🕚23🕚

105 41 5
                                    

Sudah. Sampai. Sini. Saja.

🕛Cɪʀᴄʟᴇ OғTɪᴍᴇ🕛

Pagi terakhir sebelum ujian semester dua, entah kenapa langit terlihat gelap. Tidak secerah biasanya. Orang-orang pun terlihat sibuk di kelasnya masing-masing, koridor kelas tiga mulai sepi.

Langkah Riska terhenti tepat di depan sebuah pohon, yang kemarin-kemarin biasanya ditempati oleh seseorang yang sibuk melukis di sana. Kali ini di sana kosong. Entah di mana seorang pelukis yang biasanya duduk di sana.

Bohong kalau ia bilang tidak peduli. Nyatanya kehidupan Riska yang hanya hitam putih berhasil diberi warna dengan sangat indah oleh Kevin. Kepingan ingatan itu kembali terlintas di kepalanya. Saat dirinya masih duduk tertawa di sana bersama lelaki itu.

"Hm ...." Riska menggesekkan sepatunya ke tanah di bawah kakinya, terlihat memikirkan cara untuk memecah kesunyian. "Lo suka banget ngelukis ya?"

"Kamu suka banget ngeliatin saya ya?"

Riska terbelalak mendengarnya, sambil celingukan menatap ke sembarang arah. Ternyata Kevin tahu kalau selama ini Riska suka memperhatikannya diam-diam.

"S-siapa yang ngeliatin?!" Nada suara Riska meninggi.

Tanpa Riska sadari, ia justru mematung di tempat, memperhatikan pohon yang kosong di sana, tanpa ada Kevin dan kanvasnya yang seolah menghiasi pandangannya setiap melirik ke sana kemarin.

Waktu memang berganti dengan sangat cepat. Perlahan-lahan ia mulai menyadari maksud ucapan Kevin saat itu. Ada berbagai macam kejutan yang bisa saja terjadi di detik berikutnya, dan setiap manusia diharuskan siap untuk menerima semuanya.

"Ris?"

Riska seketika tersadar, ia merasakan suara yang tidak asing, memanggilnya dari belakang.

Hening.

Perempuan itu berbalik perlahan dan mendapati lelaki yang baru saja ia pikirkan, berdiri tepat di belakangnya. Ada rindu yang seketika tersirat jelas di pandangannya. Ingin rasanya ia tersenyum, tertawa seperti kemarin-kemarin dengan lelaki itu.

Namun sayang, percikan emosinya seketika menyulut benci saat otaknya memutar kembali saat-saat kemarin.

Tatapan Riska berubah sinis menatap lelaki itu, dengan cepat Riska membalikkan wajahnya kembali ke depan, berjalan cepat meninggalkan lelaki itu.

Kevin ikut mempercepat jalannya, terdengar dari langkah kakinya.

Riska terhenti ketika merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh seseorang, Riska berbalik, menatap lelaki itu sekilas, kemudian menghempas kasar genggamannya hingga terlepas.

"Jangan sentuh-sentuh gue lagi," ketus Riska, terdengar sangat dingin. Baru saja ia ingin segera melanjutkan kembali jalannya, seketika terhenti mendengar ucapan selanjutnya lelaki itu.

"Dengerin saya dulu, Ris," ujar Kevin, lembut.

Riska berhenti sejenak, masih membelakangi Kevin. Entah kenapa emosi Riska tiba-tiba terasa memuncak begitu saja, pandangannya kembali mengabur, dipenuhi butiran air yang sebentar lagi menetes.

Riska berbalik, menatap Kevin dengan mantap. "Apa lagi yang mau lo jelasin?!" Air matanya kembali menetes, dengan degup jantungnya yang mulai tidak karuan.

Kevin terdiam melihat reaksi Riska, tatapannya berubah sendu, tersirat rasa bersalah di sana. Namun lelaki itu tetap diam, entah kenapa.

Melihat Kevin yang hanya diam saja, Riska tersenyum miring.

Circle Of Time [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang