Trust Me

44 - Putus

Putus dalam arti yang sebenarnya adalah ketika hati enggan menerimanya masuk memenuhi relung jiwa tapi jika masih ada celah untuk bersemayam dihatimu maka dapat diartikan hanya putus lewat kata.

Author Pov

Keesokan hari dimana Alisha memaki dan mempertanyakan segala hal yang sudah menjadi beban tersendiri pada kekasih pujaan Adelardo maka sore ini Alisha telah memantapkan hatinya untuk pergi jauh darinya meski dirasa berat namun hal itu tetap harus dilakukan untuk menyembuhkan luka hatinya secara berangsur. Entah sampai kapan waktu akan memisahkan mereka lewat jurang yang disebut sebuah jarak. Alisha sangat mencintai Lardo begitu pun Lardo yang jauh mencintai Alisha lebih dari dirinya sendiri. Tapi masalah yang menerjang jalinan putih kasih mereka terlalu rumit untuk diselesaikan. Bukan hanya Alisha seorang diri yang merasakan perih nan teriris pisau belati namun di sisi lain hati Lardo tak kalah sakit merasakan pedih yang senantiasa bersemayam dalam hati. Mereka bertanya dalam hati kenapa takdir seakan mempersulit hubungan yang indah tapi sekeras apapun kita untuk melawan sebuah takdir maka rasa kecewa kian membuncah karena dirasa sangat nyata. Keduanya kini berpikir dewasa dengan kemampuan logika tak lagi mengandalkan hati yang kian menuntut perasaan. Lardo merasa dirinya pantas mendapatkan ganjaran ini atas kebohongan yang selama ini setia menemani Lardo menjalin asmara dengan gadis yang teramat ia sayang.

Alisha tampak merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Ditatapnya nanar gambar wallpaper dilayar ponselnya menampilkan potret kebahagiaannya bersama Lardo.
Setitik air mata menetes pertanda semuanya harus berakhir pahit hari ini. Entah apa yang dibuat Lardo hingga Alisha begitu tak ingin kehilangannya, mulai dari senyum yang merekah dari bibirnya mampu membuat Alisha merasa tenang, tingkah laku yang menjengkelkan tapi tetap saja Alisha mengagumi sosok lelakinya itu, rasa tulus yang sangat nyata ia rasakan dari tatapan mata sendu Lardo kian membungkam hatinya untuk bisa melupakan Axel, dan semua perlakuan manis Lardo yang hingga kini dirasa Alisha tak mampu untuk membuang rasa ragu untuk mengakhirkan hubungan yang telah terjalin tepat enam bulan. Meski hanya seumur jagung tapi Alisha heran kenapa hatinya begitu enggan melepas Lardo. Dapat ia rasakan getaran dengam sensasi berbeda ketika bersama Axel yang notabennya mantan Alisha yang menjalin hubungan dengannya hampir empat tahun. Pikiran dan hatinya terus bergelayut untuk meminta diprioritaskan satu sama lain.

"Lardo gue sayang sama lo, bahkan cinta banget sama lo. Tapi kenapa lo tega bikin hati gue sakit dan gak mungkin maafin lo. Rasanya berat banget lepasin lo yang jelas-jelas jahat sama gue. Walaupun hubungan kita baru berjalan enam bulan tapi berasanya udah lama banget. Pendekatan kita satu tahun setengah dan asal lo tahu rasanya itu nyaman saat ada lo, serasa lo itu orang yang sangattt gue sayang dan udah kenal lama..."

"Tapi padahal kita baru mengenal dua tahun Do. Dan lo udah berhasil buat gue terhipnotis." Ucap Alisha pelan dengan sangat lirih.

Alisha tersenyum getir. "Cinta emang aneh, disaat ada orang yang teganya nyakitin hati kita tapi rasanya tetap aja sayang bahkan gak mau kehilangan orang itu."

"Alisha don't be stupid girl! You must be move on and always smile."

"Neng udah sampe di taman." Ucap pak supir taksi dengan menoleh ke arah Alisha.

Tapi Alisha tak menjawab ucapan supir takai itu karena sedari tadi ia melamun sembari pikirannya terus bergelut meratapi kisah asmaranya.

"Neng udah sampe." Suaranya sengaja diucapkan sedikit keras.

Alisha tersentak kaget dan menatap sang supir. "Iya pak, maaf saya lagi ngelamun." Ucap Alisha spontan dengan menampilkan senyum termanis yang ia miliki.

"Nih uangnya pak. Kembaliannya untuk pak supir aja. Makasih."

Alisha turun dari taksi dan berjalan ke arah taman. Tampak seorang lelaki dari belakang yang menampilkam siluet tubuh Lardo. Alisha sangat hafal dengan postur tubuh kekasihnya itu yang beberapa waktu lagi resmi bukan miliknya lagi.