Kita tidak tahu kemana hati ini akan berlabuh, kadang yang tidak kita suka adalah yang terbaik. Tapi keegoisan hati ini kadang lebih memilih tersakiti karena mencintai dibanding bersama yang terbaik.
-AdeR-
Ting...
Stevany memandang notifikasi line yang ternyata dari sang 'bos', ingin menggerutu tapi tidak jadi.
'Datanglah, aku tunggu di Gyeongbokgung palace
Direction (Subway) : Gyeongbokgung station (Seoul subway line 3) Exit 5'"Jauhh amat, masa gue harus pergi kesana si, males amat. Bodo ah" Stevany menggeliat diatas kasurnya. Pura-pura tidak melihat pesan dari Jeno.
Ting...
Stevany meraih telfonnya dengan malas, mengerang dengan kesal sebelum berlari ke arah kamar mandi setelah melihat pesan yang kembali dikirim oleh Jeno.
'Jangan pernah berpikir untuk tidak datang, atau kau akan menyesal'
...
Stevany turun dari bus yang dinaikinya, matanya mengedar mencari sosok sang 'bos' yang dengan baik hati merusak harinya. Menarik napas dengan tenang, menatap langit yang hari ini sangat cerah.
Puk..
Stevany berjengit ditempatnya, menatap laki-laki dengan topi dan kacamata hitam berdiri dengan tangan yang berada disaku jinsnya, "Ngagetin aja lo" Stevany mengelus dadanya setelah puas berteriak dengan bahasa indonesia pada Jeno.
"Ayo.." tanpa menanggapi ucapan Stevany, Jeno terus berjalan setelah menyerahkan tas tangan yang cukup besar pada Stevany dengan santai. Sementara gadis dibelakangnya hanya menggerutu tanpa suara. "Berat amat, bawa bom kali ni orang" gumam Stevany sebelum mengikuti langkah Jeno.
Stevany terus mengekor dibelakang Jeno, melihat laki-laki itu membeli tiket dan terus mengikuti langkah kaki laki-laki itu sampai memasuki tempat yang ternyata sangat indah.
"Gils, keren amat ni tempat. Ini kan destinasi gue selanjutnya nih. Gokil juga si Jeno" Stevany berteriak pelan kesenangan, dia meloncat-loncat kecil dan berputar layaknya balerina saat di hadapannya ini ternyata adalah istana Gyongbok yang terletak di utara seoul.
"Senangnya hatiku ini" Stevany bernyanyi kecil menatap deretan pohon-pohon yang daunnya berwarna orange indah. Stevany dengan mata yang berbinar-binar menatap suasana disekelilingnya yang terasa sangat romantis.
Gadis itu tersentak saat seseorang menarik tangannya lembut, Stevany masih terdiam ketika mereka berhenti disebuah gazebo yang disampingnya dihadapkan dengan sungai dan pohon-pohon yang sama indahnya.
"Kita makan dulu sebelum melanjutkan perjalan" laki-laki dihadapan Stevany menarik tas yang sedari tadi Stevany peluk. Gadis itu hanya terdiam ketika Jeno mengeluarkan isi tas yang ternyata adalah kotak-kotak penuh makanan.
"Duduklah, sulit untuk mendapatkan makanan halal disekitar sini. Jadi aku membelinya direstoran halal untuk dibungkus" Jeno menuturkan maksudnya pada Stevany yang menegak ludahnya sendiri karena lapar.
"Ayo makan" Stevany masih terdiam ketika Jeno meletakkan sendok ditangannya dan membukakan kotak nasi untuk Stevany. "A ah terima kasih" setelah berdoa dengan suara lirih Stevany memakan nasi yang tiba-tiba terasa manis dilidahnya. "Perasaan nasi rasanya hambar, kok jadi manis begini ya" Stevany begumam dengan suara yang lirih.
"Kau mengatakan sesuatu ?" Jeno menatap Stevany dengan mata yang tidak tertutup kacamata lagi. Stevany hanya menggeleng dengan salah tingkah. "Kau suka sup ini kan ? Makanlah yang banyak" ucap Jeno setelah menyuap satu sendok sup yang diterima Stevany cepat tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You | JENO | MARK (END)
Fiksi PenggemarPengen tau rasanya ketemu bias? Silahkan baca cerita ini ⬇