Hari ini memang salah satu hal terindah dalam sejarah hidupku karena tepat hari ini aku berulang tahun tapi tanpa adanya senyuman manis juga sapaan hangat darimu seakan sepanjang malam ini tak akan berarti.
Author Pov
Hari ini Alisha dibuat bimbang pasalnya ia tak ingin hadir ke acara ulang tahun Lardo tapi di sisi lain mami dan papinya menginginkan dia untuk datang dan merayakan hari kelahiran pria yang kini telah berstatus sebagai mantannya.
"Kamu harus datang sayang! Walaupun kalian putus bukan berarti putus juga kan tali persaudaraan kamu sama Lardo. Inget Qory agama kita melarang untuk memutuskan tali silaturahmi. Kamu paham kan nak?" Hidayat mengacak puncak kepala Alisha.
"Iy sayang benar kata papi. Mana nih anak mami yang gak bisa tahan marah lama sama orang lain." Sinta membelai lembut pipi putrinya.
Alisha sedari tadi hanya diam mendengar nasehat dari kedua orangtuanya. Tak ada yang salah atas perkataan mereka tapi begitu sulit memaafkan kesalahan besar Lardo karena setiap kali ia berpapasan langsung dengan wajahnya mengingatkan dirinya akan kebohongan yang Lardo lakukan dan itu membuat Alisha merasa bersalah pada saudara kembarnya karena tanpa sepengetahuannya menjalin kasih dengan mantan kakaknya sendiri. Alisha ditempatkan pada posisi sulit dimana hati dan pikirannya tak lagi sinkron setelah ia mengetahui semuanya. Dirinya begitu mencintai Lardo bahkan rasanya lebih dari cintanya pada Axel pada saat itu tapi luka yang ia torehkan pada Alisha memungkinkan pikirannya untuk melupakan pria itu bagaimana pun caranya.
Alisha menatap kedua orangtuanya sendu. Alisha duduk di antara Hidayat dan sinta memungkinkannya untuk menggenggam tangan kedua orangtuanya sekadar menenangkan perasaannya yang tengah kalut.
"Pih, Mih. Qory tahu kalau aku gak dateng mungkin dia sedih tapi..." Kini Alisha menundukan kepalanya menahan air mata yang membendung di pelupuk matanya."Mami tahu sayang apa yang kamu rasakan saat ini tapi gak ada salahnya kamu datang kan buat kasih selamat ulang tahun. Kamu ingat seminggu lalu saat mami di rumah sakit dia selalu ada kan buat kamu." Sinta membelai lembut rambut Alisha yang terurai.
"Qory dalam sebuah hubungan pasti ada yang namanya masalah, baik kecil maupun besar. Tapi kamu harus mengambil hikmahnya nak, mungkin kamu belum merasakan sekarang tapi mungkin esok atau nanti. Percaya sayang semua ini takdir. Lardo juga terlanjur cinta sama kamu jadi dia takut buka mulut perihal kenyataan yang belum kamu tahu. Dan satu lagi kamu gak perlu lagi marah sama sahabat kamu. Mereka cuma ingin mempertahankan hubungan kalian. Walaupun seharusnya Lardo juga jujur dari awal tapi dia takut kehilangan kamu sayang. Kamu datang ya!" Hidayat mencium pipi Alisha.
"Iya sayang kamu jangan marah lagi sama Dania dan Abi. Pasti mereka sedih, mungkin kamu butuh waktu untuk memaafkan Lardo tapi ingat satu hal Qory jangan sampai kamu menyesal karena terlalu lama marah dengannya dan dia menemukan orang lain." Sinta tersenyum kemudian mencium pipi Alisha.
"Udah sana rapi-rapi. Dandan yang cantik. Jangan pasang wajah yang asam cantik. Papi mami mau istirahat dulu ya!"
Alisha hanya mengangukan kepalanya. Membuang nafas pelan lalu beranjak dari sofa ke kamar.
-----
"Lish kamu gak apa-apa kan? Kok diem aja dari tadi?" Mark memandang Alisha di sampingnya lalu kembali fokus untuk menyetir mobil.
"Gak apa-apa Mark. Oh iya lo gak lupa kan chat gua tadi sore."
"Engga Lish. Tapi kamu yakin? Aku gak enak Lish sama Lardo."
"Yaudah kalau gitu gua gak mau ke ultah dia." Jawab Alisha ketua.
"Iya iya oke. Jangan Lish kasian Lardo. Tapi kita cuma pura-pura kan?" Ucap Mark lirih diakhir kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
Fiksi RemajaAlisha Corinna Myesha yang tengah mencoba memantapkan hati untuk bertahan dengan penampilan Nerd Girl harus dihadapkan dengan masalah, salah satunya oleh anak pemilik Emery's School Jakarta, tepatnya sekolah baru bagi Alisha. Karena ulah Lardo yang...