Prolog

1K 27 9
                                    

Siti Cahaya, 40 tahun. Ia merupakan seorang ibu rumah tangga yang sudah ditinggal pergi oleh suaminya. Hari ini adalah tepat 100 hari sang suami meninggalkannya, serta kedua putrinya yang tercinta.

Selesai menggelar pengajian untuk memperingati 100 hari kematian suaminya, ibu yang berwajah awet muda itu tampak sibuk membereskan piring-piring dan peralatan makan lainnya yang kotor berserakan. Dibantu oleh kedua putrinya.

"Ma... cerita donk soal masa lalu Mama dan Papa. Bagaimana Mama dan Papa bisa saling mengenal?" ujar Melisa yang masih berusia 13 tahun dengan antusias. Namun sang kakak yang bernama Ayana, berusia 15 tahun menyahut pertanyaan sang adik.

"Eh, bocah! Jangan tanya-tanya deh soal itu. Ntar kalau Mama nangis gara-gara ingat papa gimana?" celetuk sang kakak. Melisa pun cemberut.

"Ih, kan cuma pingin tahu," sahut Melisa. Ibu mereka berdua menggeleng-geleng kepala sambil mencuci piring karena tingkah kedua anaknya.

"Ya, Ma... cerita donk, Ma..." pinta Melisa. Ibu mereka tersenyum mendengar permintaan anaknya. Segera saja ia menyelesaikan kegiatan cuci piringnya.

Selesai mencuci piring, ibu berhijab syar'i itu pun membalikkan badan agar bisa menatap anak-anaknya.

"Baiklah, Mama akan menceritakannya. Tapi..." ia pun menghentikan kata-katanya. Membuat kedua anaknya itu penasaran.

"Tapi apa, Ma?" tanya si bungsu. Ibu berwajah manis itu pun tersenyum.

"Kalian harus bisa mengambil hikmah dari kisah mama. Dan juga... kalian jangan sedih mendengar kisah Mama. Kalian mengerti?" mendengar perkataan ibunya, kedua anak itu pun menganggukkan kepala.

Cahaya pun memulai kisahnya...

***** TBC *****

Assalamu'alaikum!

Halo! Ini adalah novel religi keduaku.

Bantu vote dan komennya, ya. Makasih 😊😊

Jodoh Yang DiingkariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang