"Yuju?"
Yuju mengerjapkan matanya, pandangannya yang kabur menangkap pemandangan langit-langit putih dan juga gorden hijau yang mengelilinginya.
"Lo liat gue?"
Gadis itu menyipitkan matanya saat suara yang tak asing masuk ke indra pendengarannya. Ketika fokus matanya kembali, ia dapat melihat perempuan berambut panjang yang tengah membuat angka empat dengan jemarinya.
"Ini angka berapa, Ju? Lo kenal gue kan?" Tanyanya. Yuju dapat mendengar kekhawatiran tersirat melalui nada suara itu.
"Gue bisa liat lo kok, Bi." Sahut Yuju lemas. Sinbi menghela nafas lega dan mendudukan bokongnya di sofa.
"Lo buat gue kaget tau ga!" Ucap Sinbi kesal. Yuju mengernyit kebingungan.
"Emang gue kenapa?"
"Lo nyebrang tiba-tiba, Ju! Ditengah-tengah ujan bawa tas segede gaban, supir gue jadi nabrak lo. Untungnya lo ga amnesia. Padahal gue liat kepala lo benturan sama aspal." Ucap Sinbi sambil memperlihatkan ekspresi betapa ngerinya peristiwa yang ia alami tadi.
"Please deh, karena kebentur aspal gue harus amnesia gitu?" Ucap Yuju, ia memutar bola matanya malas.
"Ya ga gitu--maksudnya gue bersyukur benturannya ga keras banget. Jadinya kepala lo kena gagar otak ringan." Sahut Sinbi pelan.
"Lo khawatir ya?" Tanya Yuju menggoda Sinbi. Ia tahu musuhnya itu akan langsung mengelak perkataannya.
"Paan dih! Gue cuma takut masuk penjara kalau lo kenapa-napa." Sahutnya cepat.
"Kan yang nyopir supir lo, kenapa lo yang dipenjara?" Tanya Yuju bingung.
"Ah pokoknya gitu deh! HP lo siniin, gue mau nelpon orang tua lo." Ucap Sinbi sambil menyerahkan telapak tangannya.
"Ga usah. Mereka ga perlu tau." Tolak Yuju. Sinbi menaikkan sebelah alisnya seolah tak setuju dengan pendapat Yuju.
"Yuju, orang tua lo harus tau kalau lo dirawat. Lo sakit!" Ucapnya memaksa. Yuju tetap menggeleng.
"Mereka di luar negeri, jauh. Ga bakal bisa susulin gue." Ucap Yuju terkekeh. Sinbi menghela nafas panjang.
"Dih lo beneran orang kaya tersembunyi ya?" Celetuk Sinbi sambil menyipitkan matanya. Yuju berdecak.
"Gausah lebay lo." Ucap Yuju malas. Gadis itu melirik jam dinding yang berada tepat di dinding hadapannya. Jam telah menunjukan pukul sebelas malam.
"Lo ga pulang? Udah malem." Ucap Yuju.
"Lo harus ditemenin, Yuju. Emangnya lo ga punya saudara disini?" Tanya Sinbi penasaran.
"Engga. Gue anak tunggal." Sahut Yuju diakhiri kekehannya.
"Kasi gue jagain lo malam ini, besok pagi gue pulang karena harus sekolah dan kasi tahu lo sakit." Ucap Sinbi yang terdengar memaksa.
"Ga usah peduliin gue. Gue baik-baik aja sendiri." Ucap Yuju sambil tersenyum tipis.
"Siapa yang peduliin lo? Gue cuma mau bertanggung jawab." Elak Sinbi cepat, ia menunjukan tatapan sinisnya kepada Yuju.
"Whatever lah."
---
"Apa kamu kenal Yuju?"
Siswi itu terdiam sejenak, ia menatap temannya seolah bertelepati. Kemudian mereka mengangguk.
"Choi Yuju? Kalau maksud anda adalah Choi Yuju, kami mengenalnya." Sahutan itu membuat Hye Jin mengulum bibirnya gugup.
"Ada apa ya?" Tanya siswi itu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Enemy - YuKook (REVISI SEBAGIAN)
Fiksi PenggemarChoi Yuju, gadis cuek nan misterius yang mampu membuat VHS gempar itu ternyata memiliki banyak kemampuan spesial. Contohnya saja ia dapat meluluhkan seorang Jeon Jungkook, si pemikat hati yang terkenal keras dan dingin. Selain kemampuan spesialnya...