryosuke.
"Ne, arraseo. Ryo oppa", ucap nya.
"Apa? Aku tidak dengar. Coba katakan sekali lagi", ucap Ryosuke pura-pura tidak dengar.
Tak!
Se Ri menyentil dahi Ryosuke.
"Kau ingin mati, huh?", kesal Se Ri.
"Hahaha... Baiklah, baiklah. Karena kau telah berjanji, lusa aku akan mentraktirmu makan, bagaimana?", ucap Ryosuke.
Se Ri mengangguk dengan semangat.
TBC
12:05 A.M.
Saturday, 2nd September 2017
○Elix Dominic○Kangen Elix gak? -gak-
Ini masih update di sela-sela hiatus ya. Maaf kalo ceritanya makin gak nyambung😩
Votemment for next story.
-20170912-
Happy birthday Rap Monster🎉

YOU ARE READING
Yes, Master ㅡ Jimin BTS
Dragoste[ON HOLD] ( Bahasa ) Park Jimin adult fanfiction. "He's your master. So, be a good girl" -s [!!]Not for Children[!!] 20180511#1 Rank on Bahasa 20180519#1 Rank on Nc17