Story 24

4K 508 47
                                    

Se Ri POV

Aku membuka kancing teratas kemeja ku, membiarkan sedikit udara masuk.

Rapat pagi ini telah usai. Setelah perdebatan yang panjang dengan pihak brand yang ingin membayarku sebagai model mereka untuk beberapa produk make up, akhir nya usai juga.

Ku lihat arloji yang terpasang manis di pergelangan tangan kanan ku. Sekarang sudah pukul 11, dan sebentar lagi adalah waktu makan siang untuk semua pegawai, dan juga Jimin pasti nya.

"Ryo!"

"Hm?", gumam nya.

"Seperti nya aku akan ke kantor Jimin, sudah waktu nya makan siang", ucapku seraya mengetuk kaca arloji di pergelangan tangan ku.

"Baiklah, tuan putri"

•••

Satu jam, hingga akhirnya kami sampai di depan gedung kantor Jimin.
Aku turun dari mobil, menutup pintu nya, dan berbalik.

"Kau tak usah menjemputku bila aku tidak menghubungi mu", ucap ku kepada Ryo dari luar jendela mobil nya.

"Baiklah, baiklah. Tapi pastikan kali ini si tuan Park itu mengantar mu hingga minimal di depan gerbang mansion, arra?"

"Hm, arrachi"

"Okay then, bye princess!"

Mobil Ryo melesat dan akupun melangkahkan kaki ku masuk ke dalam gedung di hadapan ku ini. Memasuki lift dan mekan tombol yang bertuliskan angka 7 yang sudah pasti adalah lantai dimana ruangan Jimin berada.
Tak sampai 15 menit dan sekarang aku telah berada di lantai 7, keluar dari lift dengan santai. Di depan ruangan Jimin, ku lihat ada sekretaris Oh yang sedang sibuk dengan layar komputer di hadapan nya. Aku melangkah kan kaki ku semakin mendekat ke ruangan Jimin, dan seperti nya sekretaris Oh sadar akan kehadiran ku, sehingga membuat ia spontan berdiri dan membungkuk kepada ku.
Aku membalas nya dengan senyuman.

"Apa Jimin ada di dalam?", tanya ku.

"I-iya, Mr. Jimin ada di dalam, silahkan anda masuk saja", jawab nya yang dapat kulihat bahwa ia gugup.

Tanpa basa-basi lagi, aku melangkahkan kaki ku ke dalam ruangan Jimin.

Authot POV

Se Ri memasuki ruangan Jimin tanpa sepengetahuan si pemilik ruangan. Bahkan sekretaris nya pun, karena terlalu gugup hingga lupa menghubungi atasan nya bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan nya.

Jimin masih berkutat dengan berkas-berkas di meja nya. Ia membolak-balikkan berkas yang ada di tangannya sambil memperhatikan layar laptop di hadapan nya.

Tanpa di sadari oleh Jimin, Se Ri sudah melangkahkan kaki nya ke belakang meja kerja Jimin. Mengintip tulisan-tulisan pada berkas yang ada di tangan Jimin.

"Jika kau membuat nya seperti ini, maka para client akan berpikir bahwa kau tidak profesional", sindir Se Ri yang akhirnya membuat Jimin tersadar penuh. Ia menoleh ke samping kanan, dan benar, ia mendapati Se Ri dengan angkuh nya menatap Jimin.

"Bukan urusan mu", Jimin melanjutkan kegiatan nya yang sempat terhenti beberapa detik, dan tidak memperdulikan ucapan Se Ri.

"Sayang nya aku tak ingin anak-anak ku kesulitan untuk makan makanan enak nanti nya, karena appa nya selalu gagal bekerjasama dengan client nya yang tidak seberapa menguntung kan ini", sindir Se Ri lagi sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan menatap Jimin sinis. Yang di sindir ternyata sadar, dan menoleh kan lagi kepalanya, kembali menatap Se Ri tajam.

Yes, Master ㅡ Jimin BTSWhere stories live. Discover now