Ulang Tahun Ayana

100 5 0
                                    

Aya membawa kue tart untuk merayakan ulang tahun Ayana yang ke enam belas. Ia lalu meletakkan kue itu di atas meja makan. Sedangkan kedua putrinya terlihat mengenakan hijab instan yang sangat cantik. Ayana mantab untuk mengenakan hijab, begitu juga dengan Melisa yang memutuskan untuk ikut berhijab mengikuti ibu dan kakaknya. Melihat kedua putrinya merubah penampilan, Aya pun tersenyum.

"Duh, anak-anak mama pada cantik-cantik semu," puji Aya sembari tersenyum. Ia menyalakan lilin ulang tahun Ayana. Aya dan Melisa pun menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk Ayana. Gadis itu tersenyum mendengar nyanyian ibu dan juga adiknya. Meskipun tahun ini ia tidak bisa merayakan ulang tahun bersama sang ayah, tapi, ia berharap bahwa ayahnya melihat dirinya yang sekarang.

Ia berharap, setelah kepergian Rama, ia dan juga seluruh keluarganya akan mendapatkan kebahagiaan. Setelah berdo'a, Ayana pun meniup lilin berlambang angka 16 itu.

"Selamat, Sayang!" ucap Aya sembari mencium kedua pipi Ayana. Melisa pun turut mencium kedua pipi Ayana.

"Makasih, Ma. Makasih, Dek," ucap Ayana kepada ibu dan adiknya sembari tersenyum.

Beberapa saat kemudian, seseorang telah membunyikan bel di pintu depan. Ayana pun membuka pintu itu. Tapi, ia sangat terkejut ketika melihat kedatangan seorang laki-laki yang sangat ia kenal. Laki-laki itu pun juga terkejut melihat penampilan Ayana yang sekarang.

"Adam?" Ayana jadi sedikit gugup melihat laki-laki itu. Sedangkan Adam, tidak perlu ditanya lagi. Bibirnya bahkan sampai bergetar karena saking gugupnya.

"S-se... selamat... ulang tahun..." laki-laki itu terbata-bata. Ia pun memberikan selembar surat, serta kotak kecil terbungkus kertas kado berwarna pink bergambar teddy bear.

Setelah memberikan semua itu kepada Ayana, Adam berkata dengan gugup.

"K-ka... kalau begitu... sekarang aku pergi. Assalamu'alaikum!" laki-laki itu lari secepat kilat begitu saja. Ayana bingung sekali melihat sikap Adam yang selalu aneh sejak pertama kali bertemu. Padahal, mereka sudah saling mengenal sejak setahun lalu. Tapi, mereka tidak pernah saling mengobrol. Yang mereka lakukan jika bertemu hanyalah saling mencuri pandang. Ayana menggeleng-gelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan tingkah Adam. Ia pun menutup pintu itu.

Ayana berjalan melewati ibu dan adiknya dengan hati yang berbunga-bunga. Bahkan, ia bernyanyi-nyanyi kecil sembari memandangi pemberian dari Adam. Tentu saja Aya dan Melisa terheran-heran melihat Ayana seperti itu.

"Kakakmu kenapa jadi seperti itu?" tanya Aya kepada Melisa dengan senyum jahil. Melisa pun menjawab.

"Maklum deh, Ma. Lagi jatuh cinta," sahut Melisa. Mendengar pembicaraan ibu dan adiknya, raut wajah Ayana jadi merah karena malu. Ia pun masuk ke dalam kamar dengan menahan rasa malu.

Ia mengunci pintu kamarnya. Setelah itu, ia duduk di atas ranjang. Ia memegangi surat, serta hadiah kecil dari Adam. Pertama-tama, ia membuka surat itu secara perlahan-lahan, dan membacanya.

From: Adam
To: Ayana

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bagaimana kabarmu? Aku harap, kamu selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amien...

Kata ibu, hari ini kamu ulang tahun. Kalau gitu, happy birthday! Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya di manapun kamu berada. Dan semoga, apa yang kamu cita-citakan bisa terwujud. Amien...

Aku mau ngasih tahu kamu sesuatu, sebelum nanti aku menyesal. Aku tahu, kalau usia kamu masih enam belas tahun. Tapi, aku harus ngasih tahu ini.

Malam ini, aku harus berangkat ke Kairo untuk kuliah di universitas Al-Azhar. Aku akan ada di sana dalam waktu empat atau lima tahun. Dan dalam jangka waktu tersebut, aku nggak akan pulang ke Indonesia.

Maka dari itu, aku nulis ini cuma buat ngasih tahu kamu tentang perasaanku. Sejak awal kita ketemu, aku udah ada rasa sama kamu. Aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku mau kamu jadi istriku...

Mungkin terlalu cepat aku ngomong gini, mengingat umur kamu yang masih muda. Tapi, tenang aja, kamu nggak perlu jawab itu sekarang. Aku nggak tahu, apa kamu juga cinta sama aku, atau enggak. Tapi, kalau kamu juga cinta sama aku, aku ingin kamu datang jemput aku di bandara kalau aku udah pulang ke Indonesia nanti. Dan, aku akan ngelamar kamu secara langsung di hadapan orang tua kita.

Tapi, kalau kamu nggak ada rasa sama aku. Maka, kamu nggak perlu jemput aku. Karena, itu udah cukup buat mewakili semuanya.

Di kotak itu, ada sesuatu buat kamu.

Ayana pun meletakan surat itu sejenak, dan membuka hadiah itu. Ayana terkejut melihat hadiah dari Adam. Laki-laki itu rupanya memberinya sebuah tasbih.

Kalau kamu udah buka, mungkin kamu berpikir kalau hadiah yang aku kasih nggak berharga, dan juga jelek.

Tapi, aku sengaja ngasih kamu tasbih. Agar kamu selalu ingat dengan Allah, dan juga selalu menyebut nama Allah di manapun kamu berada.

Sekian surat dariku. Aku harap, kita bisa bertemu lagi nanti. Amien... amien.... amien ya robbal alamin...

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Tertanda

Adam.

Membaca surat itu, Ayana meneteskan air mata bahagia. Ia sangat senang membaca surat itu. Ia mengakui dalam hatinya, bahwa ia juga mencintai Adam. Namun, ia masih belum memikirkan tentang pernikahan.

Ia tersenyum memegangi tasbih itu. Ia berharap, ia bisa bertemu lagi dengan Adam suatu hari nanti...

***** TBC *****

Jodoh Yang DiingkariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang