Cinta Buta

328 7 0
                                    

Akhirnya, hari ini semua murid kelas tiga di SMA Bina Jaya telah lulus. Aya tersenyum melihat hasil nilai yang ia peroleh. Memuaskan, itulah hasilnya. Tentu hal itu semakin menyempurnakan kebahagiaannya. Pasalnya, sebelum hari kelulusan, ia dan Reni sudah diterima di kampus yang mereka impikan, yaitu UI. Aya dan Reni pun saling berpelukan.

"Selamat ya..." ucap Reni yang tampak begitu bahagia.

"lo juga, Ren," sahut Aya yang tak kalah bahagia. Tanpa Aya sadari, Reni telah mencoreti seragamnya menggunakan pewarna pilox. Mengetahui yang Reni lakukan kepada seragamnya, Aya pun membalasnya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk merayakan kebahagiaan tanpa harus melakukan konvoi seperti teman-temannya. Yaitu, dengan makan-makan di rumah Aya. Meskipun tubuh mereka dipenuhi dengan coretan, namun keluarga Aya sama sekali tak keberatan.

*****

Aya dan Reni baru saja sampai di kos-kosan yang akan mereka tempati. Kos-kosan itu letaknya tak jauh dari kampus. Mereka memutuskan untuk tinggal di kos-kosan karena jarak yang cukup jauh, yaitu Jakarta-Depok. Dan itu sangat merepotkan. Belum lagi jika terkena macet.

Mereka tampak begitu bahagia melihat kamar kos-kosan itu. Reni pun langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang ada di pojok sebelah kanan. Sedangkan Aya duduk di atas ranjang yang ada di pojok sebelah kiri.

"Akhirnya sampai juga," ujar Reni sembari bergulung-gulung di atas ranjang seperti orang gila. Sementara Aya, ia terlihat sibuk membuka tasnya, dan memasukkannya di dalam lemari.

Sembari merebahkan tubuh, Reni pun bertanya kepada Aya.

"Eh, gimana hubungan lo sama Rendy?" tanya Reni. Mengingat tentang Rendy, Aya pun tersenyum.

"Ya gitu deh, gue makin suka sama dia," sahut Aya sembari membereskan baju-bajunya. Reni sedikit heran dengan Aya.

"Kalau misalnya Rendy nembak lo, kira-kira bakalan lo terima nggak?" tanya Reni. Aya berpikir sejenak. Beberapa saat kemudian, ia pun tersenyum.

"Iya. Gue bakalan terima dia," sahut Aya. Tentu saja jawaban Aya semakin membuat Reni shock.

"Lo serius? Bukannya lo nggak dibolehin pacaran sama orang tua lo?" Reni kembali bertanya. Aya pun tersenyum, dan menatap Reni.

"Makanya, kalau misalkan gue pacaran sama dia, lo nggak boleh kasih tahu sama orang tua gue. Cukup lo aja orang luar yang tahu," sahut Aya. Reni dibuat terbengong-bengong olehnya. Pasalnya, dia memang seringkali pacaran. Namun, ia belum pernah merahasiakan sesuatu dari kedua orang tuanya. Apalagi, jika menyangkut masalah hati...

*****

Aya dan Rendy sedaritadi telah berjalan-jalan mengelilingi taman. Mereka langsung duduk begitu mengetahui isi kursi taman tak ada yang menduduki.

Rendy menatap mata Aya, begitu juga dengan Aya. Mereka berdua tampak saling tersenyum.

"Kamu tahu nggak? Kamu tuh gadis berkerudung paling cantik yang pernah kutemui," ujar Rendy dengan tatapannya yang begitu dalam. Hal itu tentu saja membuat Aya sangat malu.

"Pasti itu karena jarang banget gadis berkerudung di sini kan?" goda Aya. Rendy pun tertawa dengan kerennya, dan menggelengkan kepala.

"Yeah, memang sekarang masih sedikit yang pakai kerudung. Tapi, aku serius,"

"Kamu gadis berkerudung paling cantik yang pernah kutemui. Bahkan nggak cuma itu, kamu gadis paling cantik yang pernah kutemui," ujar Rendy sembari menatap Aya dengan sangat dalam. Jantung Aya berdetak sangat kencang. Bahkan saking kencangnya, mungkin Rendy bisa mendengar suara detak jantung itu.

Rendy menggenggam erat kedua tangan Aya. Hal ini membuat Aya semakin tidak bisa bernapas.

"Aya, i love you. Do you love me too?" tanya Rendy dengan tatapannya yang membuat siapapun meleleh. Oh, sepertinya Aya benar-benar akan mati.

Tanpa pikir panjang, Aya pun menganggukkan kepala.

"Yes. I love you too, Rendy..." sahut Aya. Tampak secercah senyum bahagia terpancar dari bibir Rendy. Begitu juga dengan Aya. Rendy pun mencium tangan Aya dengan lembut.

"Terima kasih, Aya..." ucap Rendy. Ia pun melanjutkan perkataannya.

"Aku janji. Aku bakalan selalu ada buat kamu, dan juga selalu ngebahagiain kamu, i'm promise," lanjut Rendy sembari mengacungkan jari kelingkingnya. Aya tersenyum bahagia. Tampaknya, ia ingin menangis. Ia pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Rendy.

"Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa jatuh cinta sama aku?" tanya Aya. Ia hanya iseng-iseng menanyakan hal seperti itu. Namun, rupanya Rendy justru mengembalikan pertanyaan itu kepadanya.

"Sebelum aku jawab, aku juga ingin menanyakan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu bisa jatuh cinta sama aku?" tanya Rendy. Aya berpikir sejenak, ia benar-benar tak tahu alasannya.

"Aku nggak tahu," jawab Aya sembari tersenyum dengan aneh. Rendy membalas senyuman itu dengan senyuman mautnya.

"Aku pun juga sama. Dan, aku nggak memerlukan alasan apapun untuk mencintaimu. Karena cinta sejati, memang nggak memerlukan alasan," jawaban Rendy benar-benar membuat hati Aya meleleh. Sepertinya, wajahnya sudah sangat memerah karena malu.

Aya benar-benar tengah dimabuk asmara. Ia sudah lupa dengan peraturan agama yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Mulai dari masalah mahram, hingga masalah pacaran. Seolah-olah perkataan kedua orang tuanya itu telah masuk ke telinga kanan, dan keluar melalui telinga kiri.

***** TBC *****

Jodoh Yang DiingkariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang