Sinbi Pov On
Ini gue ga bakalan mati kan?
Tin!!!
1...2...3...good bye world!
Gue ngerasa setelah itu badan gue agak sakit, tepatnya di area bokong dan kaki gue. Apa sekarang gue udah sekarat? Ternyata rasa sakit sekarat ga seburuk yang gue liat di TV.
Perlahan gue buka mata gue yang sejak beberapa detik tadi refleks ketutup saking takutnya. Okay, perasaan yang gue rasain sekarang adalah bersyukur karena gue ternyata selamat! Sumpah dah, entah kenapa tadi otak gue ga jalan dan kaki gue ga mau melangkah pergi.
Bodoh gue bodoh.
Pas gue noleh ke sebelah kanan, gue kaget liat Yuju lagi duduk di torotoar sambil dikelilingi dua ibu-ibu yang udah ngerocos kayak bebek.
"Aduh dik...kamu ga apa?" Gue mendongak. Ada perempuan yang usia-nya kayaknya sebaya sama mama.
Gue noleh kebawah. Gue kaget karena posisi gue hampir sama kayak Yuju. Jatuh terduduk di torotoar yang jaraknya ga terlalu jauh sama Yuju.
Ini sebenarnya kenapa?
"Engga apa kok," sahut gue sambil mencoba bangun walau rasanya tulat kering gue sakit banget.
"Dik makanya hati-hati kalau nyebrang. Kondisi ramai malah pakai earphone begini..."
Ga dirumah, ga di kelas, di jalan pun kena wejangan ibu-ibu.
"Untung adik yang disitu nolong kamu. Coba enggak, mungkin kamu udah di Neraka sekarang," ucapan ibu-ibu ini buat gue pengen nampol bibirnya deh. Bisa-bisanya bilang gue masuk neraka, meski gue bandel tetep aja gue terlalu baik buat neraka.
Eh tapi--
Nolong? Yuju nolong gue? Apa gue salah denger?
"Ha? Dia nolong saya buk?" Tanya gue cengo.
Ibu-ibu itu malah naikin sebelah alisnya seolah gue salah tanya.
"Lah? Bukannya itu temen kamu? Iya dia nolong kamu tadi. Lututnya berdarah lagi diobatin sama temen saya," ucapan ibu itu buat otak gue tiba-tiba panik.
Gue langsung bangun dengan gercep tanpa peduli teriakan ibu itu yang nyuruh gue balik.
"Dik! Jangan pergi! Itu kaki obatin dulu!"
Bodo amat-lah. Yang penting gue harus tau kebenaran yang sebenarnya!
"Permisi," ucap gue sambil nge-dorong salah satu ibu-ibu yang mungkin lagi ngobatin luka Yuju karena gue liat dia bawa kapas ditangannya.
"Aduh! Anak jaman sekarang ga ada sopan santunnya ya!" Sindir ibu-ibu yang gue dorong. Ah terserahlah udah biasa gue kena sindiran.
"Ju...?" Panggil gue lirih.
Yuju mendongak natep kearah gue.
"Lo ga apa?" Itu pertanyaan pertama yang Yuju bilang ke gue.
Gue pikir dia bakal nyerocos marahin gue...
"Makasi ya tante udah bantuin saya," ucap Yuju kearah perempuan disebelahnya, bukan ibu-ibu yang gue dorong tadi ya. Yang itu mah udah pergi balik jaga toko-nya.
"Sama-sama. Itu ga lanjut diobatin dulu?" Tanya perempuan itu sambil melirik luka di lutut Yuju yang masih ngeluarin darah.
"Saya bisa lanjut di Sekolah. Sekali lagi makasi ya." Setelah Yuju berucap, perempuan tadi langsung pergi.
Gue liat Yuju berusaha bangun, jadi karena dia lagi luka gue bantuin.
Gue harus nurunin harga diri sementara kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Enemy - YuKook (REVISI SEBAGIAN)
Fiksi PenggemarChoi Yuju, gadis cuek nan misterius yang mampu membuat VHS gempar itu ternyata memiliki banyak kemampuan spesial. Contohnya saja ia dapat meluluhkan seorang Jeon Jungkook, si pemikat hati yang terkenal keras dan dingin. Selain kemampuan spesialnya...