Stevany melangkahkan kakinya keluat dari lift, matanya menatap seseorang yang memakai hoodie dan membelakanginya.
“Siapa lagi sih?” Stevany melangkahkan kakinya lebih dekat pada orang yang sedang menyender pada pintu kamar hotelnya.
“Permisi” ucap Stevany pelan dengan sedikit ragu, orang itu kini menghadap dirinya dengan senyum kecil yang membuat Stevany ikut tersenyum terkejut.
“Astaga Mark, aku kira siapa” Stevany memukul pelan lengan atas Mark saat laki-laki itu justru maraih sebelah tangannya untuk digenggam.
“Ah betapa senangnya kau bisa melihat wajahmu lagi” ucap Mark sembari menatap tangannya yang menggenggam tangan Stevany.
“Ih, kau ini ada-ada saja” ucap Stevany dengan kesal meski senyumnya tidak juga luntur, “Kau tidak merindukanku?” tanya Mark yang dijawab dengan gelengan oleh Stevany yang kemudian tertawa dengan kencang saat melihat wajah Mark yang merengut kesal.
“Aku hanya bercanda Mark, aku juga merindukan temanku ini” lanjut Stevany dengan senyum yang membuat matanya menyipit, tidak begitu sadar atas perubahan wajah Mark saat dia mengatakannya.
“Kau dari mana saja, sejak tadi aku menunggumu” Mark menatap wajah Stevany dengan wajah yang penasaran, “Aku hanya berjalan-jalan, tebak aku kemana?” tanya Stevany.
Mark menggoyangkan tangannya yang menggenggam tangan Stevany, matanya menerawang dengan senyum yang main-main.“Ke Sm Ent?” tebak Mark dengan cepat, Stevany membulakan matanya terkejut.
“Oh! Kenapa kau bisa tahu?”
“Entahlah, aku hanya mengikuti kata hatiku” jawab Mark yang langsung mengaduh dengan main-main.
“Awas jika kau berkata seperti itu lagi, tapi ada apa malam-malam kau kemari? Pasti ada sesuatu kan?” dengan kernyitan didahinya Stevany bertanya.
“Kau belum makan malam kan? Jangan dijawab aku sudah tahu, sekarang kau ikut aku” tanpa menunggu jawaban Stevany Mark menarik pelan tangan gadis itu untuk kembali memasuki lift.
“Kemana kau akan membawaku? Jangan aneh-aneh ya” sungut Stevany pada Mark.
“Kau ini curigaan sekali, memangnya aku akan melakukan apa?” tanya Mark balik bertanya, Stevany menggigit bibirnya gugup. “Ya memang tidak ada sih, tapi kan aku tetap harus jaga-jaga” jawab Stevany gelagapan.
“Dengan Jeno saja kau tidak begitu” dengan suara yang lirih Mark menanggapi.
“Apa Mark? Kau mengatakan sesuatu tadi?” tanya Stevany yang dijawab gelengan pelan oleh Mark, mata laki-laki itu menatap pintu lift dengan pandangan kosong.
Stevany menyenderkan tubuhnya pada dinding lift, matanya menatap punggung Mark yang membelakanginya.Menunduk menatap lantai dengan mata yang menyendu. Merasa bersalah pada Mark, sejujurnya dia mendengar dengan jelas apa yang Mark ucapkan.
Stevany mengerjapkan matanya yang terasa berembun, mengalihkan matanya pada atap lift yang memantulkan bayangannya.
Stevany menatap tubuhnya yang tiba-tiba tertarik saat suara pintu lift itu berbunyi, gadis itu menatap dengan sendu tangannya yang digenggam dengan lembut oleh Mark.
Stevany merasa semakin bersalah pada laki-laki itu, orang yang selalu ada untuknya ketika apapun keadaanya saat itu. Tapi Stevany bahkan tidak bisa membalasnya dengan apapun.
Stevany bergumam kecil didalam hatinya, berandai-andai agar dirinya justu mencintai laki-laki yang ada didepannya saat itu. Bukan orang lain.
Begitu mereka berjalan menaiki tangga menuju atap, Stevany kembali teringat akan segala kejadian buruk yang dialaminya, saai itu. Mark yang ada disebelahnya, meminjamkan bahu laki-laki itu dan senyum bahagia yang dia berikan untuk Stevany.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You | JENO | MARK (END)
FanfictionPengen tau rasanya ketemu bias? Silahkan baca cerita ini ⬇