Hal yang paling menarik hati adalah ketika bibir ini tak sanggup merangkai untaian kata untuk menggambarkan betapa terharu juga bahagia menjadi lapisan yang menyatu indah.
Author Pov
Lardo tampak khawatir di tepi kolam renang rumahnya, sesekali tangannya menyentuh air yang tenang kemudian kembali menatap langit cerah yang sebentar lagi berganti senja.
"Apa keputusan gue sekarang udah tepat ya?" Lardo tampak berpikir. "Gue takut sumpah, Alisha bakal-"
"Akh. Kenapa harus kita hah? Kenapa?" Lardo menjambak rambutnya frustasi.
Ponsel Lardo bergetar dan terlihat nama Abi di layar ponselnya.
"Hallo Bi. Kenapa?"
"Kenapa-kenapa, Do lo inget kan sama rencana kita. Anak-anak udah nunggu nih. Cepet bro kesini. Inget Do jangan sia-siain kesempatan yang udah di depan mata."
"Gue bingung anjir Bi. Lo tahu kan? Akh tapi gue gak mau dia jatuh ke tangan Mark." Lardo berbicara via telepon dengan tatapan kosong tersirat amarah.
"Nah makanya itu lo harus pikirin gimana ke depannya Alisha. Dia aman sama lo dan lo jangan bingung, kita bakal bantu lo. Gue tahu lo beneran sayang kan sama dia. Semangat bro."
"Makasih Bi saran lo, oke Lardo ganteng mau otw ya. Bilang yang lain, jan sampe engga. Gue gibeng lo Bi. Hallo, Bi." Lardo mengernyitkan dahinya ketika berbicara tapi tak ada respon.
Lardo melihat ponselnya. "Yeuh nih bocah. Gue ngomong panjang kali lebar malah di matiin, bangke lo Bi. Palingan juga lo pacaran sama si Dania."
Lardo membuang nafas berat. "Gue harus yakin dan janji bakal lindungin lo dari Mark si munafik." Lardo tersenyum miring lalu ke kamarnya untuk merapikan penampilannya yang berantakan.
---
"Sebenarnya kita mau ngapain sih Dan di sini? Udah mau malm juga." Alisha tampak bosan duduk di taman itu.
"Sabar dong Lish. Gue yakin hari ini bakal bersejarah buat lo." Jawab Dania dengan seulas senyum.
"Iya Lish duduk cantik aja ya." Ucap Adel santai.
"Oh iya Lish mata lo harus di tutup sebentar oke." Aulia mengambil penutup mata untuk Alisha.
"Eh tunggu kok ada acara tutup mata segala. Gue tambah bingung jadinya." Alisha menatap heran temannya yang menurut dia aneh.
"Bingung pegangan bangku Lisha apa mau pegang tangan aa Adlan nih." Celetuk Adlan dengan tatapan genit.
"Dasar lo pacar jadi-jadian. Ada cewenya aja masih berani godaan orang. Gue cerein baru tahu rasa lo." Adel mengerucutkan bibirnya.
"Becanda beib. Lo kan tahu gue doyan canda jangan gitu ah bibirnya. Ntar gue cium nih."
"Ogah gue. Malem ini gak di kasih jatah pokoknya. Bodo. " Adel menjulurkan lidahnya membuat Adlan tersenyum gemas padanya.
"Ahh ngomong mulu padaan. Sini gue yang tutup mata Alisha." Nunu mengambil alih penutup mata itu dari tangan Aulia. "Lo duduk cantik aja ya di sini. Tenang!" Sambung Nunu sembari membungkukan tubuhnya untuk mensejajarkan dengan Alisha.
Ihh ngapain coba mata gue di tutup segala. Kok gue deg-degan gini yah.
"Alva ihhh. Ngapain lo cium pipi gue. Nyebelin lo!" Nunu menatap kesal Alva.
"Biarin aja lo kan pacarnya Alva Prasetya. Bebas dong."
"Apaan sih lo Va. Au ahh bete gue."
"Cewe klo pms kali bang?" Celetuk Azka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me
Teen FictionAlisha Corinna Myesha yang tengah mencoba memantapkan hati untuk bertahan dengan penampilan Nerd Girl harus dihadapkan dengan masalah, salah satunya oleh anak pemilik Emery's School Jakarta, tepatnya sekolah baru bagi Alisha. Karena ulah Lardo yang...