Ingin tahu salah satu hal tersulit dalam hidupku? Melupakanmu.
🕛Cɪʀᴄʟᴇ OғTɪᴍᴇ🕛
Hari perpisahan
Terlihat beberapa mobil dan motor masih memenuhi lapangan parkir gedung serbaguna di kawasan Jakarta barat. Musik-musik dari dalam gedung terdengar menggema keluar, masih berbunyi meskipun acara telah selesai.
Musik terdengar mulai memutarkan sebuah lagu dari salah satu band yang sangat top saat itu, seolah benar-benar jadi backsound untuk acara ini. Lagu dari Nidji, yang berjudul 'Arti Sahabat', lagu yang cukup tenar tahun ini.
Riska terlihat memakai dresspink selututnya, berkumpul bersama teman-teman kelasnya untuk berfoto.
Terlihat sekelas XII IPA 2 dulunya, sudah rapi membentuk barisan 3 tingkat, bersiap untuk foto. Tukang foto terlihat sudah siap dengan kameranya. "Satu ... dua ...."
"EH TUNGGU! GUE BELOM RAPI!"
Seketika satu kelas XII IPA 2 mengembuskan napas kasar, apalagi kalau bukan karena Uci yang berteriak dari barisan tengah. Bahkan dia berteriak di saat yang lainnya sudah pamer gigi, siap untuk difoto.
"Ganggu aje lu ah!" Aliza kembali memprotes mantan teman bangkunya itu.
Uci terlihat merapikan model kerudungnya, setelah selesai, barulah tukang foto itu bersiap kembali.
"Eh, lu rapet amat dah!"
Lagi-lagi satu kelas mengembuskan napas kasar. Aznan dan Arham terlihat ribut di barisan lelaki, Aznan mendorong Arham yang menurutnya terlalu dempet dengannya.
"Udah gitu aja kek! Ribut amat lu bedua!" Aliza kembali berkomentar, mulai kesal dengan teman-temannya.
Akhirnya Aznan sudah agak berjarak dengan Arham. Tukang foto kembali bersiap untuk memotret.
"Satu ...."
"Eh, kok tega banget say? Gak ada gue!" Dinda baru saja berjalan, ingin bergabung dengan teman-temannya.
"Lah elu yang dari mana aja?"
Beberapa orang terlihat berdecak kesal, sesi fotonya tidak jadi-jadi.
"Oke-oke, rapikan lagi barisannya," perintah tukang foto itu.
Semuanya mengangguk patuh, merapikan barisan dan mulai tersenyum untuk berfoto.
"Satu ... Dua ... Tiga!"
Cekrek.
Foto diabadikan.
Foto bersama teman SMA, momen tersingkat, sekaligus terindah.
Semuanya terlihat bersorak selesai berfoto.
"Wih acara peluk-pelukan nih!" Aznan terlihat cekikikan melihat anak-anak perempuan saling memeluk teman mereka.
"Ayok sini pelukan juga!" Amat merentangkan tangannya, ingin berpelukan.
"Eh, Bangke! Bukan ama elu!" Aznan mengempas tangan Amat.
"Maunye ikutan di sono tuh!" Agsha mengedipkan satu matanya, melirik ke arah anak-anak perempuan yang masih sibuk saling menenangkan temannya yang menangis.
"Nah pinter dah!" Aznan mengangkat kedua jempolnya.
Riska terlihat berpeluk bersama teman-temannya, ia senang melihat orang-orang saling akrab seperti ini, tanpa peduli ada yang pernah bermusuhan, pernah membenci, tapi sekarang semuanya saling akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Of Time [Completed]
RomanceMeraih 3 kategori dalam lomba 'Write Your Story Challenge 1' diadakan oleh @wpdorm (2017) : 🎉 Juara 3 🎉 Juara favorit 1 🎉 Juara favorit 2 🔢🎨🔢 [This story has been revised] Kevin memang tidak sespesial laki-laki di dunia fiksi. Pianis sekolah...