Ch 2 | Move on you

333 20 6
                                    


Lotte Hotel world (Seoul Korea Selatan)

Stevany memandang malas pemandangan diluar jendela dari atas kasur empuknya. Rasanya Stevany masih belum bisa menerima kejadian di dandara. Yang sekarang, tidak mau dia ingat-ingat. Tapi beruntungnya, selalu dia ingat.

Ting..

Stevany tersadar dari lamunannya, tangannya beralih mengambil telfon di atas nakas samping tempat tidur. Senyum kecil sukses muncul di wajah Stevany.

Line

Amel : udah nyampe sayonggg ? Gimana korea ? Udah kecium bau ginseng sama cowok tamvannya kah ?

Stevstevany : alhamdulillah udah sampe dengan selamat :)

Amel : wesshh kenapa nih ? Ngga semangat amat ? Ada apa ? What happen girl ?

Stevstevany : behh tau aja si queen, entar deh gua ceritaiin. Kalo sempet tapi yah ? Mau bobo cantik dulu. Baibai semokkkk :p

Amel : okeoke tau yang kurus, lo harus cerita sama gue, ngga mau tau!! Udah pake tanda seru tuh, dua lagi . byee kurussss met bobo

Stevany tersenyum lagi setelah melihat pesan sahabatnya yang sedang di Hongkong . Kasur empuk di bawahnya belum jadi hal yang menenangkan untuk Stevany, apalagi wallpaper telfonnya yang belum di ganti. Stevany meremat telfonnya lebih kencang setelah mengingat kejadian dengan laki-laki di wallpaper telfonnya. Entahlah, Stevany mulai ragu dengan rencananya ke negara ini.

Semua rencananya buyar begitu saja, mungkin Stevany harus menyusun rencana baru. Mungkin kali ini Stevany harus lebih berlapang dada, apa mungkin ini karma. Karena sering menghabiskan uang dari orang tuanya karena membeli banyak hal tentang Jono-Jeno maksudnya.

Stevany masih beruntung, karena uang yang dia habiskan tidak sebanyak fans-fans nct atau fans dari idol lainnya. Stevany kembali termenung ketika mengingat betapa beruntungnya dia sekarang, harusnya dia bersyukur. Bukan muruntuk, meski jatuh dibandara dan dimarahi oleh Jono-sekali lagi Jeno maksudnya.

Tapi Stevany mendapat keberuntungan lainnya,saat dia ingin pergi ke Korea, dia berhasil mendapat tiket gratis. Stevany mendapat ijin yang kemungkinan kecil dia dapat. Saat dia jatuh karena di tabrak Jono-si Jeno itu, Mark datang bagaikan angin segar dan menolongnya.

Stevany tersenyum sendiri mengingat wajah Mark, meskipun tertutup masker. Tapi auranya. Sukses membuat Stevany memeluk telfonnya sebagai pelampiasan. Apa gue move on ke Mark aja ya? Stevany memukul kepalanya pelan dan tertawa keras.  Mengingat tingkahnya seakan si Jono itu adalah pacarnya yang berkhianat. Dan Mark laki-laki kurang beruntung yang jadi pelampiasan, mending Marknya mau.

Stevany memilih membuka folder memo di telfonnya, tangannya mengetuk-ngetuk pelan dagunya sendiri.lah emang dagu siapa lagi. Lupakan.

"Mungkin..ke Myeongdong dulu kali ya,sekalian jalan-jalan nyobain kereta sama bus di Korea. Kaya di drama-drama gitu.." bagusnya si jalan-jalan sama Jeno, Stevany langsung menggelengkan kepalanya pelan.

"Stev stev, udah dibentak juga. Masih aja ngarep sama si Jono, apa hebatnya emang dia? Modal idung mancung kulit putih muka ganteng sama tinggi doang.."

"Terus kaya lagi, ah matre amat gue.." Stevany meringis mengingat wajah Jeno,kapan bisa move on nya kalau gini,abis mukanya gemesin gitu

"Ahhhh mamah calon mantumu itu lo mah, ngeselin tapi gantengg" Stevany menendang-nendang kasur di bawahnya,bantal putih yang jadi sandarannya menjadi korban kekesalan gigi Stevany. Beberapa detik kemudian Stevany memilih berbaring dengan tenang di kasurnya. Mungkin dengan tidur pikirannya akan lebih tenang. Stevany dengan malas melempar telfonnya kesamping kasur empuk itu. Menarik selimut dan menutup mata setelah berdoa. Semonga ngga mimpiin Jeno,tapi kalo rezeki yaudah ngga papa.

Meet You | JENO | MARK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang