51- Terungkap

1.6K 92 3
                                    

Mengapa semua ini terasa sulit diterima. Mengapa aku begitu bodoh tak mencari kebenarannya hingga aku terus menyalahkan orang lain. Kenapa kini aku menyesal karena tak pernah tahu apa terjadi pada kehidupanku sendiri terlebih orang yang berada disekelilingku. Mengapa orang lain yang jauh lebih paham dengan diriku. Kini semua terungkap membuat lidahku kelu dan membungkam hatiku dengan kesedihan.

Author Pov

Hari hari berlalu begitu saja tanpa mampu mengungkap jawaban dari alasan Lardo membohongi Alisha. Telah lama jarak memisahkan mereka hingga hari kelulusan tiba namun tetap sama saja tak ada yang berubah. Mereka bersikap seperti orang yang tak saling mengenal. Meskipun sering kali berhadapan langsung tapi keduanya mencoba menghindar. Mark dengan gigih merebut hati Alisha. Perhatian dan kelembutan Mark tak tersentuh sedikitpun bagi seorang Alisha. Begitupun Lardo yang menepis rasa cinta dan ambisi Carissa untuknya. Alasannya satu, mereka masih saling mencintai dan tidak dapat dipungkiri ingin kembali menata hubungan yang indah tanpa luka yang menggandrunginya.

"Qory papi mau bicara." Hidayat mencium puncak kepala Alisha dan membelai lembut rambutnya yang terurai indah.

"Iya pih kenapa?" Alisha menatap wajah sang papi sendu.

"Ikut papi sekarang ya."

"Kemana pih? Ini kan di rumah." Tanya Alisha heran.

"Kita ke kamar kak Retta." Hidayat tampak gelisah.

"Bukannya semenjak sepeninggal kak Retta kalian larang aku masuk ke kamar itu ya pih." Alisha beranjak dari meja belajarnya dan memeluk Hidayat.

"Makasih ya pih. Aku mau ke kamar kak Retta. Aku kangen sama dia." Bulir bening lolos dari pelupuk matanya.

"Yaudah ayo sayang." Mereka menuju kamar Adsila.

Alisha berdiri di ambang pintu sembari tersenyum bahagia diizinkan masuk ke kamar bersejarah itu. Kamar yang menjadi saksi kebersamaan Alisha dan Adsila dipenuhi kebahagiaan terukir indah di tempat ini.

"Papi gak mau masuk?"

"Nggak sayang. Papi mami mau ke makam kak Retta ya. Kamu jangan pernah marah lagi sama papi mami ya setelah ini.  Kamu harus tahu sekarang nak." Hidayat mencium kening Alisha sejenak.

"Iya pih." Alisha menatap heran punggung Hidayat yang telah menghilang dari pandangannya.

Dengan langkah ragu Alisha menghampiri tepi ranjang milik Adsila.
"Kangen kak Retta. Hiks..."

Alisha kemudian dibuat penasaran dengan kotak di atas nakas tolet. Diambilnya lalu dibuka perlahan. Terlihat binder dan kumpulan foto Adsila.
"Sejak kapan kamu suka nulis kak?" Alisha tersenyum tipis melihat karya tulisan Adsila.

Untukmu sang pujaan hati.

Aku memang tak pandai merangkai kata. Tapi setidaknya aku lihai mencurahkan isi hatiku pada kertas dengan pena mulikku.
Aku terpesona sejak pertama kali aku melihatmu.
Sikapmu yang seolah jadi pahlawan bagiku mampu seketika mencuri hati ini.
Dengan segala kekuranganku kau tak keberatan berteman dekat denganku.
Hari demi hari kita lalui bersama. Hingga aku terlalu jauh menyimpan rasa untukmu tanpa sadar kau tak memiliki rasa yang sama untukku.
Hatiku hancur pada saat itu. Apakah karena penampilanku atau penyakit pada diriku yang enggan membuatmu jatuh cinta padaku.
Tapi ternyata aku salah. Kau lelaki baik yang dengan wibawanya membelaku saat semua orang mencemoohkanku. Memberi perhatian tulus. Aku bisa merasakan kau berusaha mencintaiku meskipun itu sulit bagimu Adelardo Radmilio Emery. Karena kau menginginkan gadis kecil itu bukan aku. Teman sejak kecil yang membuatnya begitu tertarik pada gadis itu. Siapakah dia? Bagaimana rupanya sekarang? Aku tahu kau tersiksa dengan hubungan kita sayang. Tapi kau tak pernah menunjukan itu. Kau selalu memberikanku semangat melawan penyakit ini. Memberikanku kasih sayang serta melindungiku. Aku tak pernah menyesal mencintaimu Em, karena dirimu berhak memilih siapapun meski bukan aku.

Alisha menutup catatan harian saudara kembarnya itu. Menutup mulutnya sembari menangis tergugu. Lidahnya kelu untuk sekedar bicara.

Tubuhnya terasa lemas seketika hingga merosot ke lantai. Membuka binder itu lagi perlahan.
"Kak. Lardo kamu baik sama kak Retta. Maafin aku. Adik macam apa yang nggak tahu saudaranya punya penyakit. Tapi..."

