Ch 15 | Pelakor Bukan si ?

76 9 0
                                    

Gua upload dua hari ini. Ch 15 sama Ch 16, cek chap supaya ngga kelewat.

Stevany terdiam takjub menatap Range Rover putih yang ada didepannya, terlebih lagi siapa yang mengemudikannya saat ini.

"Ayo masuk Stev, apa yang kau tunggu" Vivi melambaikan tangannya mengajak Stevany untuk memasuki mobilnya.

"Okay, This your car ?" tanya Stevany   setelah menduduki kursi disebelah pengemudi.

"Jangan lupa safety beltmu, ini memang mobilku. Sudah lama tidak kupakai, biasanya aku pakai lamborghini kesayanganku" jelas Vivi dengan senyum kecil dibibirnya.

Stevany hanya mengangguk pelan, membayangkan dirinya memiliki mobil yang sama lantas menggeleng setelahnya. Dia baru ingat dia bahkan tidak bisa mengendarai motor, apalagi mobil.

"Kau sudah tau ingin pergi kemana ?" lirik Vivi pada Stevany, "Tidak ada, rencananya aku tidak ingin pergi kemana-mana hari ini" Vivi menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kau pernah berkunjung ke Gangnam sebelumnya ?"

"Tidak, aku belum pergi kesana"

"Bagaimana jika kita pergi kesana saja, itu lebih dekat dari sini. Kebetulan aku ingin membeli sesuatu untuk Instagramku" jelas Vivi yang dianggukki Stevany.

"Jadi kau punya semacam bisnis di instagram atau apa ?"

"Tidak, hanya berbagi informasi tentang apa yang aku gunakan pada followersku"

"Really ? Apa nama instagrammu ?"

"ViviannaChoi tanpa spasi, dm jika kau ingin di follback okay" ucap Vivi dengan yang diajungi jempol oleh Stevany.

"Jadi kita akan belanja dulu di salah satu mall disini"

Stevany membuka pintu mobil milik Vivi, kakinya melangkah memasuki COEX mall yang ada di wilayah Gangnam.

Stevany tersenyum kecil saat Vivi menggandeng tangannya memasuki toko bertuliskan Chanel.

"Ngeliat namanya aja merinding gue" Stevany berdesis dengan suara yang hanya dapat dia dengar.

"Aku ingin membeli tas kemarin, tapi tidak jadi karena terlalu sibuk. Pilihlah yang kau inginkan, akan aku traktir"

Sebelum Stevany dapat menjawab, Vivi telah berlalu memanggil salah satu pegawai disana.

"Elah, susah ya emang orang beduit" Stevany bergumam dengan suara lirih, tangannya bergerak membalik lebel harga sebuah tas yang cukup simple.

" 1,597,238 ₩ . Berapa nih ? Kalo dirupiahin berarti sekitar 20 juta ?!" pekik Stevany dengan tenggorokan yang terasa menjepit pita suaranya.

"Gila aja kali" lanjutnya pada dirinya sendiri.

"Stev ?" Stevany membalikkan tubuhnya saat Vivi menepuk pundaknya pelan. Ditangannya sudah terpenuhi oleh dua paper bag yang lumayan besar berlebelkan merek toko ini.

"Aku ingin beli sepatu dulu, antarkan aku okay" tanpa mendengar jawaban Stevany, Vivi lantas menarik tangan Stevany menuju salah satu brand  bermerek mahal.

"Kau ingin membeli apa disini ?" tanya Stevany dengan dahi menyerit, matanya menatap jejeran barang-barang yang pastinya sangat mahal.

"Pastinya sepatu Stev..."

"Salah gue yang nanya kayanya" ucap Stevany sambil menepuk dahinya.

"Aku ingin membeli sepatu pasangan, aku ingin memberikannya untuk seseorang. Dia sangat sibuk akhir-akhir  ini, karena sedang ada di puncak karirnyanya. Aku jadi sedikit kesal"

Vivi bergumam sembari menatap Sneakers dihadapannya.

"Maksudmu dia seorang idol ?" tanya Stevany dengan ragu.

"Ya, semacam itu. Tapi ini rahasia ya ?" Stevany hanya mengangguk saat Vivi terkekeh setelah mengatakannya.

"Bagaimana dengan yang ini ? Bagaimana menurutmu ?"

"Ah ! Itu bagus sekali, aku rasa pasti pacarmu akan suka" ucap Stevany dengan antusias. Dihadapannya ada sepatu yang cukup simple tapi menarik menurutnya.

"Baiklah, aku akan beli yang ini saja. Kau mau membeli sesuatu juga Stev ?"

"Tidak perlu Vi" Stevany menggeleng menolak.

"Okay, aku akan bayar ini dulu" Stevany hanya mengangguk.

"Ah, sebentar ada telpon. Ya Jen Oppa ? Oh aku sedang membeli sesuatu dengan temanku. Yasudah bye" Stevany tersenyum kecil saat Vivi tersenyum dengan senang.

"Perasaan gue doang apa yang dia telpon tadi itu Jeno ya ? Ah, orang lain kali ya" Stevany menganggukkan kepalanya saat pikiran itu melintas dikepalanya.

"Lagian bukan urusan gue juga kan kalo itu emang bener Jeno..." ucap Stevany berusaha tidak perduli.

Mengabaikan dadanya yang terasa sesak entah karena apa.

....

Garing ? Maapin gue yang alay ini..

18 januari 2018

Meet You | JENO | MARK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang