"Sudah merasa lebih baik ? Tenanglah Stev, masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Jangan khawatir, management telah mengurus semuanya"
"Berdirilah, kita lakukan sesuatu yang menyenangkan" Mark melepaskan pelukkannya pada Stevany, mengusap pelan bekas air mata di pipi Stevany.
"Tersenyumlah.." Mark menarik dua sudut bibir Stevany keatas dengan pelan. Stevany terkekeh melihat tingkah konyol Mark yang berusaha membuatnya tersenyum.
"Nah, seperti itu. Kau terlihat semakin cantik" Stevany hanya terdiam tanpa menanggapi ucapan Mark, yang menurutnya hanya candaan. Stevany memukul lengan Mark yang ada dipipinya.
"Apa yang akan kita lakukan ?" tanya Stevany dengan senyum kecil dibibirnya, suaranya masih sedikit serak karena menangis.
Mark menarik Stevany ke pinggir pembatas gedung hotel itu, Stevany mengikuti arah pandang Mark ke bawah gedung. "Mereka terlihat seperti semut.." ucap Stevany pelan.
"Naiklah.." tunjuk Mark menggunakan tangannya dan menepuk tembok pembatas yang tingginya sebatas dada mereka.
"Ka-kau bercada ? Apa maksudmu dengan 'naik' ? kau tidak mengajakku untuk bunuh diri kan. Aku masih waras jika kau ingin tahu ?" Mark berdecak sebal sebelum menjawab.
"Naik saja, aku tidak akan mendorongmu kebawah kok" Mark tertawa dengan lebar saat mendapat delikkan tajam dari Stevany.
"Ayo, biar aku pegang tanganmu ?" dengan ragu Stevany meraih uluran tangan dari Mark. Dengan bantuan dari Mark, Stevany dengan sedikit bergetar menaiki tembok pembatas hotel.
"Woaaaah.." Stevany dengan takut meraih kedua tangan Mark yang ada di belakangnya, "Cobalah untuk berdiri" Stevany kembali mendelikkan matanya.
"Kau mau membunuhku ?" Mark menyeritkan dahinya, "Jika aku mau membunuhmu, aku akan mendorongmu sekarang juga ?" Stevany berteriak dengan kesal saat Mark berpura-pura akan melepas genggaman tangannya.
"Jika aku jatuh, kau harus bertanggung jawab Mark !" Mark hanya terkekeh dengan suara yang keras.
"Tenang, aku akan menikahimu nanti" Mark meringis dengan miris saat tangan kanannya diremas dengan kencang, "Bukan itu maksudku, memang kau pikir aku hamil anakmu apa ?!"
"Ya siapa yang tahu kan ?" dengan jahil Mark mengedipkan sebelah matanya pada Stevany.
"Kucolok matamu baru tahu rasa" Stevany tertawa dengan lebar hingga matanya menyipit, "Lakukan saja jika kau mau, dan aku akan melepas tanganku ini" tunjuk Mark dengan matanya pada dua tangannya yang menggenggam tangan Stevany.
"Okay, okay. Aku minta maaf ya, aku tidak akan melakukannya" dengan pasrah Stevany mengikuti arahan Mark untuk berdiri di atas tembok pembatas
"Sudahkan ?" Stevany merengut dengan kesal saat Mark menggelengkan kepalanya, "Lepas dulu kedua tanganku" ucap Mark dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet You | JENO | MARK (END)
Fiksi PenggemarPengen tau rasanya ketemu bias? Silahkan baca cerita ini ⬇