Untukmu adikku tersayang

Qory gadis kecil periang, suka menjahili aku, nangis terus, manja. Hahaha. Tapi aku sayang kamu Qory. Aku gak tahu sampai kapan tahan dengan kebenaran ini. Kamu seharusnya tahu kalau mami begitu menyayangimu tanpa membedakan kita sedikitpun. Aku yakin jika kamu telah membaca ini berarti papi mami telah menceritakan semuanya. Maafkan kakak sayang. Kak Retta bukan saudara kembar yang baik buat kamu. Kamu harus jadi orang yang tegar sayang. Dan jangan pernah berpikiran buruk dengan orang yang kamu cinta.

"Aku gak ngerti kak. Hiks... Aku juga sayang sama kak Kak Retta."

Hari itu hatiku sakit menerima kenyataan ini. Fakta yang berhasil membuatku terkejut. Ternyata gadis kecil yang Emery cari adalah adikku sendiri. Alisha Corinna Myesha. Aku baru teringat Qory dan Lardo tinggal di Medan ketika kecil. Apakah begitu indah kenanangan masa kecil itu hingga Em, tak pernah mencintaiku. Tapi kutepis rasa itu. Aku menyayangi Qory dan berdo'a sepeninggal aku nanti mereka bisa bertemu dan menjadi pasangan.

"Jadi. Lardo. Hiks. Kenapa Axel bilang dia teman masa kecil aku. Hiks.. Aku gak bisa ingat apapun masa itu. Sampai kapan aku amnesia?"

Pagi ini rasanya tubuhku melemah. Penyakitku terus saja menyiksaku. Jantung ini melemah tanpa bisa diajak kompromi. Siang ini aku mendapat kabar buruk dari kekasihku. Dia terpukul karena saudara kembarnya Axel dan mamanya meninggal dunia karena penyakit jantung. Pikiranku tak karuan, gelisah. Apakah aku akan seperti mereka. Tuhan berikan aku hidup sekali lagi untuk tetap bersama dia dan menenangkan perasaannya yang tengah kalut. Tapi tubuh ini tak mampu lagi berdiri. Jika aku juga mati sekarang maka Emery tak akan datang karena orang yang dia sayangi telah tiada. Entahlah mengapa aku begitu ketakutan? Tapi aku yakin Emery akan mengunjungi makamku. Ta Tuhan apakah waktuku bersamanya hanya untuk saat ini. Ingin aku memeluknya, aku ingin bersama kalian pih, mih, Qory. Aku sayang kalian semua. Love you all. Maafin aku Qory karena gak pernah cerita tentang penyakit jantung ini. Aku tak mau melihatmu bersedih. Setiap kali aku bohong bahwa obat yang ku minum adalah vitamin. Jangan marah sama papi dan mami ya. Ini semua keinginanku agar jika aku meninggal nanti kau harus tahunya kecelakaan bukan karena sakit. Aku juga udah tahu kalau Axel pacar kamu saudara kembar  dengan Emery kekasihku. Mereka lelaki yang baik Qory. Axel begitu mencintaimu, aku tahu itu dari Emery. Meskipun Em tak mengetahui jika kau teman kecilnya tapi aku rasa jika bertemu denganmu dirinya akan jatuh cinta pada pandangan pertama. Maafkan aku telah membohongimu Qory selama ini. Aku sayang sama kamu my lil sis.

Alisha tak kuat lagi menahan rasa sakit yang berkali lipat perihal kenyataan yang baru saja diketahuinya.

Alisha melempar binder itu dan memeluk dirinya sendiri sembari terisak.
"Maafin aku kak. Lardo maafin aku. Kamu gak salah. Axel kamu udah pergi. Hiks... Kenapa ya Allah? Kenapa engkau juga memanggil orang yang aku sayangi bersamaan dan aku baru tahu sekarang. Setelah aku menyalahi Lardo. Hiks..."

"Lardo aku butuh kamu sekarang. Aku mau tahu makam Axel dimana? Hiks... Maafin aku. Papi mami kalian kenapa belum pulang? Aku butuh kalian. Aku gak marah lagi sama kalian semua. Hiks... Sekarang aku paham kenapa papi mami malah ninggalin aku sendiri sekarang supaya aku bisa berpikir tenang. Kamu gak salah Do. Hiks... Aku sayang kamu. Aku tahu kenapa kamu gak mau jelasin semuanya ke aku karena kamu gak mau bikin aku terluka dengan fakta bahwa Axel juga telah meninggal bukan pergi begitu saja meninggalkan aku. Ternyata kamu datang melalui mimpi Axel. Kamu benar, Lardo emang baik. Aku sayang kak Retta, Lardo, Axel... Aku gak mau kehilangan kamu lagi Do." Alisha menyeka air matanya.

Author sedih deh part ini baper gak sih menurut kalian.
Udah tahu kan sekarang. Lardo itu gak jahat ya. Cuma salahpaham aja. Aaaah Axel.. Kalau kalian inget part awal juga udah aku jelasin kalau Axel itu meninggal. Ayo inget part berapa itu. Pas Lardo berantem sama papanya...
Semoga Lardo dan Alisha bisa balikan. Tapi sayang, entah kemana Lardo pergi. Alisha akan mencarinya hingga kelelahan. Akankah mereka kembali bertemu? Biasakan voment ya.

TBC...
Danzu...

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang