Ch 17 | Dia Yang Selalu Ada

81 11 8
                                    



Mark mengayunkan genggaman tangannya pada Stevany dengan pelan, matanya memandang matahari sore yang bersemburat jingga. Melirik pada Stevany yang menundukkan kepalanya. Memandang sepatu mereka yang berjalan beriringan diaspal jalan pemukiman padat dikorea.

"Apa sepatu itu terlihat lebih menarik dari pada aku ?" ucap Mark terkekeh saat Stevany terlihat panik mendengar pertanyaannya. Kakinya berhenti berjalan, menghadapkan dirinya pada Stevany.

"Apa gunanya aku membawamu kesini jika kau tetap bersedih" Mark mengusap kadua pipi Stevany yang memerah, Mark menatap mata Stevany yang sembab. "Bisakah aku selalu melihatmu bahagia ? jika begini caranya. Aku tidak akan melepasmu" ucap Mark menggunakan bahasa Korea.

"Tidak ada apa-apa" ucap Mark lagi saat melihat kebingungan diwajah Stevany, tangannya menyingkap rambut Stevany yang menutupi wajah gadis itu.

"Setidaknya tersenyumlah untukku, meski hanya sedikit"

Stevany mengerjapkan matanya yang terasa memanas, lagi-lagi Mark yang selalu membuatnya tersenyum. Bukan orang lain. Bukan orang 'itu'. Dengan senyum kecil dibibirnya Stevany kembali menatap Mark. "Seperti inilah Stevany yang aku kenal" Mark tersenyum dengan lebar saat Stevany menggerutu kesal ketika dia menarik kedua pipinya.

"Ini sakit Mark" ucap Stevany sembari mengelus pipinya.

"Tidak sesakit saat aku melihatmu menangis" Stevany kembali terdiam saat Mark mengucapkannya dengan wajah yang datar. Lamunannya terhenti saat tangannya digenggam erat oleh Mark.

"Ayo berlari sampai puncak tanjakan itu, yang kalah harus mentraktir pemenangnya" tunjuk Mark dengan senyum manis pada puncak tanjakkan didepan mereka.

"Oke, mulai" tanpa menunggu aba-aba dari Mark Stevany langsung berlari mendahului Mark, sementara yang dicurangi hanya tersenyum dengan lebar sebelum kemudian menyusul Stevany yang berteriak jika dialah pemenangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke, mulai" tanpa menunggu aba-aba dari Mark Stevany langsung berlari mendahului Mark, sementara yang dicurangi hanya tersenyum dengan lebar sebelum kemudian menyusul Stevany yang berteriak jika dialah pemenangnya.

"Jangan menyusulku, aku pasti akan menang Mark" Stevany terus berteriak pada Mark yang ada dibelakangnya, gadis itu sedikit memelankan larinya saat mendengar suara ringisan seseorang. Matanya membulat panik saat melihat Mark yang meringis sembari memegang pergelangan kaki kirinya.

"Kau sedang bercandakan Mark ?" dengan mata yang memicing curiga Stevany masih terdiam ditempatnya, Mark hanya diam tanpa menjawab. Tangannya terus mengurut pelan kaki kirinya dengan hati-hati.

"Ada apa denganmu Mark ?" dengan raut khawatir Stevany mendudukkan dirinya didepan Mark, matanya menatap Mark dan kaki kiri laki-laki itu secara bergantian.

"Entahlah, mungkin sedikit terkilir" jawab Mark dengan ringisan setelahnya, "Kenapa kau ceroboh sekali Mark" ucap Stevany dengan kesal, matanya menatap penuh khawatir pada Mark.

"Kenapa galak sekali" dengan mulut dimajukan Mark memprotes.

"Bisa bantu aku berdiri ?" tanya Mark yang langsung disambut oleh Stevany, tangannya dengan hati-hati membantu Mark untuk berdiri. "Itu apa Stev ?" pertanyaan Mark membuat Stevany menoleh kebelakang tubuhnya, "Tidak ada apa-apa" Stevany kembali mendelikkan matanya saat melihat Mark yang berlari menjauh dengan kaki yang baik-baik saja.

Meet You | JENO | MARK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang