Sesuatu yang jauh lebih berharga dari keramaian adalah kenyamanan.
Alisha Pov
Liburan sekolah semester satu sudah berakhir. Kini waktunya aku kembali bersekolah namun kali ini bukan sekolahku yang lama. Sekarang aku sekolah di SMA Emery's School Jakarta. Ya, semua ini keinginan papiku untuk pindah ke Jakarta. Ada perasaan yang bercampur aduk dalam diriku, disatu sisi aku merasa bahagia karena bisa tinggal bersama kedua orangtua lagi namun di sisi lain aku merasa ada yang hilang dalam diriku saat berjauhan dari kakek dan nenekku. Mungkin ini wajar mengingat dari sekolah dasar sampai sekolah menengah ke atas semester satu aku selalu didampingi mereka. Hanya mereka yang selalu ada disaat aku merasa sedih dan putus asa dengan kehidupanku. Aku sangat menyayangi mereka seperti orangtuaku sendiri.
"Pih aku berangkat sekolah ya. Takut telat, hari pertama masuk sekolah harus kasih kesan yang baik kan ke sekolah baru aku." Ucapku sembari mencium punggung tangan papi.
Ku lihat papi menatapku heran, mungkin karena penampilanku sekarang yang tak seperti biasanya. Tatanan rambutku dan cara berpakaianku yang tak fasionable lagi. Rambut yang dikepang kuncir dua dan tak di poles make up sedikit pun. Hanya saja lipgloss untuk mencerahkan bibirku agar tidak pucat.
"Papi nggak usah bingung ya aku berpenampilan kayak gini. Aku punya alasan sendiri kenapa jadi gini. Tapi papi jangan khawatir, aku jauh lebih baik sekarang. Aku sekolah ya Pih."
Aku meyakinkan papi dengan memberi pengertian bahwa aku baik-baik saja, ya walaupun hatiku masih saja belum kembali ceria seperti dulu. Namun aku berusaha menutupi semuanya dengan seulas senyuman yang terlukis dibibirku.
Aku berjalan ke garasi rumah, mulai hari ini kehidupanku berubah 180 derajat. Aku tak lagi mengendarai mobil ke sekolah melainkan motor. Perubahanku mengalir begitu saja semenjak kepergian kakakku. Aku menjadi gadis yang pendiam, berpenampilan seperti Nerd Girl , dan tak mau terlalu dekat dengan lelaki.
---
Kesan pertamaku pindah ke sekolah ini bisa di bilang nyaman. Aku memang tipe orang yang mudah beradaptasi karena bagiku di mana pun kita berada di sanalah kenyamanan tercipta dengan sendirinya.
"Alisha, ayo ibu antar ke kelas. Kamu masuk ke jelas 10 IPS 4 ya. Mari ikut ibu!" Ucap seorang wanita yang ku yakini adalah wali kelasku saat ini.
Aku menganggukkan kepala dan mengekornya masuk ke kelas baruku.
"Pagi anak-anak." Dia menyapa semua murid yang ada di hadapanku saat ini. Aku hanya menunduk malu tak mau melihat siapapun. Sulit bagiku bersikap seperti ini, namun aku harus bersikukuh agar terbiasa dengan diriku sekarang.
"Anak-anak hari ini kalian akan mempunyai teman baru. Alisha silahkan kamu memperkenalkan diri nak!" Sambungnya dengan senyuman.
Sumpah aku sangat gugup, keringat mulai menetes dari pelipisku. Ku tautkan jemariku untuk menghilangkan kegugupanku. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan bisa dibilang aku tipe orang yang mudah bergaul tapi rasanya sifatku yang dulu akan hilang karena aku terus menjadi orang lain dalam diriku sendiri.
Aku mengambil napas dalam sebelum mengeluarkan kalimat apapun dari bibirku."Ha, hai semua. Nama aku Alisha Corinna Myesha, pindahan dari Medan. Makasih." Aku menyapa mereka dan memberanikan diri memandang orang yang akan menjadi temanku selama dua tahun lebih nanti.
"Hai Alisha." Jawab mereka serentak kecuali cowok yang duduk paling belakang. Aku tak peduli, yang penting mereka merespon kehadiranku dengan baik. Aku harap ke depannya mereka bisa mengisi hari-hariku dengan indah untuk sejenak melupakan beban hidup di punggungku ini. Aku menyunggingkan senyum termanisku pada mereka.
"Ya sudah, Alisha kamu duduk di belakang ya di samping Lardo." Wali kelasku menunjuk kursi kosong di samping cowok itu.
What, gue duduk sama tuh cowok. Gue lagi perkenalin diri aja sama sekali nggak direspon sama dia, malah main handphone. Oh God, this is problem for me! Batinku memaki kesal atas nasibku hari ini.
"Lardo mulai sekarang kamu duduk sama Alisha ya. Karena cuma kursi kamu yang kosong. Alisha silahkan duduk di sana ya." Aku mengangguk samar dan melangkahkan kaki ke kursi itu. Aku benar-benar tak ingin duduk di samping cowok yang tidak bisa menghargai seseorang yang sedang berbicara.
"Bu, Lardo duduk sama Abi aja ya." Ucapnya ketus kemudian berdiri.
Aku menghentikan langkahku sejenak menuju kursi itu.
"Maaf Lardo, sesuai prosedur di sekolah ini. Murid tak boleh pindah posisi tempat duduk. Kamu ingat itu kan?" Jawabnya dengan tegas alih-alih mengingatkannya tentang prosedur sekolah ini. Terdengar aneh, murid tak boleh pindah tempat duduk. Damn!!!
"Alisha kamu tetap duduk di sana dengan Lardo!" Perintahnya kemudian berlalu dari kelas.
Aku kembali melangkahkan kaki menuju tempat dudukku. Tak peduli jika dia tidak suka. Toh, aku bayar masuk sekolah ini jadi berhak atas fasilitas sekolah.
Aku meletakkan tas di laci meja dan duduk di kursi kosong itu. Ku lihat dia duduk kembali dan menatapku kesal. Entahlah, apa aku mempunyai salah dengannya. Kenapa dia terlihat tak suka denganku. Apa karena penampilanku yang seperti ini. Dia belum tahu saja seperti apa penampilanku sebelumnya. Ku buat gila dengan pesonaku baru tahu rasa lelaki itu.
"Hai Alisha, gue Dania Novita. Panggil aja Dania. Salam kenal ya." Dia tersenyum dan berjabat tangan denganku.
Aku membalas uluran tangan Dania.
" Iya Dania. Salam kenal juga yah." Aku pun menampilkan senyuman termanis yang ku miliki."Jangan diambil hati ya sikapnya Lardo, sebenarnya dia anak yang baik kok. Cuma mungkin lagi ada problem sedikit." Sambungnya dengan sedikit berbisik. Aku hanya tersenyum simpul padanya.
Aku menoleh ke arah lelaki yang tengah duduk di sampingku kini.Dia pikir gue patung pancoran apa di diemin kayak gini. Gue cium klepek-klepek lo pasti.
Aku masih setia mengamati setiap inci wajah lelaki itu. Tak dipungkiri wajahnya tampan, gayanya keren, tapi sayang sikapnya menyebalkan.
"Semua orang tahu kok gue ganteng. B aja kali liatinnya." Ucapnya dengan tatapan tetap fokus ke handphonenya. Aku tersentak kaget mendengar perkataannya.
Ku alihkan pandanganku ke depan. Aku yakin saat ini pipiku merah merona karena ucapannya barusan. Ya, aku memang selalu seperti itu jika kaget melanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
Teen FictionAlisha Corinna Myesha yang tengah mencoba memantapkan hati untuk bertahan dengan penampilan Nerd Girl harus dihadapkan dengan masalah, salah satunya oleh anak pemilik Emery's School Jakarta, tepatnya sekolah baru bagi Alisha. Karena ulah Lardo yang...