Pria Keras Kepala

225 4 0
                                    

Pada hari minggu, Aya sedang bersiap-siap untuk berkunjung ke rumah Reni dan Young Shil. Ia sudah mendapatkan izin untuk pergi ke manapun. Toh, Aya sendiri sudah berjanji untuk tak menemui Rendy lagi. Aya terpaksa berjanji seperti itu, karena jika ia berada di rumah terus-terusan, ia bisa mati karena bosan. Dan satu-satunya cara untuk menghilangkan kebosanan itu adalah dengan menemui kedua orang itu.

Sesungguhnya, di zaman ini sudah terdapat handphone. Aya ingin sekali memiliki handphone. Namun, kedua orang tuanya tak mengizinkannya. Karena orang tua Aya masih belum bisa percaya sepenuhnya dengan anak semata wayangnya itu.

Aya sudah selesai bersiap-siap. Ia juga sudah membawa hadiah untuk mereka berdua, dan menyimpannya di dalam tas. Sekarang, ia tinggal berpamitan kepada kedua orang tuanya.

"Ayah, Ibu, Aya berangkat dulu. Assalamu'alaikum!" seru Aya. Ia pun segera berangkat dan menaiki taksi.

Di dalam taksi, Aya tersenyum karena membayangkan Reni dan Young Shil yang telah menikah sekitar sepuluh bulan yang lalu. Dan sekarang, Reni telah hamil. Jika sudah sampai di sana, Aya berniat untuk mengusili sepasang suami istri itu. Ya, itulah hobi Aya sejak ia masih kuliah. Yaitu, mengusili Reni dan juga Young Shil. Ia seringkali seperti itu, karena bagi Aya, mengusili kedua orang itu memberinya kepuasan tersendiri.

Setibanya di sana, Aya pun mengetuk pintu rumah itu.

"Assalamu'alaikum!" Aya mengucap salam. Terdengar suara orang dari dalam menjawab ucapan salam Aya.

"Wa'alaikumsalam!" sahut si pemilik rumah. Pintu pun terbuka, dan terlihatlah Reni dan juga Young Shil menyambut Aya. Reni dan Aya saling berpelukan. Sudah lama sekali mereka tak berpelukan seperti ini. Jangankan berpelukan, bertemu saja tidak. Mereka sudah tak pernah bertemu lagi sejak lebih dari setahun yang lalu. Terakhir kali mereka bertemu adalah pada saat Aya terpaksa kembali ke Jakarta karena permintaan kedua orang tuanya. Aya sangat bahagia bisa bertemu dengan mereka bedua.

Reni tampak sederhana dengan baju duster biru dan kerudung instan. Namun, ia justru terlihat makin cantik. Perutnya juga terlihat sangat besar. Sedangkan Young Shil juga terlihat sangat tampan dengan baju koko berwarna coklat. Mereka pun mempersilakan Aya masuk.

Seusai menyuguhi Aya minuman dan makanan, Reni segera duduk di samping Aya. Sedangkan Young Shil sedang mengaji di dalam musholla pribadi.

"Eh, gimana kabar orang tua lo?" tanya Reni. Aya pun tersenyum dan menjawab.

"Alhamdullillah, mereka sehat," sahut Aya. Gadis itu terkesan melihat perut Reni yang sangat besar, bahkan lebih besar daripada perut ibu hamil pada umunya. Ia pun giliran menanyai Reni.

"Terus, ini udah berapa bulan?" tanya Aya sembari memegang perut Reni. Sang sahabat itu pun tersenyum.

"Alhamdullillah, udah mau sembilan bulan. InsyaAllah dua minggu lagi akan lahir," sahut Reni dengan senyumnya yang ceria. Aya benar-benar tak menyangka bahwa sahabatnya ini akan resmi menjadi seorang ibu. Reni pun melanjutkan ceritanya.

"Dan InsyaAllah juga, bayinya kembar," lanjutnya. Aya semakin terperangah. Ini benar-benar kejutan baginya. Pantas saja jika perut Reni terlihat sangat besar.

"Lo tahu nggak, Ay? Waktu mas Young Shil dikasih tahu kalau aku hamil anak kembar, mas Young Shil nangis karena saking bahagianya," ujar Reni. Aya tersenyum dengan sangat jahil. Ia menyadari bahwa Reni memanggil Young Shil dengan sebutan yang berbeda.

"Ehm ehm... jadi sekarang manggilnya mas, nih?" goda Aya. Reni tersenyum malu-malu. Ia pun menjawab.

"Itu karena mas Young Shil yang minta. Katanya, biar kayak orang Indonesia pada umumnya," sahut Reni. Aya tersenyum, ia bisa merasakan kebahagiaan yang terpancar dari dalam diri Reni.

Jodoh Yang DiingkariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang