Surat Cinta

76 4 0
                                    

1 month later.

Aya mendengar ada suara tukang pos di depan rumahnya. Karena kedua orang tuanya tak mendengar, Aya segera membukakan pintu. Tukang pos itu memberikan surat itu kepada Aya. Setelah itu, Aya menandatangani surat tanda terima, dan langsung masuk kamar tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

Aya memerhatikan surat yang hanya menampilkan inisial si pengirim itu, yaitu R. Ia membuka perlahan-lahan dan membacanya.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dear Aya, my beloved.

Ini aku, Rendy. Orang yang selalu mencintaimu dengan sepenuh hati.

Bagaimana kabarmu? Aku harap kamu baik-baik saja selama kita berpisah.

Aku hanya ingin memberitahumu, aku baru saja selesai sidang skripsi. Kamu tahu? Aku sudah lulus, dan bulan depan sudah wisuda.

Kabar baik lainnya, aku sudah mendapatkan pekerjaan di PT. One, perusahaan yang bergerak di bidang elektronik dengan posisi sebagai manajer.

Aku ingin memberitahumu hal yang lainnya. Jika aku sudah bekerja dan mendapatkan gaji, aku akan langsung melamarmu. Aku harap, kamu dan keluargamu bisa menerimaku meskipun aku tak bisa shalat dan mengaji.

Aku tak bisa merangkai kata-kata romantis untukmu. Tapi, aku mencintaimu. Bahkan cinta itu lebih besar jika dibandingkan dengan gunung manapun yang ada di dunia ini.

Aku harap, kamu bisa bersabar menungguku.

Salam sayang.

Rendy.

Membaca surat itu, air mata Aya mengalir begitu saja. Tanpa ia sadari, sang ayah sudah ada di hadapannya. Ayahnya langsung mengambil kertas itu dengan kasar, dan membacanya sejenak. Setelah itu, sang ayah langsung merobek-robek surat itu. Aya sangat kaget melihat perilaku ayahnya. Ia sangat sedih, karena surat itu sudah berubah menjadi serpihan.

"Ayah tak akan membiarkan kamu bertemu dengan pria itu walaupun hanya satu detik," ujar sang ayah dengan tatapannya yang terlihat sangat tajam, seolah-olah memendam kemarahan yang teramat sangat.

Sang ayah pun keluar dari kamar Aya. Aya langsung mengunci pintu kamarnya, dan bersimpuh di depan serpihan kertas itu. Air matanya tak bisa berhenti mengalir, air mata itu terus keluar meski Aya telah menghapusnya. Ia mencoba merangkai kembali surat itu, namun sangat sulit. Surat itu sudah sangat hancur hingga tak bisa dirangkai lagi. Aya membereskan serpihan surat itu, dan menyimpannya di sebuah kotak kecil. Setelah itu, ia memeluk kotak kecil itu, dan tertidur...

*****

Aya sudah tiga hari tak mau makan, minum pun juga tidak. Ia sangat marah kepada kedua orang tuanya yang melarangnya bertemu dengan Rendy, dan juga melarangnya pergi ke manapun.

Hingga akhirnya, Aya jatuh sakit. Ia pingsan di dalam kamarnya sembari memeluk kotak itu. Ia benar-benar seperti orang gila, keadaannya benar-benar memprihatinkan seperti orang gila yang sesungguhnya.

Sang ibu memerhatikan sang putri yang sedang diperiksa oleh dokter sembari memegang kotak itu. Ia membuka kotak itu dengan hati-hati. Setelah melihat isinya, ia sangat terkejut. Sementara suaminya sedang duduk di ruang tunggu.

"Yah, kemarilah," ujar Ibu Aya sembari memperlihatkan kotak itu. Ayah Aya pun menghampirinya, dan melihat isi kotak itu. Namun, ia tak memberikan tanggapan apapun. Sang istri pun bertanya.

"Bagaimana ini, Yah? Ibu benar-benar bingung..." keluh ibu Aya. Namun, suaminya itu tak bergeming apapun.

"Bagaimana kalau Aya mati, Yah?" tanya sang istri dengan raut wajahnya yang terlihat sangat khawatir. Suaminya itu pun tersenyum, namun senyum yang teramat pahit.

"Semua orang pasti mati, Bu. Termasuk Aya. Tapi..." ucapan suaminya itu terhenti untuk sesaat. Ayah Aya menghela napasnya yang begitu panjang.

"Aya lebih baik mati, daripada harus menikah dengan orang yang tak memiliki iman," lanjutnya. Ibu Aya tampak sangat geram mendengar perkataan suaminya.

"Ayah, kenapa bicara seperti itu!?" seru sang istri. Suaminya menatapnya dengan tatapan sayu.

"Itu lebih baik, Bu. Setidaknya, ia sudah lolos dari dosa yang disebabkan oleh suaminya jika ia kelak menikahi Rendy," sahut suaminya. Mendengar perkataan suaminya, ibu Aya menangis sesenggukan. Ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada putrinya...

***** TBC *****

Maaf ya baru sempat update, dan juga updatenya dikit banget. Karena aku baru pulang, dan capek banget.

InsyaAllah besok, atau mungkin lusa aku panjangin updatenya. Makasih ^^

Jodoh Yang DiingkariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang