Ch 7 | Kesalah Pahaman dan Bencana (B)

100 12 18
                                    

Baca aja dulu, kalo suka baru voment

"Kau baik-baik saja hyung ?" Jeno masih kebingungan dengan keadaan kepalanya yang terasa berat, keningnya menyerit saat seseorang memapahnya untuk duduk.

"Kau mau minum hyung ?" Jeno hanya menganggukkan kepalanya lemah, Haechan yang sejak tadi disamping Jeno lekas membantu kakaknya itu untuk minum. Jeno mengangkat sebelah tangannya bertanda cukup.

"Lebih baik kau istirahat lagi hyung" Haechan menyerit dengan wajah khawatir, sementara Jeno hanya terdiam. Dengan lemah dia menjawab.

"Ada apa denganku, kenapa aku bisa ada disini ?" Jeno mengedarkan pandangannya pada ruangan yang serupa dengan Jaemin.

"Tadi malam seorang suster menemunkanmu yang pingsan di lorong rumah sakit. Mereka langsung menghubungi manager saat tahu jika kau seorang idol" Jeno menatap kosong pada jendela yang begitu terang meski tertutup gorden.

"Jam berapa sekarang ?" Tanya Jeno tanpa menanggapi penjelasan Haechan. Dengan kesal Haechan menjawab

"Jam 11, ada apa memangnya ?"

"Tidak, aku ingin istirahat lagi. Bilang pada semuanya jika aku tidak ingin dijenguk. Termasuk orang tuaku" Haechan mendengus dengan kesal, jika mood Jeno sedang buruk sifat otoriter dan dingin kakaknya itu akan muncul, dan itu sangat menyebalkan.

"Terserahlah, asal kau mau istirahat hyung"

"Tunggu, dimana telponku Chan ?" Haechan lagi-lagi mendengus, "Tidak tahu" dengan gesit Jeno menarik lengan baju Haechan, "Yah! Lepas"

"Ambilkan dulu telponku" Haechan mendengus untuk yang entah keberapa kalinya, tapi menuruti permintaan Jeno meski dengan bibir yang maju kedepan.

"Kau harus mentraktirku lain kali hyung"

"Memang biasanya seperti itu kan ?" Jeno menyeringai dengan geli, sementara Haechan hanya tergagap sebelum lari keluar ruang rawat Jeno.

"Terserahmu hyung !" Jeno hanya terkekeh pelan, moodnya sedikit membaik meski tidak sepenuhnya.

Jeno terdiam menatap telponnya yang sedikit retak dibagian layar . Mengusapnya pelan dan menatap  menerawang jendela yang tertutup gorden putih hampir transparan.

"Where are you now Stev, do you miss me ?" Jeno bergumam pada udara yang bahkan tidak dapat mendengarnya.

...

Stevany masih menggeliat di atas kasur hotelnya ketika sebuah panggilan masuk, tangannya dengan pelan meraih telpon yang entah dimana dia simpan. Stevany berhasil  meraih telponnya yang ternyata dia simpan dibawah bantal.

"Halo ?"

'Stev ? Dimana lo sekarang ? Lo baik-baik aja kan ? Ngga kenapa-kenapa kan ?'

Stevany menyeritkan dahinya sebelum mendudukkan dirinya diatas kasur, kantuknya tiba-tiba hilang saat mendengar suara kekhawatiran penelpon yang ternyata sahabatnya itu.

"Gua baik-baik aja, ngga ada apa-apa. Aman ko, ada apa emangnya ?" dengan dahi yang mengerut Stevany bertanya.

'Eeeh, emang lo ngga buka internet ? Atau insta lo gitu ? Sekarang lo buka akun medsos lo. Tapi janji sama gue jangan panik atau apapun. Tetep tenang okay ? Setelah lo liat akun punya lo, langsung hubungin gue lagi ? Lo denger kan Stev ?'

Stevany terdiam beberapa saat, berusah mencerna ucapan sahabatnya itu dengan baik.

"Okay gue lakuin, tapi ada apa si emangnya ?" tanya Stevany penasaran.

Meet You | JENO | MARK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang