Bukannya ragu membalas perasaanmu, tapi sikapmu yang bikin ragu, mau dibalas atau tidak.
🕛Cɪʀᴄʟᴇ OғTɪᴍᴇ🕛
"Eh, Ris!" Tiara berjalan cepat agar tepat bersampingan dengan Riska, berniat menggosipkan sesuatu. "Lo suka beneran sama Kevin?"
Sontak Riska membulatkan matanya. "Eh, sejak kapan juga gue bilang suka sama dia?!"
Tiara berbalik ke arah Riska. Ia hanya cekikikan melihat reaksi temannya. Tanpa ia bilang pun, Tiara sudah bisa menebak perasaan apa yang dimiliki oleh teman bangkunya yang paling mudah ditebak itu.
Mereka berdua berjalan menuju area lapangan parkir, terlihat ramai dengan murid-murid yang mulai menaiki kendaraannya.
Seorang lelaki terlihat berjalan santai menuju lapangan parkir dan seketika terhenti melihat motornya. Selang beberapa detik, ia berpikir di tengah lapangan parkir, menampilkan ekspresi bodohnya, membuat orang-orang hanya menggeleng melihat kelakuannya.
"Pak!" seru Kevin, sontak membuat dirinya lagi-lagi jadi pusat perhatian beberapa orang karena berani memanggil sang pawang lapangan parkir.
Riska terlihat berjalan berdua dengan Tiara, baru saja ingin melewati pintu gerbang, langkah mereka berdua terhenti akibat melihat ke arah seseorang yang sedang berdiri depan pos satpam itu.
"Apa?" Pak Petrus tersenyum lebar melihat ke arah Kevin. Senyuman yang entah kenapa justru terlihat mengerikan.
Kevin terlihat berpikir beberapa detik, berusaha merangkai kata-kata untuk mencurahkan hal yang ingin ia ucapkan. "Ban motor saya, Pak. Dia ... lenyap, kayaknya hilang direbut seseorang entah siapa, saya gak tau harus mencari ke mana lagi, Pak. Mungkin saya kurang ganteng, sampai dia pergi sama yang lain."
Entah kenapa Kevin justru terdengar seperti berpuisi asal, membuat orang-orang yang mendengarnya seketika menepuk dahi mereka bersamaan.
Tidak disangka-sangka, balasan pak Petrus justru, "Ah masa ilang, coba periksa di sela-sela hati kamu, kali aja nyelip di situ."
Tak bisa dipungkiri, hampir semua orang di sekolah ini sudah mengenal Kevin sebagai siswa yang cukup aneh, hingga satpam pun ikut-ikutan membalasnya dengan hal yang tidak masuk akal.
Kevin tiba-tiba berbalik, pandangannya terlihat menyusuri sekelilingnya, ia terlihat berpikir mencari alasan, dan akhirnya pandangan itu terhenti di seorang perempuan yang masih mematung.
Selang beberapa detik, lelaki itu tersenyum miring, kembali menatap satpam di depannya. "Tolong solusinya dong, Pak. Nanti saya dimarahin ortunya pacar saya kalo gak nganter tepat waktu."
"Kayak punya pacar aja," ketus satpam itu, yang rasanya menohok setiap jomlo yang ada di sana.
Kevin berbalik dan menunjuk asal ke arah belakangnya. "Ada lah, Pak. Tuh."
Riska sontak menganga melihat telunjuk lelaki itu seenaknya mengarah kepadanya.
Tiara sontak berbalik ke belakang, menutupi cekikikannya yang tidak bisa lagi ia tahan, belum lagi melihat ekspresi teman bangkunya yang terus menganga melihat dirinya ditunjuk begitu saja.
Tiara mencolek-colek jail Riska yang masih berdiri mematung di sampingnya. "Cie pacarnya Kevin."
Riska seketika geram. "Nyolek-nyolek aje lu, dikata gue sabun colek apa?!"
Pak Petrus terlihat berpikir sejenak, kemudian melirik ke arah dua motor di belakang pos, hasil tilang di dalam sekolah. Entah karena apa, tapi biasanya akan diambil setelah satu bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Of Time [Completed]
RomanceMeraih 3 kategori dalam lomba 'Write Your Story Challenge 1' diadakan oleh @wpdorm (2017) : 🎉 Juara 3 🎉 Juara favorit 1 🎉 Juara favorit 2 🔢🎨🔢 [This story has been revised] Kevin memang tidak sespesial laki-laki di dunia fiksi. Pianis sekolah...