Makasih loh yang udah mau baca. Enjoy.Jeno menahan napasnya saat tangannya kembali membuka sebuah foto di situs internet yang menghubungkan tentang dirinya dan seseorang.
Yang lebih tepatnya adalah Stevany, Jeno terus meringis dan memijat kepalanya yang terasa sedikit pusing melihat komentar-komentar pedas dari para fansnya.
Jeno dengan lemas mendial nomor sang manager.
"Hyung ? Kau sudah melihat berita itu ?"
'Aku lihat, kau mengacaukan banyak hal'
"Ya, aku tahu. Bisakah kita melakukan fancoference ?"
'Aku rasa itu tidak terlalu penting, biarkan saja berita itu berlalu. Sebentar lagi kalian akan comeback, jadi pasti berita itu akan hilang dengan sendirinya'
"Ini hal yang sangat penting hyung, terutama untuk gadis yang bersamaku itu. Aku ma-" Jeno menggeram dengan kesal saat sambungan telponnya dimatikan dengan sepihak.
Jeno beranjak dari atas kasur rawatnya, mulutnya meringis ketika sadar jarum infus dipunggung tangannya tertarik.
"Aish, ini sakit sekali. Bagaimana cara melepasnya ?" Jeno menggerutu seorang diri, tangannya dengan perlahan membuka plester yang menutupi jarum dan selang infus.
"Perih juga rasanya.." Jeno mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa perih. Dengan bergegas dia mengambil baju gantinya di tas yang dititipkan suster dari ibunya. Dan pergi keluar setelah berganti baju dengan cepat.
Jeno mengedarkan pandangannya pada lorong rumah sakit yang terlihat mengabur dipandangannya.
"2011.." Jeno menggumamkan nomor ruangan Jaemin yang ingin ditujunya, dia ingin memastikan keadaan adiknya itu.
Jeno berjalan dengan sedikit tertatih, mengeja nomor-nomor yang dilihatnya dipintu kamar rawat rumah sakit tersebut. Jeno menghembuskan napasnya lega saat berhasil menemukan tempat tujuannya.
"Anyeong..." Jeno menyapa dengan lirih dan senyum kecil dibibirnya, saat dia melihat ruangan yang terlihat penuh dan ramai.
"Ah Jeno ? Annyeong dongsaeng-ie (adik laki-laki). Kenapa kau ada disini ?" Dengan raut khawatir salah satu orang yang terlihat lebih dewasa dari Jeno itu bertanya.
"Ah hyung, dokter sudah memperbolehkan aku untuk pulang. Jadi aku kesini saja" Ucap Jeno sembari mengusap tengkuknya gelisah karena telah berbohong pada Yuta.
"Kau yakin ? Wajahmu masih terlihat pucat Jen ?" tanya Jaehyun disebelah Yuta , Jeno dengan senyum kakunya menatap kakaknya di unit Nct yang lain itu.
"A-aku hanya belum makan malam saja hyung" ucap Jeno mencari alasan, Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya.
"Kalau begitu makanlah bersama mereka, aku membelinya sebelum kesini tadi"
Yuta menunjuk pada anggota Nct dream lain yang sedang makan di sofa ruang rawat Jaemin tanpa Mark, Jeno melihat ada Taeyong juga disana.
"Ayo hyung, kita makan" teriak Haechan dengan mulut penuh dengan kunyahan ayam, "Yah, habiskan dulu makanan dimulutmu itu bodoh" Haechan berdesis dengan tajam pada Chenle.
"Iya aku tahu, tidak usah memukul juga kan ?" Haechan mengelus kepalanya yang dipukul Chenle. Chenle akan kembali membuka mulutnya ketika dengan tiba-tiba Renjun disebelahnya memasukkan gumpalan nasi kedalam mulut Chenle.
"Sudah, makan saja lagi. Jangan berisik, aku lapar. Jangan sampai aku malah memakan kalin berdua" ucap Renjun dengan datar sambil melanjutkan makannya.
Jisung menarik lengan baju Haechan dengan pelan saat melihatnya ingin menertawakan Chenle.
"Sudah hyung, kau juga harus diam. Jangan terus memancing Chen hyung. Nanti kau dipukul dia lagi bagaimana ?" dengan wajah merengut Jisung menatap Haechan.
Haechan tertawa dengan senang, dan menarik kedua pipi Jisung dengan gemas, padahal Jisung sudah menatapnya sinis karena itu.
"Kau memang adikku yang paling manis Jisung-ah" ucap Haechan tanpa melepas kedua tangannya.
"Astaga hyung, tangan kotormu itu melukai kulitku. Astaga panas, panas. Kau memegang apa hyung ?!" tanya Jisung dengan panik. Dengan wajah polos Haechan menjawab.
"Chicken black paper" Jisung mendelik dengan wajah panik, semua orang diruangan itu tertawa melihat Jisung yang berlari panik kekamar mandi.
"Duduklah Jen.." Jeno menganggukkan kepalanya pada Taeyong, hyungnya yang lain di Nct 127 selain Yuta dan Jaemin yang sejak tadi terdiam akhirnya berbicara.
"Kau mau sup atau mie ?" tanya Taeyong pada Jeno yang duduk disebelahnya,
"Mie saja hyung.."
"Kesukaanmu ya ?" Jeno hanya mengangguk dengan senyum yang lebar.
"Habiskan kalau begitu.." Jeno kembali menganggukkan kepalanya pelan, mendengar obrolan orang-orang diruangan itu sembari memakan mie instan ditangannya.
"Hyung kau sudah lihat berita skandalmu itu ?" tanya Chenle sambil meraih cola yang sedang di minum Jisung yang baru datang dari kamar mandi.
"Itu minumku hyung" desis Jisung dengan bibir dimajukan, Chenle hanya mendelik dengan tidak tahu malunya.
Jeno menatap malas dan hanya mengangkat bahunya cuek.
"Gadis yang bersamamu cantik Jen" ucap Renjun dengan kedipan matanya pada Jeno, Jeno hanya terdiam ketika seisi ruangan menyorakinya.
"Kau sungguh-sungguh berpacaran dengannya ?"
"Belum.." Dengan santai Jeno menjawab pertanyaan Yuta, menghiraukan kembali sorakan dari teman-temannya.
"Kau serius hyung ?! Baru saja aku membaca berita tentang dia. Seseorang yang entah siapa menyebarkan berita jika gadis itu diserang fansmu hyung" Jeno menghentikan makannya dan terdiam.
Jeno berdiri dari sofa setelah melempar mangkuk mie plastik kesembarang arah, kemudian berlari keluar ruangan setelah meraih jaket jins yang entah milik siapa dari sandaran sofa.
"Sudah, tidak usah dikejar. Dia pasti tahu apa yang akan dilakukannya" ucap Taeyong, tangannya menarik lengan Haechan yang ingin mengejar Jeno.
"Ta-tapi aku khawatir padanya hyung" Taeyong mengusak pelan rambut Haechan, "Dia pasti baik baik saja, percayalah padanya" Haechan membuang napasnya pasrah, mengangguk dengan patuh kemudian kembali duduk di sofa samping Taeyong.
...
Lanjut ke chap-B nya yakk, em gue kepikiran buat private ending deh. Soalnya menghindari plagiarisme gitu. Gimana menurut kalian ?
Senin, 18 des 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You | JENO | MARK (END)
FanficPengen tau rasanya ketemu bias? Silahkan baca cerita ini ⬇